4

19 10 1
                                    

⚠⚠WARNING⚠⚠

Cerita ini murni dari pemikiran manapun tanpa mengopas dan merugikan pihak manapun jika ada kesamaan maka itu adalah ketidak sengajaan dan bisa tolong di tegur secara sopan
Be smart readers

     Sinar mentari mulai bersinar menyebarkan kehangatannya namun tampaknya ia kalah cepat dengan seorang cewek yang sejak tadi  telah sibuk memasak sesuatu di dapur untuk ia bawa ke sekolah

      Maura putri A atau biasa dipanggil Maura merupakan cewek sederhana yang kegiatannya setiap pagi adalah menggoreng gorengan yang nantinya akan ia titipkan di kantin sekolah

   Mungkin dipikiran kalian terlintas apakah Maura tidak malu?kenapa harus malu?asal halal not problem kan?karna tidak semua orang lahir dalam keadaan "beruntung"begitu juga Maura

   namun satu sisi ia juga tak mau kalau memanfaatkan ke tidak beruntungannya untuk meminta belas kasihan orang lain
Baginya selagi ia masih sehat masih muda masih bisa bekerja kenapa nggak?

"Fyuh...kelar juga pas banget jamnya ke sekolah aku harus cepet"
Ucap maura segera membereskan alat alatnya lalu bersiap untuk sekolah

                           *******

*ceklek*

   Perlahan maura membuka pintu Dilihatnya seorang wanita paruh baya yang tengah terbaring dia atas kasur dengan keadaan yang tidak bisa dibilang baik baik

"Ma"
Panggil maura lirih

"Maura berangkat ya mah,doain hari ini semua gorengannya laku jadi uangnya bisa buat berobat mama biar mama cepet sembuh"
Ucap Maura sambil mencium punggung tangan mamanya

  Perlahan maura merasakan sentuhan lembut di puncak kepalanya dan itu membuatnya seketika terkejut sekaligus senang

"Tangan mama yang satunya udah bisa digerakin?"
Tanya Maura senang melihat perkembangan sang Mama

"Iya....maaafin mama sayang Gara gara mama lumpuh mama ga bisa ngapa ngapain mama ga bisa bantuin kamu mama jadi nyusahin kamu maafin mama sayang belum bisa jadi mama yang baik buat kamu"
Ucap wanita paruh baya tersebut Dengan Air nata yang perlahan membasahi pipinya

  Melihat hal itu maura sontak menghapus air mata mamanya sambil tersenyum lalu meraih tangan sang mama dan menciumnya

"Mama ngomong apa sih,ini tu gaada apa apanya dibanding dulu mama ngrawat  maura dari kecil sampe sekarang mama itu mama terbaik yang maura punya dan mulai sekarang Mama harus janji sama maura kalo ada perkembangan apapun mama bilang ke maura ya?mama jangan lupa makan jangan lupa minum obat kemarin udah Maura beliin obat makan sama minumnya maura taro nakas jadi biar Mama bisa ngambil"

"Tapi kamu dapet uang dari mana nak?kok bisa beli obat?"

   Mendengar pertanyaan mamanya maura terdiam ia bingung harus menjawab apa, apakah ia harus jujur?tapi ia juga takut ia takut jika mamanya akan terkejut jika tau yang sebenarnya namun jika ia berbohong apakah mamanya akan memaafkan nya nanti?entahlah

"Itu mama tenang aja gorengan akhir akhir ini habis terus jadi Maura bisa nabung dan ngumpulin obat mama, yaudah maura pamit nanti maura telat jangan lupa makan sama obatnya Ma"
Pamit maura yang bergegas keluar dan memakai sepatunya

"Maafin maura ma maura terpaksa bohong"
Batin maura menyesal

                   **************
"Aksa...."
Teriak seseorang yang sontak membuat Aksa menghembuskan nafas kasar dari suaranya saja ia tahu siapa yang memanggilnya

AKSA MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang