Chapter 24 - Titik Redup (2)

51 8 0
                                    

Hari sudah tiba dimana Qingxuan melahirkan buah hatinya bersama Hexuan. Hari yang ditunggu - tunggu oleh Qingxuan dan hari yang paling ditakuti oleh Hexuan. Qingxuan melahirkan di tengah - tengah kondisi krisisnya. Syukurlah, buah hati mereka hadir di dunia ini dengan keadaan sehat. Qingxuan yang sudah lemas, mendekap bayinya di dadanya. Bersama dengan Hexuan disampingnya, Qingxuan benar - benar sangat bahagia menyambut bayinya, Hexi. '希' yang berarti harapan, menandakan harapan dari Qingxuan dan Hexuan untuk bisa menjalani sisa hidup mereka bersama.

Kehadiran Hexi diterima baik dengan sekitar mereka, bahkan Hexuan yang sebenarnya khawatir, tetap menerima kehadiran Hexi di kehidupannya. Akan tetapi, kondisi Qingxuan setelah melahirkan Hexi semakin memburuk. Seluruh tubuhnya terasa lemah, tidak ada tenaga untuk duduk ataupun berdiri. Pernapasannya juga sangat terganggu. Kepalanya sangat nyeri seperti ingin pecah di detik - detik tertentu.

Hexuan yang tidak tahan melihat Qingxuan seperti ini, langsung membawa Qingxuan ke salah satu tempat dekat laut, dengan udara yang sejuk. Udara laut yang mungkin dapat membawa berkah kepada kondisi kesehatan Qingxuan. Namun, hal tidak berjalan sesuai dengan harapan Hexuan.

"He-Xiong?"

"Aku disini," jawab Hexuan, mengelus rambut Qingxuan dengan sangat pelan di malam ini.

"He-Xiong, sebenarnya aku juga takut."

"Kenapa kau takut? Kau akan baik - baik saja disini bersamaku," ucap Hexuan dengan ambisi dan hal - hal positif yang harus ia curahkan kepada Qingxuan.

"Tetap aku takut. Takut semua ini hanya mimpi dan aku akan kembali ke realitaku sebenarnya. Aku akan sendirian disana tanpamu, jie-jie, gege, dan Hexi" isak Qingxuan

"Kau masih bisa bertahan disini, Huasen. Tenanglah, kau sudah berjanji padaku."

"He-Xiong, bolehkah kau memelukku?" tanya Qingxuan

"Tentu," jawab Hexuan. Ia memegang tubuh lemah Qingxuan dan mendekatkan tubuhnya di dalam pelukannya. Qingxuan yang merasa hangat dengan pelukan Hexuan, perlahan- lahan meraba pipi Hexuan dengan satu tangan. Meraba perlahan - lahan muka Hexuan, orang yang dikasihinya. Mungkin Qingxuan tidak akan pernah melihat muka Hexuan, tetapi hati Hexuanlah yang selalu membuatnya terpikat. Ia mengakuinya.

"Aku tidak pernah mencintai siapapun di seluruh hidupku kecuali kamu. Aku mencintaimu, He-Xiong. Sangat mencintaimu." lirih Huasen

"Aku juga mencintaimu, Huasen. Tidak ada orang yang bisa menggantikan besarnya rasa cintaku kepadamu sampai akhir," balas Hexuan, tetap memeluk dan mengusap punggung Qingxuan. Qingxuan dengan mata yang setengah terbuka melihat ke arah suara Hexuan yang ia sangat kasihi, tersenyum dengan lebar, mendengar balasan dari suaminya, "Maaf jika aku mengingkari janjiku" Sebelum Hexuan bereaksi, Qingxuan telah menurunkan tangannya dari wajahnya dan menutup matanya dengan senyuman kecil yang menghiasi muka pucatnya.

Hexuan yang melihat tubuh dingin suaminya, terbelak. Qingxuan-nya, Huasen-nya sudah tiada.. Tetesan air mengenai muka dan jubah Qingxuan yang sudah dingin, mengalir dari mata hitam Hexuan yang meratapi suami terkasihnya, satu - satunya orang yang paling ia kasihi di dunia ini telah meninggalkannya.

Beloved Pelagic (XXRS AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang