Mata Edward membola tidak percaya, tubuh Angelia yang ia pegang, langsung Edward lepaskan begitu saja. Sedangkan Arabella membekap mulutnya, tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
Angelia dengan tatapan datarnya menatap Edward dengan lekat. "Kau siapa? Kenapa ada di kamar--"
Ucapan Angelia terhenti, ketika melihat sekelilingnya. Kamar yang terlihat mewah, pilar yang terbuat dari emas, dan dinding yang juga terbuat dari emas itu, membuat Angelia takjub. Dalam sekejap matanya berkaca-kaca.
Kembali pandangan gadis itu menatap Edward yang diam membeku.
"Kau sungguh tidak mengenalku?" suara Edward terdengar serak.
Angelia tidak menjawab, gadis itu malah semakin dalam menatap lekat mata hitam Edward. Arabella yang melihat ketegangan di antara mereka berdua langsung duduk di dekat Angelia.
"Aku tidak tau kenapa kau tidak mengingat kami, mungkin kepalamu terbentur sesuatu. Tak apa, tidak perlu mencoba mengingat, tabib sebentar lagi akan datang untuk mengecek kondisimu."
Angelia beralih menatap Arabella. "Tapi aku mengenalmu, Putri Arabella!"
Mata Arabella membola, ia langsung mengenggam kedua tangan Angelia dengan erat, binar kebahagiaan terlihat di matanya. "Sungguh?"
Angelia mengangguk. "Tentu saja, tidak mungkin aku melupan sepupu secantik dirimu," goda Angelia sembari menoel hidung mancung Arabella.
Arabella langsung mendekap tubuh wanita itu, hangat.
"Terus kenapa aku tidak kau ingat?"
Suara Edward membuat Arabella dan Angelia tersadar, Arabella menatap Edward prihatin.
Angelia menghela napas. "Aku mengenalmu Pangeran Edward. Tapi aku heran, kenapa kau seolah-olah dekat denganku sehingga terlihat khawatir dengan kondisiku. Setauku kita hanya kenal sebatas formalitas antara pangeran dan putri."
Ucapan Angelia tentu saja sangat menyakitkan bagi laki-laki yang menyandang gelar sebagai ayah itu. Terlihat jelas sorot kekecewaan di matanya.
Edward menyentuh kedua bahu Angelia, tidak lebih tepatnya mencengkram bahu Angelia dengan kuat. "Kau yakin hubungan kita hanya sebatas itu saja? Coba kau ingat lagi, sudah sejauh mana kita saling mengenal." Edward tidak menyerah begitu saja, ia mencoba menyakinkan Istrinya, ah Edward pun tidak tau apa wanita di depannya masih ber-status sebagai istrinya setelah sekian tahun mereka berpisah.
Wajah Angelia terlihat tidak suka melihat tatapan Edward, ia menepis tangan Edward yang ada di bahunya. "Jangan lancang kepadaku Pangeran, anda seharusnya tidak memaksakan--"
"Aku suamimu, Angelia!" Kesabaran Edward sepertinya sudah habis, ia lelah dengan semua yang telah terjadi. Ia bahagia bertemu kembali dengan Angelia, namun ucapan wanita itu setiap saat menghancurkan hatinya.
Arabella menarik Edward menjauh dari Angelia. "Sudah cukup, Ed. Kau tidak bisa memaksakan Angelia untuk mengingatmu, kita sudahi pertemuan ini, biarkan Angelia beristirahat dan menenangkan pikirannya, setelah itu kita berbicara kembali," lirih Arabella.
Edward tertunduk lesu, ia hanya bisa pasrah ketika tangannya di tarik keluar oleh Arabella.
***
Edward duduk di pohon besar itu, sorot matanya sedari tadi menatap lekat bangunan yang ada di depannya, di dalam sana terdapat sosok wanita yang sangat ia cintai, tapi sayangnya Edward tidak dapat menemui wanita itu."Ayahanda!"
Teriakan seseorang membuat Edward sontak mengalihkan pandangannya. Seorang gadis kecil tengah berlari ke arahnya, sembari membawa bunga mawar di tangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/295008595-288-k881256.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCE AND PRINCESS(End)
FantasyCerita Fantasy adalah dunia dimana kita dapat berimajinasi ketika membacanya, begitu juga denganku seorang Gadis yang sangat menyukai hal yang berbau cerita seperti itu. ANGELIA ROOSTER itulah namaku, nama yang akan membawaku menemui takdir dalam hi...