Chapter 3 - Istana

90 13 0
                                    

Malam ini, seperti biasanya Shi Wudu, Qiaofeng, dan Qingxuan makan malam bersama. Kali ini, Qiaofeng dan Qingxuan membuat ifumie, mie yang digoreng di minyak panas dan disiram dengan tumisan sayur dan daging. Shi Wudu dalam hati sangat bersyukur, bukan makanan pedas lagi. Kedua adiknya pecinta makanan pedas, suka menuangkan cabai ke makanan mereka tanpa memikirkannya. Bahkan ia terbelalak melihat Qiaofeng menuangkan minyak cabai yang banyak sekali di mangkuknya. Apakah mereka bisa hidup tanpa cabai?

"Ge! Besok aku boleh ikut ke istana tidak?" tanya Qiaofeng

"Buat apa?" tanya balik Shi Wudu

"Aku mau ketemu Ming-jie!" seru Qiaofeng dengan girang. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Mingyi, salah satu menteri muda bagian agrikultur.

"Bagaimana dengan Qingxuan?" Shi Wudu tanya kembali

"Qingxuan mau kenalan dengan beberapa ger tidak?" tanya Qiaofeng

Qingxuan yang dihadapkan dengan pertanyaan tersebut, langsung berpikir. Apakah ia siap untuk bertemu orang baru? Apakah ia akan dikucilkan seperti dahulu? Tetapi kemampuan sosialnya sudah jauh lebih baik berkat Qiaofeng. Apakah ia harus mencoba? "Bo-... boleh," jawab Qingxuan. Ia harus berani! Ia sudah mendapatkan keluarga yang menyayanginya, ia harus coba untuk mendapatkan teman.

Qingxuan benar - benar tidak bisa tidur di malam harinya. Subuh sekali, sebelum matahari menyambutnya, Qingxuan sudah ke depan kamar Qiaofeng. Ia mengetuk beberapa kali pintu kamar kakaknya. Qiaofeng yang sedang menata rambutnya, membuka pintu. "Tumben Qingxuan. Pagi sekali kau bangun hari ini," ucapnya. "Jie, boleh minta tolong tidak?" tanya Qingxuan.

Qiaofeng dengan semangat, memilih baju yang bagus untuk Qingxuan dan meminta beberapa pelayannya untuk menata rapi rambut Qingxuan dan rambutnya. Setelah Qiaofeng puas dengan penampilannya dan Qingxuan, ia memberikan Qingxuan sebuah topi bambu yang dilengkapi dengan kain. "Kau butuh topi ini. Jangan sampai muka kamu dilihat oleh Peiming!"

"Siapa Peiming?" tanya Qingxuan

"Teman gege, dia benar - benar buaya! Hati - hati sama dia, nanti aku akan beri aba - aba kalau kita bertemu dengannya," jawab Qiaofeng. Qingxuan mengangguk dan mengambil topi tersebut. Setelah itu mereka sarapan dengan Shi Wudu dan bergegas ke kereta kuda.

Qingxuan baru pertama kali menaiki kereta kuda, berpegangan dengan Qiaofeng. Perjalanan mereka ke istana cukup singkat. "Nanti gege akan menjemput Qingxuan di Pavilion Teratai. Dan Qiaofeng, jangan lama -lama, kita bertemu lagi di sore hari," ucap Shi Wudu. "Baik," sungut Qiaofeng. Sedangkan Qingxuan lama - lama semakin berdebar - debar. Cemas, dan takut bercampur menjadi satu. Ketika kereta berhenti, Shi Wudu keluar terdahulu.

"Qingxuan, kalau kau tidak tahan dengan mereka, minta salah satu orang saja di dalam pavilion untuk mengirimkan pesan ke gege. Nanti gege akan langsung menjemputmu," ucap Shi Wudu

Qingxuan yang diberikan kepastian dari Shi Wudu, menganggukan kepalanya. Sekarang hatinya berdebar - debar bukan hanya dari kecemasannya saja, tetapi juga rasa bahagia bahwa Shi Wudu memperhatikan perasaan dan kenyamanannya. "Kalau begitu, Gege kerja dulu," pamit Shi Wudu. Qiaofeng dan Qingxuan juga ikut keluar dari kereta. Tidak lupa, Qingxuan memakai topi yang diberikan oleh Qiaofeng. Kain yang berada di topi menjalar keluar dan menutupi wajah Qingxuan.

"Ok! Yuk Qingxuan, ke pavilion teratai!" seru Qiaofeng dengan semangat. Dengan tongkat dan genggaman tangan Qiaofeng, mereka berjalan. Tingkat kecemasan Qingxuan sebagai Huasen semakin meningkat. Untungnya Qiaofeng memulai pembicaraan, "Makanan di sana enak - enak Qingxuan! Tehnya sangat harum dibandingkan teh yang dibeli gege. Kue kering dan mantao-nya juga sangat terkenal dengan rasanya. Tapi, kalau ada Ger bernama Xielian menyuguhkan makanan ke kamu, kalau bisa jangan kau terima."

"Kenapa Jie?" tanya Qingxuan

"Makanan dia ga ada yang pernah berhasil. Dari bentuk dan rasanya, seperti penyihir membuatnya. Padahal tampang pangeran tersebut sangat lembut dan cantik," ujar Qiaofeng

"Ok, akan kuingat Jie," jawab Qingxuan. Beberapa detik kemudian, Qingxuan bertanya, "Kira - kira ada siapa saja yang berada di sana Jie?"

Beloved Pelagic (XXRS AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang