[15] - Misi Berhasil!

77 5 0
                                    

"Serumit apapun kisah dalam hidupmu, jika ada dia di sampingmu, maka hidupmu akan baik-baik saja."

•My Rude Boyfriend•

*******

El duduk di sebelah Sheila. "Shei?" Panggilnya pelan.

Sheila membeku ketika El memanggilnya dengan nada lembut. Sejak kapan cowok itu bersikap lembut padanya?

Sheila mengerjap. "Huh? Kenapa?"

"Gue mau ngomong sesuatu." Ucap El serius.

"Ngomong apa?" Tanya Sheila ragu. Ekspresi cowok itu sangat serius membuat Sheila sedikit khawatir.

"Gue..." El menggantung ucapannya membuat Sheila semakin penasaran.

Sheila menunggu cukup lama, tapi El masih menggantung ucapannya barusan seolah-olah sangat sulit untuknya berbicara.

Sheila yang tidak sabar pun menghela napas berat. "Gue? Gue apaan si! Kalo ngomong yang jelas dong!" Protes Sheila.

El terdiam sebentar, detik berikutnya cowok itu bergeming.

"Gue mau ngasih ini." El tiba-tiba mengeluarkan sebuah kartu berwarna hitam yang di yakini Sheila adalah kartu kredit.

Orang-orang menyebutnya sebagai blackcard yang berharga. Sheila melongo ketika El menarik tangannya dan meletakan kartu itu di telapak tangannya.

"Lo gak perlu ngemis-ngemis minta uang sama Hans dan Chika. Uang gue lebih banyak dari mereka." Ujar El dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Sheila mematung melihat blackcard di tangannya. Mungkin setelah ini Sheila akan menjadi konglomerat?

Sheila menatap El dengan perasaan aneh. "Lo serius ngasih ini ke gue?" Tanya Sheila masih tak percaya, siapa tahu saja cowok itu hanya iseng mengerjainya. "Lo gak janda kan? Eh, maksudnya bercanda!" Sheila memukul bibirnya pelan setelah salah berbicara.

"Hmm, asal Lo nurut sama gue. Jangan terima pemberian Hans sama Chika."

Sheila kembali terdiam, Ia bingung harus menjawab apa. Entahlah, Sheila merasa bahwa dirinya bukan hanya sekedar ingin imbalan dari Hans ataupun Chika. Entah kenapa Sheila jadi ingin melihat El mengikuti olimpiade matematika, Sheila ingin melihat seberapa cerdas kah cowok itu. Bahkan mungkin Sheila berharap bisa melihat El menang di olimpiade matematika se provinsi. Sheila juga berharap bisa melihat cowok itu bermain basket dan menang pertandingan.

"Kenapa Lo diem? Lo gak mau nurut sama gue?" Tanya El yang membuat Sheila sedikit tersentak.

Sheila memainkan jarinya dengan gelisah. "Eum, gue bukannya gak mau nurut sama Lo atau mau ngebangkang. Gue sebenernya gak butuh-butuh banget sama uang yang Chika janjiin, gue juga gak butuh-butuh banget sama warung seblak yang Hans janjiin ke gue. Tapi gue kepikiran aja soal olimpiade matematika Lo yang menurut gue keren abis sih. Sayang banget gak sih kalo Lo gak ikutan olimpiade nya? Terus soal basket juga, kenapa Lo segitu gak mau nya main basket? Padahal Hans pernah cerita kalo Lo itu jago banget main basketnya." Jelas Sheila panjang.

El terdiam mencerna semua penjelasan dari cewek itu. "Jadi, Lo mau gue gimana?" Tanya El singkat.

Sheila mendengus. "Peke nanya pula! Ya Lo harus ikut olimpiade matematika plus ikutan club' basket lagi lah! Gue yakin Lo pasti bisa. Lo mau kan?" Ujarnya semangat.

"Mungkin gue bisa pertimbangkan soal ikut olimpiade matematika. Tapi, untuk ikut club' basket lagi kayaknya gue gak bisa. Finalnya gue gak akan pernah mau ikut club' basket lagi." Balas El dengan yakin.

My Rude Boyfriend ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang