TOM 28 [Pulang ke Kota] ☑️

2.5K 147 40
                                    

"Ifa, Radit?"

Kami berlari menghampiri mereka yang sedang di ikat dan di bekap mulutnya di dalam kamar.
Setelah kami berhasil membukanya, Ifa dan Radit langsung memeluk ku.

"Tante Gina, kami takut!"

"Kami takut, jangan tinggalkan kami lagi tante!"

Sebisa mungkin, kami berusaha menenangkan mereka berdua.

"Sa-kitt," Keluh Ifa padaku.

Tangan nya memar dan bengkak, setelah ku sentuh Ifa berteriak kesakitan.

"Tangan kamu kenapa, sayang?" Tanyaku ke arah Ifa.

"Tangan Ifa di tarik oleh Tante Rara," Tutur Radit.

"Mungkin tulangnya bergeser, lihat saja tangan nya sampai bengkak," Ucap kak Bayu ikut menyentuh tangan Ifa.

"Ya Allah, sebenarnya apa yang terjadi pada kalian, sayang? Maafkan tante Gina sudah meninggalkan kalian,"

"Jangan tinggalkan Ifa lagi, tante. Ifa takut,"

Aku mengangguk, "Tante Gina tidak akan meninggalkan kalian lagi, Ifa sama Radit akan ikut tante Gina pulang ke kota, apa kalian mau ikut sama tante?" Tanyaku. Mereka mengangguk.

"Nanti tante bawa Ifa berobat disana, biar tangannya nggak sakit lagi. Sabar ya sayang," Ucapku mengeratkan pelukan.

"Om Har, Nenek dan Kakek!" Teriak Radit, ketika mengingat bu Sari dan pak Robi--orangtua mas Hari.

"Nenek sama kakek berteriak kesakitan!" Sambung Ifa.

"Dimana Nenek sama Kakek, sekarang?" Tanya mas Hari.

Kedua anak itu saling berpandangan.

"Kami tidak tahu Nenek dan Kakek kemana, mereka tiba-tiba menghilang!" Tangis Ifa dan Radit pecah kembali.

"Hilang bagaimana, sayang?" Tanyaku perlahan.

"Nenek dan Kakek tiba-tiba hilang tante, kami tidak tau mereka kemana.
Sebelum itu, Nenek dan Kakek berteriak minta tolong pada kami di dalam kamar, tapi saat kami ingin masuk ke kamar, pintunya terkunci dari dalam. Kami tidak bisa masuk."

"Tante dan Ibu yang membuka pintu kamar Nenek, tapi Nenek sama Kakek sudah tidak ada di dalam."

"Setelah menghilangnya Kakek dan Nenek, rumah kita berubah menjadi gelap dan panas sekali!
Tubuh kita seperti terbakar api saat itu, hingga kemudian rumahnya berubah menjadi sangat dingin.

Ifa sama Radit menggigil, Ibu sama tante berteriak histeris.
Mereka bilang kalau salah satu tangan nya Ibu dan tante membeku.
Dengan cepat kami keluar dari rumah, dengan bersusah payah."

"Sebelum berhasil keluar, kaki Radit di tahan oleh mahluk hitam sampai Radit tidak bisa keluar.
Ibu minta Ifa buat ninggalin Radit di dalam sendirian dengan cara menarik tangan Ifa kuat-kuat, sampai tangan Ifa sakit."

"Ifa masuk ke dalam rumah mencari Radit, ternyata Radit ada di kamar Nenek dan Kakek.
Kami saling berpegangan tangan dan langsung membaca doa, apa yang tante Gina ajarkan sama kami,"

"Setelah berdoa, hawa panas dan dingin yang kami rasakan mulai menghilang.
Sosok hitam itu juga menjauh perlahan, sehingga kami bisa cepat-cepat keluar dari rumah dengan selamat.

"Lalu, Ibu kalian kemana? Kenapa Ifa sama Radit bisa ada disini? Tanya mas Hari.

"Kami di bawa kesini sama Nenek Yanti, katanya Ibu sama tante Rara ada di sini,"

"Dimana mereka, Ifa?"

"Ibu dan Tante di b u n u h sama nenek Yanti!" Tutur Ifa kembali menangis.

"Ada banyak sekali darah yang keluar dari perut ibu!" Tangis keduanya.

TAKUT ORANG MATI? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang