Alex
◈ⓓⓔⓣⓔⓒⓣⓘⓥⓔ◈
◑◈◐
•Apartemen Christian.
Dua puluh menit kemudian mereka tiba di gedung apartemen dua lantai. Di garasi sudah ada mobil hitam terparkir.Christian hanya bisa pasrah menatap pintu apartemennya. Dan pintu itupun terbuka dengan sendirinya.
"Oh bagus… sekarang kau berani pulang membawa seorang gadis." tegur Lean yang berdiri di ambang pintu.
"Good night, tante." sapa Alya yang tersenyum ramah.
Lean memperhatikan Alya dari ujung kaki hingga ujung kepala. "Kau… Alya teman semasa kecil, Christian itu kan?" tanyanya yang mengenali Alya sekarang.
"Benar… dia Alya, mother." kata Christian. "Harunya mother mengabariku sebelum pulang. Mungkin aku bisa menyiapkan makanan malam untuk menyambut kepulanganmu yang tak terduga ini." ujarnya kesal.
Tak biasanya ibunya ini ada di apartemen. Wanita gila kerja itu lebih suka menginap dihotel terdekat alih-alih pulang ke apartemen yang berjarak sedikit lebih jauh dari kantornya dan mengabaikan kedua anaknya.
"Tadinya ada sesuatu yang harusku bicarakan berdua denganmu. Tapi kau pulang membawa orang luar, sayang!" kata Lean dengan kalimat yang di manis-maniskan. "Besok sore datanglah kekantor kau mengerti kan, Christian." sambungnya saat hendak pergi. Namun langkahnya terhenti saat merasakan aura tak mengenakan dari putra nakalnya itu.
"Ada apa lagi?" tanya Christian sesaat.
Lean menyentuh kedua pipi putranya. menatap manik hitam itu dalam-dalam. "Baumu busuk." katanya yang saat membenturkan pelan keningnya dengan kening Christian. "Mana Absorber…" bisiknya pelan saat menutup mata.
Christian menutup matanya juga. Beban berat di pundak sedikit meringan sekarang. "Thank you, mother."
"Jangan pernah lupa menuinya, Christian." pinta Lean yang terlihat khawatir.
Christian menggangguk pelan. "Besok, aku akan menemuinya sepulang dari kantormu, mother."
"Bagus." ucap Lean lega, "Selamat bersenang-senang." sindirnya sebelum melangkahkan keluar.
Lean berlalu pergi begitu saja. Sebagai orang tua baik mungkin dia ingin memberikan waktu luang untuk Christian. Sesekali putra nakalnya juga butuh hiburan bukan.
Sepeninggal Lean… Alya dan Christian masih mematung di luar apartemen yang terbuka lebar.
Krukk… krukksss…
"A-aku belum makan apupun sejak siang tadi!" ujar Alya saat Christian menyantapnya yang tersipu malu.
"Masuklah." Christian yang mempersilakan Alya masuk duluan. Selepas menutup pintu dia melempar tasnya ke sofa, "Aku akan menyiapkan makan malam." katanya yang berlalu pergi kedapur.
Alya duduk di kursi manatap punggung Christian dengan tangan bertungku pada meja makan. Tangan lelaki itu sangat cekatan saat memegang pisau dapur dan juga spatula bergiliran.
"Bikin malu saja!!" cetus Alya saat aroma masakan membuat perutnya makin keroncongan.
Dua puluh menit kemudian salad, steak ayam dan steak kentang tersaji di meja makan. Mata Alya berbinar-binar menatap menu makan malam itu.
"Tunggu apa lagi… makanlah sepuasmu, All!" kata Christian yang baru saja duduk selepas meletakan segelas air putih di samping Alya.
Dengan pipi bersemu Alya mulai memotong steaknya. "Uem… rasa masakanmu memang yang terbaik." pujinya saat melahap potongan daging itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insiden Eyes
ActionProlog! Eyes sebutan untuk segelintir orang yang memiliki mata mistic. Kebanyakan dari mereka memiliki nafsu membunuh yang besar mebuat mereka ditakutti oleh orang-orang! Biasanya di satu negara terdapat tiga Eyes saja sudah membuat resah. Itu kar...