Chapter 6 - Pavilion Teratai (3)

68 11 0
                                    

Pada sisi lain di dalam kerajaan, Qiaofeng memandang lekat Mingyi yang sedang melakukan laporan kegiatan agrikultur minggu ini. Mingyi yang terganggu, "Apakah tujuanmu ke sini hanya untuk memandangku?" "Iya!" jawab Qiaofeng sambil tertawa mendapat pertanyaan yang sudah pasti jawabannya. Ia benar- benar merengek ke Shi Wudu hanya untuk memandang Mingyi, kekasih rahasianya sepanjang hari. Mingyi yang tidak mengerti jalan pikir kekasihnya ini langsung membuka topik kecil, "Bagaimana kondisi adikmu?"

"Sebenarnya baik - baik saja. Tapi aku kaget di awal- awal tabib bilang kalau penglihatan Qingxuan sudah rusak ditambah amnesia. Dia bahkan lupa ama aku , gege, sampai Xielian. Padahal dulu Qingxuan berteman dekat sekali dengan Xielian. Ngomong - ngomong Qingxuan, dia sekarang berbeda sekali, Jie!"

"Berbeda gimana?"

"Dulu Qingxuan benar - benar tidak bisa diam, selalu ingin keluar, bahkan ia lebih cerewet dari aku. Sekarang entah kenapa dia menjadi lebih tertutup, banyak diam. Bayangkan deh Ming-Jie. Sekarang Qingxuan tahan untuk main di kolam ikan 2 jam! Aku sampai kaget melihatnya!"

"Jujur, aku tidak bisa membayangkan Qingxuan yang diam."

"Ya kann! Terus yang bikin aku lebih kaget lagi, Qingxuan bisa masak! Qingxuan sejak dulu tidak pernah masak, tapi kali ini dia masak, dan hasilnya enak banget Jie. Ayam yang dia bikin terlalu enak!"

"Jadi inget Shi Wudu pernah mengeluh perut sakit di tengah - tengah rapat. Katanya, makan makanan pedas kemarin malam."

"Itu mah si gege aja yang lemah, ga bisa makan pedas. Aku sama Qingxuan malah lahap banget makannya kalau ada cabai. Semakin banyak, semakin enak!"

"Kau gila?"

-

Qingxuan yang terlelap tidur tiba - tiba mendengar suara yang cukup bising. Seperti ada orang baru yang berbicara? "Lucu sekali kalian kalau seperti ini," seseorang berbicara dan suara tawa terdengar. "Sanlang, jangan ganggu Qingxuan," ucap suara yang mirip dengan Xielian. Qingxuan membuka kelopak matanya sedikit dan merasa kepalanya menindih sesuatu. Tiba - tiba ia menegakkan kepalanya dengan panik, "Maaf- maaf." ucap Qingxuan dengan panik.

Orang yang disebelahnya membalas, "Tidak apa - apa." Suaranya sangat tenang dan rendah. Qingxuan yang mendengar suaranya terpesona dengan suaranya yang sangat dalam. Tapi Qingxuan tidak berani untuk menaikkan kepalanya, ia tetap menunduk. Merasa bersalah pada orang disebelahnya, ia telah menyandarkan kepalanya di bahu orang tersebut selama beberapa waktu. Sekarang ia menyadari kalau di sekelilingnya sangat bising seperti ada 3 orang lebih. "Maaf, saya Shi Qingxuan. Kalau tidak keberatan, namamu?" tanya Qingxuan dengan sopan.

"Hexuan."

"Salam kenal Hexuan, maaf jika bahu kamu pegal."

"Saya sudah bilang, tidak apa - apa," jawab Hexuan dengan nada yang sedikit kesal di telinga Qingxuan. Qingxuan yang merasa tertekan dengan nada suaranya hanya bisa menjawab, "Maaf dan terimakasih."

"Hm"

Setelah itu, mereka berdua berdiam -diam. Hexuan yang tenang, sedangkan Qingxuan sudah sangat rendah diri di dalamnya. Perasaan itu ditambah dengan rasa kebingungan yang besar dengan segala suara di penjuru arah. Hingga Xielian memanggilnya, "Qingxuan! Kenalkan, disini ada Huacheng, suami Qirong - Lang Qianqiu, dan tentunya orang di sebelahmu, Hexuan."

"Salam kenal semua, aku Shi Qingxuan." jawab Qingxuan dengan sopan

"Salam kenal, Qingxuan. Aku Qianqiu. Semoga kau tidak keberatan dengan perilaku suamiku satu ini," ucap Qianqiu dengan suara yang cerah dan tegas.

"Kau menjelekkanku?" tanya Qirong dengan nada serius dan seperti ingin marah

"Bukan begitu sayang-" sebelum Qianqiu menyelesaikan kalimatnya, Qirong sudah kembali mengetus, "KAU BOHONG! KAU SAMA SAJA SEPERTI YANG LA-" Hal diluar dugaan Qingxuan, tiba - tiba Qianqiu mencium Qirong. Qingxuan tidak tau dimana Qianqiu mencium dimana, tapi ia bersyukur ia tidak dapat melihatnya.

"Inget oi! Ada orang lain disini," ucap Muqing

"Mereka mana ada malu si?" seseorang menjawab, yang Qingxuan tebak adalah Huacheng.

Lang Qianqiu yang tidak memperhatikan mereka, "Sudah sayang, jangan marah - marah lagi. Tidak bagus untuk bayi kita. Nanti aku belikan tiket opera kesukaanmu malam ini, ok?" "Ok," jawab Qirong malu - malu, mukanya yang sudah merah, membuat ia semakin lengket dengan Qianqiu. Memeluk lengan Qianqiu dan membenamkan mukanya ke bahu Qianqiu. Semua orang di pavilion itu hampir ingin muntah melihat Qirong yang tersipu - sipu. Akhirnya mereka sambil minum teh dan makan - makanan ringan di meja. Mungkin yang tidak diketahui oleh Qingxuan adalah fakta bahwa Hexuan dari tadi selalu memperhatikannya.

Beloved Pelagic (XXRS AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang