"Mas, minta izinlah dulu sama Ibu dan Bapak."
Mas Hari menggeleng, "Mas tidak akan pulang ke rumah itu lagi, Dek. Mas sudah trauma. Karena mereka mas nyaris kehilangan kamu! Dan sekarang, kita kehilangan buah hati yang selama ini di dambakan."
"Tapi tanpa mereka, kamu tak pernah ada, Mas."
Hening...
"Tapi, Dek. Mas tidak yakin kalau mereka mengizinkan kita bersama. Kamu mau, mas tidak bisa lagi kembali kesini karena di tahan oleh mereka?"
Aku terdiam, rasa takut akan hal itupun melanda.
Aku ingat betul dengan perkataan Kanaya, mas Hari tidak akan berubah jika masih ada di sekeliling keluarganya."Mas," Panggilku.
"Aku takut terjadi apa apa sama mereka, terlebih lagi Ifa dan Radit masih disana. Aku mencemaskan nya,"
"Sebenarnya mas pun begitu, tapi mas sudah terlalu kecewa." Mas Hari menghembuskan nafas kasar.
"Paham, mas. Nanti setelah aku pulih, kita pulang dulu ke rumah kamu sebentar ya, Mas. Kita tengok anak-anak" Usulku.
"Aku ikut!" Ucap seseorang masuk dengan kursi roda, dan selang infus masih terpasang.
"Kak Bayu?"
"Dik, bahaya kalau kalian kesana berdua saja! Aku, ibu dan Habib Jeffri pasti akan menemani kalian,"
"Tapi, --------"
Belum juga selesai bicara, kak Bayu memotongnya. "Tidak ada tapi-tapian, aku sudah tidak apa-apa, lihatlah!
Laki-laki kuat sepertiku tidak perlu berlebihan di pikirkan.
Ini luka kecil, Dik! Justru aku yang mengkhawatirkan kamu. Sebagai seorang kakak, aku tidak ingin kejadian buruk menimpa adiknya lagi, karena saat itulah aku akan merasa bersalah karena gagal melindungi kamu.""Kamu itu habis merasakan sakit, yang lebih sakit dariku.
Aku akan menjaga dan melindungimu, sampai Hari bisa menjamin itu padaku!" Ucap kak Bayu penuh penekanan."Maafkan aku, mas."
"Aku bosan dengan kata maafmu itu, Har!" Jawab kak Bayu memalingkan wajah.
"Aku tidak akan berjanji lagi, tapi berilah aku kesempatan untuk membuktikan nya." Ucap mas Hari penuh harap.
"Ya, lihat saja. Aku akan pegang ucapan kamu. Kalau tidak terbukti, pergi saja kamu dari hidup adik ku.
Kamu pikir, tanpa adanya kamu di hidupnya, kami tidak bisa menghidupi Gina?" Kata Bayu meluapkan kekesalannya."Tolong, Mas. Berikan aku kesempatan kedua. Aku mencintai Gina,"
"Gina, kamu mau kan maafin mas? Kamu mau kan memberikan kesempatan kedua untuk bersama?
Kita membuka lembaran baru y, Dek." Mas Hari mendekat, ia sangat ketakutan mendengar gertakan dari Kak Bayu."Sudah, Yu. Biarkan mereka. Biarkan Hari membuktikan nya," Kata Ibu Kartinah meredam emosi anak lelakinya.
"Baiklah!"
.
."Kak Bayu, mas Hari, aku mau menanyakan sesuatu."
"Kenapa kalian bisa tau kalau aku ada di dalam rumah Kanaya?" Tanyaku, mengalihkan topik pembicaraan.
"Saat aku sampai di kampung Hari, tiba-tiba seorang perempuan datang menghampiriku.
Dialah yang menunjukan dimana keberadaan kamu.""Perempuan itu memintaku memejamkan mata karena akan ada sesuatu yang ia perlihatkan.
Saat itulah aku di buat tidak sadar oleh perempuan itu, disana aku bisa melihat semuanya dengan jelas.
Bahkan saat kamu di rumah suamimu, bagaimana perlakuan Hari yang tidak peduli sama kamu dan selalu mengikuti perintah keluarganya, meskipun itu jelas-jelas salah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKUT ORANG MATI?
No Ficción"Kenapa kita harus sembunyi, ketika mendengar kabar orang meninggal?" "Takut!" "Apa yang perlu di takutkan? Bukankah kita semua juga akan meninggal?" "Sudah jangan membantah!" 🍁Kisah perempuan kota bernama Gina, yang tinggal di kampung suaminya. ...