Apa kabar bestie? Sehat selalu ya!
Makasi banyak ya uda vomment, sayang kalian!💋
Happy Reading! Borahe 💜.
.
."Anda baik² saja nona?"
Park Jihyo yang baru saja membuka matanya sudah dikejutkan dengan sosok lelaki yang berdiri di samping kasur tempat ia terbaring.
"Siapa kau sebenarnya? Dimana ini?"
Jihyo bangun dan duduk di kasur, meski tubuhnya masih sangat lemas untuk bangkit tetap harus ia paksakan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.
"Santai nona, aku bukan orang jahat. Aku menolongmu."
Lelaki itu berjongkok di hadapan Jihyo sambil memegang tangan Jihyo dengan lembut.
"Ya! Apa yang kau lakukan?!"
Dengan cepat Jihyo melepaskan tangannya dan duduk mundur menjauhi lelaki itu sambil melihat lelaki itu dengan curiga.
"Aku hanya akan menunjukkan luka di lenganmu, lukanya cukup parah. Apa kau tidak merasa kesakitan?"
Lelaki itu mendekati Jihyo, menaikkan tubuhnya ke kasur seperti sedang merangkak. Lalu menarik lengan Jihyo perlahan, mengangkat lengan kemeja Jihyo yang panjang dan memperlihatkan luka Jihyo yang sudah mulai mengering.
"Apa yang terjadi padaku?"
Suara Jihyo mulai lirih lalu tubuhnya bergetar menahan air mata yang sudah menggenang dimatanya sambil masih merasa takut dan melihat curiga ke lelaki yang berada dihadapannya.
"Kau sudah lebih tenang sekarang?"
Lelaki itu mendudukkan dirinya disamping Jihyo sambil bersandar ke dinding kamar itu. Jihyo melihat ngeri pada lukanya lalu menurunkan kembali lengan kemejanya.
"Aku menemukanmu dijalan dengan luka yang ada di tanganmu. Mulutmu berlumuran darah, kukira kau korban dari perampokan."
"Lalu kenapa aku bisa disini?"
"Aku mencoba membawamu ke Rumah Sakit, tapi saat ini terbatas untuk pribumi."
Jihyo mengerutkan keningnya, tidak mengerti dengan maksud apa yang sudah disampaikan lelaki itu.
"Lalu ini dimana?"
Jihyo menoleh ke arah lelaki itu memandangnya lekat² merasa seolah Jihyo sudah mengenal lama lelaki itu. Terasa sangat familiar sekaligus asing diwaktu yang bersamaan.
"Rumahku."
Lelaki itu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu kamar.
"Sudah 3 hari kau disini dan belum makan apapun, kau tidak lapar?"
Jihyo membulatkan matanya, tersentak kaget dengan apa yang baru saja dia dengar. Ia langsung berdiri sambil memegang kepala dengan kedua tangannya seperti orang frustasi.
"Hah?! Apa katamu barusan?!"
"Isi dulu perutmu, kau pasti lapar."
Lelaki itu tidak menghiraukan perkataan Jihyo, dia berlalu pergi meninggalkan kamar itu. Jihyo mengekor lelaki itu keluar dari kamar lalu menuju meja makan yang berada tidak jauh dari kamar itu.
Jihyo melihat ke sekelilingnya, barang² antik dan bangunan rumah yang klasik. Jihyo merasa heran masih ada orang yang memiliki rumah seperti ini di jaman modern.
"Kau sungguh² dengan ucapanmu tadi?" Jihyo masih ragu, mungkin saja lelaki ini hanya bergurau atau bisa jadi berbohong.
"Apa raut wajahku sedang bercanda?" Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke depan wajah Jihyo sambil memasang wajah serius.
"Ya! Bagaimana aku bisa tau, aku bahkan tidak mengenalmu."
Jihyo menjauhkan tubuhnya dari lelaki yang berada dihadapannya ini. Dia merasa salah tingkah dengan apa yang sudah lelaki itu lakukan padanya.
"K-kau siapa?" Jihyo mengatur nada bicaranya agar tidak terdengar gugup.
"Sebelum kujawab, apa yang terjadi padamu sebelumnya?" Lelaki itu menatap lekat mata Jihyo dengan serius.
Benar, Jihyo tidak dapat mengingat apa yang terjadi padanya sebelum ditemukan oleh lelaki itu. Bagaimana dia bisa mendapatkan luka ini atau kenapa dirinya bisa tergeletak begitu saja di jalanan. Bahkan Jihyo sendiri tak tau jawabannya apa.
"Aku tidak ingat."
Jihyo memalingkan pandangannya ke arah lain agar tak bertemu padang dengan lelaki itu dan melihat suatu benda yang cukup mengejutkan untuknya namun dia menjaga ekspresi wajahnya agar tidak terlihat terkejut.
"Yaah, baiklah aku mengerti."
Lelaki itu duduk di kursi meja makan dan mempersilahkan Jihyo duduk di depannya.
••••••••••
Gadis bernama Park Jihyo berjalan menyusuri padang rumput dibelakang rumah lelaki yang menolongnya. Ia merasa seperti De Javu dengan tempat ini. Merasa familiar tapi asing.
"Kau belum menjawab pertanyaanku."
Jihyo menatap lelaki yang berjalan disampingnya. Dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya, lelaki itu memandang lurus ke arah bukit² berada. Hembusan angin menyentuh kulit mereka, Jihyo merapikan rambutnya yang di terpa angin.
"Kim Taehyung."
Lelaki itu menatap dengan lekat gadis yang berada disampingnya. Lalu tersenyum lebar memperlihatkan senyum kotaknya dengan deretan gigi yang rapi.
"Terimakasih telah menolongku Tuan Kim Taehyung." Jihyo membalas senyuman lelaki itu sambil menatapnya.
"Namamu?"
"Park Jihyo."
"Nona Park Jihyo." Lelaki bernama Kim Taehyung itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Sebaiknya kita kembali, kita sudah jalan terlalu jauh."
Jihyo berbalik arah menuju rumah Kim Taehyung. Dia merasa gugup jika berjabat tangan dengan Kim Taehyung, lelaki yang baru saja dikenalnya itu.
Taehyung mengikutinya dari belakang sambil memperhatikan Jihyo yang berjalan menjauh dari pandangannya.
.
.
.Penasarankah sama kelanjutan ceritanya? Atau makin garing?T_T
Mohon masukannya ya bestie!💜.
.Tbc.
_200122_
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You✨
Fanfiction"Kau adalah orang pertama yang membuatku tau bagaimana rasanya jatuh cinta." -Park Jihyo- "Walau aku tau bagaimana akhir dari cerita yang sudah kita rangkai bersama, aku tak ingin melepaskanmu." -Kim Taehyung- Park Jihyo gadis mandiri yang menjalani...