❄Bagian 26

63 14 2
                                    

Angelia merasakan sakit yang amat sangat di kepalanya, wanita itu membuka matanya. Dapat dia lihat cahaya terang yang sangat menyilaukan.

"Apakah Aku sudah mati?"batin Angelia bertanya-tanya.

Namun Angelia seketika terperangah ketika tidak sengaja menyentuh dadanya, dapat wanita itu rasakan sesuatu yang berdetak di dalam sana.

"Angelia."

Cahaya yang terang benderang tersebut tiba-tiba pudar, Angelia merasakan tubuhnya di tarik kuat.

"Hah."Angelia membuka matanya.

Tit...tit...tit...

Detak monitor langsung terdengar di telinga Angelia, wanita itu menatap linglung ruangan itu.

"Aku ada dimana."ucap Angelia.

"Angelia."seorang Gadis tiba-tiba datang dan menghambur ke tubuh Angelia.

"Gue benar-benar khawatir denganmu."bisik Gadis itu.

Dapat Angelia rasakan bajunya yang basah karena air mata yang berasal dari Gadis itu.

"Kau siapa?"tanya Angelia.

Gadis itu tersentak kaget, dia langsung melepaskan pelukannya dan menatap lekat Angelia.

"Ini aku Irene."jawab Gadis itu.

Angelia terdiam, rekaman memori bersama Edward tiba-tiba muncul di otaknya.

"Aku tidak mati?"tanya Angelia.

Irene memukul pundak Angelia.

"Kenapa kau berkata begitu bodoh! Seharusnya kau bersyukur masih di beri kesempatan untuk hidup!"kesal Irene.

Tangis Angelia pecah seketika, wanita itu tidak bisa menerima apa yang terjadi, seharusnya dia sudah ada bersama Edward di dunia baru mereka tapi kenapa malah kembali ke dunia nyata.

"Dimana bayiku?"tanya Angelia pada Irene.

Irene menatap bingung Angelia.

"Bayi apanya? Nikah saja kau belum."

Jawaban Irene lagi-lagi membuat hati Angelia sakit mendengarnya, tubuh wanita itu lemas seketika.

"Bawa Aku ke tempat Edward."Angelia meraung-raung.

Irene yang melihat itu tidak tinggal diam, Gadis itu segera memanggil Dokter.

Angelia menangis tersedu-sedu, hatinya bagaikan di tusuk belati karena menerima kenyataan ini, kenangan bersama Edward memenuhi isi kepalanya.

Dokter langsung datang dan mencoba menenangkan Angelia, namun wanita itu malah semakin mengamuk, Dokter yang melihat itu langsung menyuruh suster untuk memegangi Angelia agar bisa di suntik obat penenang.

Ketika suntik itu masuk ke dalam tubuhnya, wanita itu menjadi lemas dan mengantuk, para suster membaringkan Angelia kembali.

Dokter itu menatap ke arah Irene.

"Tidak papa, dia mungkin merasa trauma karena kecelakaan yang menimpanya."

Irene mengangguk.

Dokter dan para suster pergi meninggalkan ruangan, Irene berjalan ke arah Angelia dan mengusap lembut surai wanita itu.

"Edward .... Putriku ...."lirih Angelia.

Irene menggigit bibirnya, dia tidak tau apa yang telah terjadi pada sahabatnya itu.

****
"Ayolah Angelia, satu suapan saja."bujuk Irene sembari menyodorkan satu sendok nasi.

Angelia menggeleng, wajah Wanita itu terlihat sangat pucat karena dari pagi tidak makan apapun.

PRINCE AND PRINCESS(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang