3. Tragedi

80 17 5
                                    

Makasi banyak vote dan comment nya bestie! Vomment kalian berharga banget! Maaf kalo ada typo atau kata² yang kurang sesuai ya, mohon dimaklumi 😸
Happy Reading!
Borahae 💜

.

Jungkook POV.

1 minggu berlalu, Jungkook masih tidak bisa melepas pikirannya sejak kejadian tempo hari. Lalu terlintas di benak Jungkook untuk melihat Jihyo dari kejauhan sambil melewati depan toko kue itu. Bagaimanapun juga, sulit bagi Jungkook untuk melepaskan rasa yang sudah ia pendam selama 10 tahun ini pada Jihyo. Walaupun Jungkook berpikir sudah tidak ada kemungkinan lagi untuk dia dekat dengan Jihyo. Bahkan hanya untuk datang dan kembali mengunjungi toko kuenya secara rutin pun tak mungkin.

Akhirnya Jungkook kembali izin pulang lebih awal untuk melakukan rencananya. Jalanan sudah cukup sepi tidak seperti biasanya, mungkin karena suara gemuruh yang menggema dilangit membuat orang² menjadi malas keluar.

Jungkook berjalan dengan cepat menyusuri trotoar karena sudah mulai gerimis, tak lama kemudian terdengar suara gemuruh yang sangat keras beserta kilatan petir yang jelas ia lihat di depan matanya.

Orang² disekitarnya yang sedang berlalu lalang tiba² saja berhenti dan berteriak histeris menunjuk ke arah perempuan yang baru saja tersambar petir. Jungkook yang melihat dari jarak yang tidak terlalu jauh langsung membelalakkan matanya kaget tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Dengan cepat Jungkook berlari ke arah perempuan yang sudah di kerumuni oleh orang². Jungkook melihat perempuan yang tersambar petir itu adalah Park Jihyo, tubuhnya kaku dan mengeluarkan asap. Disamping Jihyo ada wanita yang menangis histeris sambil menelepon ambulans.

Jungkook yang masih sangat kaget dengan apa yang di lihatnya terduduk lemas di samping Jihyo yang tak sadarkan diri. Hingga ambulans datang dan membawa Jihyo, Jungkook menyodorkan diri sebagai walinya Jihyo kepada petugas medis.

Sesampainya di Rumah Sakit, petugas medis dan perawat membawa Jihyo ke ruang UGD untuk tindakan lebih lanjut. Sementara Jungkook diarahkan ke bagian admistrasi untuk mengisi berkas² pasien.

Tak lama kemudian seorang perawat datang menghampiri Jungkook ketika sedang mengisi berkas. Perawat itu memberikan sebuah bungkusan plastik, secarik kertas dan tas milik Jihyo pada Jungkook. Dia hanya menerimanya saja dan perawat itu berkata

"Kami akan menghubungi dokter spesialis penyakit dalam untuk melakukan Rontgen secara menyeluruh di tubuh pasien, karena tubuh pasien sangat kaku dan kami tidak bisa menindaklanjuti tanpa hasil Rontgen tersebut."

Jungkook hanya diam dan menyimak perawat itu memberikan penjelasan panjang padanya.

"Ini termasuk kejadian langka, karena pasien masih hidup dan detak jantung berdetak dengan normal. Tidak ada luka bakar atau gosong di permukaan kulitnya. Hanya suhu tubuhnya yang sangat dingin dan badannya yang kaku."

Penjelasan perawat itu membuat Jungkook mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti apa yang terjadi pada Jihyo saat ini. Jungkook sangat khawatir dengan keadaan Jihyo. Dia tak mau hal yang lebih buruk lagi terjadi pada Jihyo.

"Saya akan membawakan berkas untuk di tandatangani oleh anda selaku wali dari Park Jihyo, untuk menyetujui pemeriksaan Rontgen ini."

Perawat itu berlalu pergi meninggalkan Jungkook. Lalu Jungkook membuka bungkusan plastik itu dan melihat beberapa roti melon dan susu pisang lalu ada secarik kertas yang bertuliskan nama studio musik tempat Jungkook bekerja.

Jungkook tersenyum miris sambil menahan air matanya. Lalu kembali membuka tas milik Jihyo, mencari ponselnya untuk menghubungi ibunya Park Jihyo. Namun ponselnya terkunci membuat Jungkook kebingungan bagaimana caranya untuk menghubungi ibu Park Jihyo.

Jungkook kembali merogoh tas milik Jihyo, barangkali ada nomor ibunya Jihyo. Dan tebakan Jungkook benar, kartu nama Kim's Bakery ada didalam tas milik Jihyo.

Jungkook langsung menghubungi nomor yang tertera di kartu nama tersebut dan terdengar jawaban dari panggilan teleponnya.

••••••••••

"Wali dari Park Jihyo!"

Seorang perawat terlihat panik sambil berteriak berkali², Jungkook segera menghampiri perawat itu.

"Pasien atas nama Park Jihyo tidak ada di ruang perawatan!"

"Apa?! Bagaimana bisa?!" Jungkook mendengar hal itu tentu kaget dan emosi.

"Kami tidak tau pasien pergi kemana, sudah kami cari ke sekitar ruang perawatan pun tidak ada."

Disaat keadaan genting seperti ini, ibu dari Park Jihyo datang menghampiri Jungkook yang sedang bersama perawat.

"Nak Jungkook, bagaimana keadaan Jihyo?"

Nyonya Kim terlihat sangat cemas dengan mata yang berkaca-kaca seperti menahan tangis.

"Akan saya bantu cari." Ucap Jungkook pada perawat itu, lalu menghampiri nyonya Kim, ibu dari Park Jihyo. Dan mengajaknya duduk di ruang tunggu UGD Rumah Sakit.

"Maafkan saya." Jungkook membuka suara dengan lirih dan serak karena menahan tangisnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Nyonya Kim menatap lekat Jungkook dengan mata yang berkaca-kaca.

Jungkook menjelaskan semuanya pada nyonya Kim. Ibu dari Park Jihyo itu sudah tidak dapat membendung lagi tangisnya. Jungkook yang berada disampingnya merasa sangat bersalah dan merasa bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.

Jungkook POV End.

.

Kalo tertarik baca kelanjutannya tolong bantu vote dan comment nya ya! Borahe💜

.

Tbc.
_190122_

Back To You✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang