TOM 03 [Kematian Andra] ☑️

3.4K 163 6
                                    

"A,----apa, Har? Kamu jangan bercanda! Sekarang kamu ada dimana?" Tanya ibu mertuaku sangat panik.

"Sekarang juga, kita semua akan kesana!"

Mas Hari mematikan telepon, sementara Ibu menelepon Bapak dan mencari Dini dan mbak Rara bergantian.

Aku di sini yang tidak tahu ada apa sebenarnya, hanya bisa diam.

Sebenarnya apa yang mas Hari katakan pada Ibu? Sampai Ibu mertuaku sepanik itu?

"Ada apa ini, Bu?" Tanya Dini mendekat.

Rara tak kalah panik ketika membaca sebuah pesan dari mas Hari yang baru saja ia terima.

"Ayo antarkan ibu, Din! Nanti Bapak menyusul, dia masih di jalan."

"Rara, kamu cepat kabarin Budhe Yanti sekarang! Kita berangkat ke rumah sakit sama-sama!" Kata Ibu sembari mengambil tas miliknya dengan segera.

"Rumah sakit? Siapa yang sakit, Bu?" Tanyaku penasaran.

"Andra kecelakaan, sekarang dia ada di rumah sakit." Ucap Ibu dengan wajah bingung.

Aku sangat terkejut, mendengar kabar tentang Andra, anak bungsu dari Budhe Yanti yang baru saja mengalami kecelakaan itu.

"Gina, kamu tetap di rumah, ya. Jaga Ifa sama Radit, kita titip mereka sebentar karena mau ikut Ibu ke rumah sakit." Ucap mbak Rara.

Aku mengangguk cepat, tanpa meminta untuk ikut. Karena percuma saja, sudah pasti aku tidak akan di perbolehkan ikut ke rumah sakit dan diminta untuk menjaga anak-anak saja di rumah.

Sebenarnya aku juga sangat syok mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Andra, apalagi ia sampai di larikan ke rumah sakit.
Entah bagaimana keadaannya sekarang, semoga Andra baik-baik saja.

Aku langsung memeluk Ifa dan juga Radit, mereka sangat ketakutan tidur sendirian.
Mereka terus saja menangis mendengar kabar tentang Andra, sulit sekali mata kami terpejam.

Suasana malam semakin tegang, karena hati ini selalu di selimuti oleh rasa khawatir.
Sekarang, hanya ada aku dan anak-anak dirumah, semuanya ikut ke rumah sakit melihat keadaan Andra.

Hati tidak tenang, perasaan gelisah melanda, berulang kali mengecek ponsel, berharap ada notifikasi chat ataupun panggilan masuk dari mas Hari, hanya sekedar memberi kabar, namun nihil!

Tidak sempatkah mereka memberikanku kabar tentang Andra?

Bagaimana kondisi Andra saat ini? Kenapa tidak ada satu di antara mereka yang menghubungiku?

Apakah semuanya baik-baik saja?

*

Tak lama kemudian, suara sirine mobil ambulance terdengar semakin dekat, mobil tersebut malah parkir tepat di depan rumah budhe Yanti.
Ramai sekali suara tangisan banyak orang yang terdengar sangat memilukan, mereka terus saja memanggil-manggil nama Andra.

Aku yang baru saja bisa memejamkan mata beberapa detik, namun di kejutkan dengan suara riuh di depan rumah budhe Yanti.
Suara yang tidak asing dan sangat aku kenali, mereka adalah keluarga besar mas Hari, terutama suara budhe Yanti yang semakin histeris memanggil anaknya.

Aku langsung beranjak bangkit dari tempat tidur, saat itu juga Ifa dan Radit terbangun dan mengekor di belakangku.
Setelah menyibak gorden, ternyata benar saja!
Mereka pulang dengan kesedihan mendalam. Aku langsung menuntun tangan Radit dan Ifa keluar, melihat apa yang sebenarnya telah terjadi.

Seluruh badanku gemetar ketika melihat tubuh Andra di gotong ke dalam rumah dengan keadaan me ngeri k a n.

Semua yang ada di sini menangis histeris, terutama budhe Yanti dan Ibu mertuaku.
Ada mas Hari juga disana yang sibuk mengusap air matanya yang kian luruh, sementara kak Rara dan Dini menangis sesenggukan, di belakang petugas ambulance yang sedang membawa jenazah Andra ke dalam rumah.

TAKUT ORANG MATI? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang