Chapter 11 - Menteri Kelautan

51 10 1
                                    

Qingxuan yang setelah mengunjungi Qirong sekarang bingung mau melakukan apa. Apa sebaiknya ia langsung pulang ke rumahnya saja? Huacheng ama Xielian sudah pergi duluan sejak 10 menit yang lalu. Hexuan yang masih disebelahnya daritadi menemani Qingxuan.

"Kau sibuk hari ini?" tanya Hexuan

"Tidak. Sama sekali tidak," jawab Qingxuan dengan cepat, tanpa berpikir

"Kau mau berkunjung ke gedung menteri kelautan?"

"Boleh! Kau bekerja disana?"

"Tentu, aku bisa dibilang ketua di menteri kelautan."

"Benarkah? Keren sekali. Apa kau benar - benar suka laut?" tanya Qingxuan dengan mata yang berbinar - binar, sebab ia sebagai Huasen selalu suka laut untuk menenangkan dirinya

"Tentu aku suka laut. Kau?"

"Aku sangat suka laut!" seru Qingxuan dengan senyuman

"Bulan depan mau ke laut bersamaku?"

"Mau! Aku sudah lama tidak ke laut," jawab Qingxuan. Seingat dia, terakhir kali ia pergi ke laut adalah sebelum ia menjadi Qingxuan

"Baiklah, nanti aku akan kabarkan lagi tentang perjalanan ini," jawab Hexuan. Tangan Qingxuan langsung digandeng oleh Hexuan. Berjalan ke arah gedung menteri kelautan. Mereka berjalan cukup panjang. Akan tetapi, Qingxuan benar - benar merasa nyaman. Walau terkadang mereka tidak berkata apa - apa, hanya menikmati presensi satu sama lain. Bila Hexuan atau Qingxuan memulai pembicaraan, mereka akan saling menghargai perkataan satu sama lain dan pembicaraan mereka merupakan salah satu hal yang Qingxuan sukai dari Hexuan.

Waktu benar - benar tidak terasa hingga Qingxuan sampai di gedung menteri kelautan. Di tempat ini, Qingxuan bisa mendengar suara daun yang ditiup oleh angin, air yang mengalir dari tempat yang tinggi. Tapi, disini sangatlah rindang dan sejuk dibandingkan tempat lain. Hexuan membawa Qingxuan ke salah satu tempat ruangan dengan jendela yang besar. Perlahan - lahan, Hexuan menarik sebuah bangku dan menuntun Qingxuan untuk duduk sebelum Hexuan sendiri duduk di samping Qingxuan.

"Apakah disini ada air terjun?" tanya Qingxuan

"Tidak. Tapi kita punya kolam dengan air terjun kecil buatan," jelas Hexuan

"Tempat ini sepertinya bagus. Udaranya sangat sejuk!" tutur Qingxuan

"Kau bisa bilang begitu. Sebab pohon disini sangat banyak." jawab Hexuan. Beberapa detik, Qingxuan menikmati udara di sekitarnya. Hingga akhirnya Hexuan bertanya, "Sudah hampir jam makan siang. Kau mau makan siang disini?" Qingxuan mengangguk kepalanya.

Siang itu, Hexuan dan Qingxuan menghabiskan waktu di dapur, masak makan siang bersama. Qingxuan yang terkejut kalau Hexuan bisa memasak dikit. Akan tetapi, Hexuan lebih terkejut mengetahui bahwa Qingxuan sangat mahir dalam memasak. Makanan mereka sederhana berupa nasi goreng, dengan bahan yang terbatas, tetapi mereka benar - benar menikmatinya. Perut yang penuh, disertai dengan hati yang juga dipenuhi dengan kebahagiaan.

Setelah itu, Hexuan mengajak Qingxuan untuk ke taman belakang yang dipenuhi dengan bunga Peony putih. Indra penciuman Qingxuan langsung diserbu dengan wangi harum bunga Peony, ia meraba salah satu bunga yang ada dengan sangat pelan, takut untuk merusak bunganya. Hexuan yang memetik salah satu bunga peony kecil, menyelipkan bunganya ke daun telinga Qingxuan. Qingxuan benar - benar tidak mengerti kenapa Hexuan selalu memberinya sesuatu tanpa mengharapkan imbalan, dan hal tersebut akan selalu membuatnya berdebar-debar ! Mungkin mukanya sudah berwarna merah.

"Aku baru sadar, tadi kamu meraba muka Guzi," ucap Hexuan

"Iya, walau aku tidak bisa melihat muka Guzi, aku bisa membayangkan mukanya dengan indra sentuhanku," tutur Qingxuan.

"Apakah kau pernah membayangkan wajahku?" tanya Hexuan

"Hmmm, pernah. Waktu aku mendengar suaramu."

"Oh ya? Apa yang kau pikirkan?"

"Pria yang kharismatik!" jawab Qingxuan. Hexuan hanya bisa tertawa kecil.

"Kau mau mencoba meraba mukaku?"

"Apakah kau keberatan?"

"Sama sekali tidak," jawab Hexuan. Ia menggenggam kedua tangan Qingxuan dan menuntunnya ke pipinya yang tirus. Qingxuan perlahan - lahan meraba muka Hexuan mulai dari pipi, dahi, alis, kelopak mata, hidung, bibir, hingga dagunya dengan hati - hati. "Tampan," jawab Qingxuan, "Sangat tampan."

Beloved Pelagic (XXRS AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang