Extra part 3

11 0 0
                                    

Edward sedang mengemasi peralatan berkudanya, hari ini ia akan berangkat ke Kerajaan seberang untuk melakukan kerja sama. Tengah asyik mengemasi barang, Edward di kejutkan oleh seorang wanita yang berdiri di belakangnya.

Edward menatap lekat wanita itu, tidak percaya bahwa orang yang datang adalah Angelia.

"Kenapa? " tanya Edward dingin.

Kedua alis Angelia mengeryit tidak suka, apa-apaan wajah datar dan dingin itu. Padahal baru kemarin Edward mengatakan rindu padanya.

"Apa kau hanya akan berdiam diri disana tanpa mengatakan apapun? Aku sibuk, tidak bisa meladenimu, " ujar Edward ketus.

Edward berbalik badan, dan kembali sibuk menyusun peralatannya. Angelia hanya diam memperhatikan gerak gerik Edward.

Mungkin ada 30 menit, Angelia tetap berdiri di tempatnya, membuat Edward menjadi jengah sendiri. Ia kembali berbalik badan, dan menatap Angelia dengan wajah kesal.

"Jika tidak ada keperluan pergilah! " sentak Edward.

"Tck, dasar laki-laki kasar, apa salahnya aku melihatmu," sahut Angelia.

Edward maju melangkah mendekati Angelia, senyum sinis terbit di bibirnya. "Kasar? Kau tau 'kan, dari kemarin aku sudah mencoba bersikap baik padamu?"

Angelia melipat kedua tangannya, ia mendongok menatap mata elang Edward yang menghunus tajam ke arahnya.

"Apaan, dari kemarin kau juga bersikap ketus terhadapku, tidak segan-segan juga mengejekku, sedari dulu sikapmu memang selalu buruk. "

"Cukup, sedari kemarin aku hanya diam saja mendengarmu menghinaku. Kau tau 'kan aku siapa? Aku Raja disini, jangan macam-macam, " tekan Edward.

Angelia menggigit bibirnya. "Ak---"

"Pergi, aku tidak ingin di ganggu. " Edward memundurkan langkahnya.

"Kau mau kemana?" tanya Angelia sembari menatap barang-barang Edward.

"Berperang, " jawab Edward asal.

Mata Angelia membulat lebar, ia sontak mendekati Edward dan menyentuh lengan pria itu.

"Sungguh? Kau berperang dengan siapa? Apa berperang dengan Kerajaan luar? Apakah Kerajaan itu kuat? Lalu dimana pasukanmu? Kenapa kau hanya sendiri saja? Kalau kau mau, aku bisa ikut denganmu! "

Edward memijat dahinya, pertanyaan Angelia yang beruntun membuat ia pusing sendiri. Kembali mata elangnya menghunus tajam ke mata Angelia, namun perhatiannya sedikit terusik melihat wajah cemas wanita itu.

Sudut bibir Edward terangkat naik. "Kau khawatir? "

Angelia mengangguk cepat. "Tentu saja, aku takut kau terluk--"

Angelia yang sadar dengan ucapannya langsung bungkam, sedangkan Edward terlihat terkejut mendengarnya, pria itu tidak dapat menahan senyumnya.

"Kenapa khawatir? Apakah aku sepenting itu bagimu, hm? " Edward mendekatkan wajahnya.

"Ak--ku, itu--" Angelia menjadi gugup sendiri.

"Bicara yang jelas, aku ingin mendengarnya. " Tangan Edward terangkat menyelipkan anak rambut yang menutupi wajah wanita itu.

Gawat, jantung Angelia mulai berdebar karena perlakuan Edward barusan. Namun tubuhnya pun kaku, tidak bisa di gerakkan untuk sekedar menjauh dari Edward.

Tidak berhenti disitu, Edward mulai berani merangkul pinggangnya, membuat jarak mereka semakin dekat.

"Edward, " lirih Angelia.

PRINCE AND PRINCESS(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang