N i n e

637 117 9
                                        

"Aku takan memintamu untuk menyukaiku juga. Tapi tolong tetaplah percaya pada dirimu sendiri seperti biasanya."

"Karena dirimu adalah berkah bagi banyak orang termasuk diriku."

Mashiho menunduk dalam menahan tangisnya kuat kuat. Benar apa kata Yoshi bahwa dirinya itu istimewa.

Kalimat dukungan yg selalu ia dengar dari mama dan papa yang sangat ia sayangi walaupun tanpa ada hubungan darah sedikitpun. Mashiho merasa bodoh melupakan kalimat yang sudah menguatkannya sejak kecil itu.

"Aku juga menyukai mu" ucap Mashiho bersama tangisnya yang semakin deras.

Grep

"Terimakasih" Yoshi membawa tubuh ringkih Mashiho dalam pelukannya. Tangannya mengelus pelan punggung Mashiho dengan senyum mengembang yang tak henti hentinya terpampang di wajah Yoshi.

Dekapan itu semakin dalam kala keduanya mencoba menyalurkan rasa syukur dan kasih sayang satu sama lain.
Hingga Yoshi melepas pelan dekapannya saat sadar Mashiho tertidur.

Yoshi kembali meletakan Mashiho di kasur setenang mungkin agar laki laki yang kini berstatus pasangannya itu tak terbangun dari mimpi nya.

Pasangannya...

Yoshi tersenyum memandang lucu raut wajah polos Mashiho yang mendengkur halus dalam tidurnya.

Yoshi menarik selimut Mashiho mencoba menciptakan keadaan tidur yang senyaman mungkin.

Cup

Yoshi memberanikan diri untuk mengecup singkat dahi dan hidung Mashiho dengan lembut. Yang dicium merengut lucu mengundang kembali rasa gemas Yoshi yang tak henti hentinya muncul saat melihatnya.

Rasa bahagia seakan terus mengalir semenjak pertemuannya dengan Mashiho.

"Aku yakin ibu akan sangat menyukaimu jika ia masih ada di dunia ini."

Mungkin pertemuannya dengan Mashiho adalah takdir bagi Yoshi agar bisa merasakan rasa bahagia sekali lagi setelah sang ibu pergi.

Semua masalah Yoshi seakan mereda. Bahkan kehidupannya dirumah yang biasanya begitu suram kini kian membaik.

Tangannya merogoh ke saku mencari ponsel nya untuk melihat jam. Wajah nya merengut bingung saat menyalakan ponsel nya dan menemukan begitu banyak deretan panggilan tak terjawab dari orang orang dirumah termasuk sang ayah.

Rasanya Yoshi ingin menelepon kembali nomor sang ayah, tapi niat nya itu pupus kala mengingat ayahnya yang begitu sibuk. Ia tidak mau menganggu dan memperkeruh kembali keaadan mereka.

Jarinya segera menekan tombol panggilan ke mama nya. Nihil, ponsel sang mama bahkan tak aktif sama sekali.

Begitupun nomor Haruto yang juga tak menerima panggilannya.

Sial

Pikiran Yoshi bercabang memikirkan apa yang sedang terjadi.

Matanya menatap ragu saat melihat kontak sang ayah tertera dalam ponselnya. Seperti nya Yoshi harus mengakui dirinya belum siap untuk mengajak bicara kembali sang ayah.

Kakinya beranjak berdiri lalu berlari menuju sepeda motornya yang terparkir di depan rumah Asahi.

Yoshi harus segera pulang dan mencari tau apa yang terjadi.


Malam itu menjadi saksi bisu bagaimana Yoshi menyerah akan harapannya untuk mendapatkan pengakuan dari sang ayah

candle light [ Yoshiho ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang