10

7 6 1
                                    

⚠⚠WARNING⚠⚠

Cerita ini murni dari pemikiran manapun tanpa mengopas dan merugikan pihak manapun jika ada kesamaan maka itu adalah ketidak sengajaan dan bisa tolong di tegur secara sopan
Be smart readers


"Nyokap gue kenapa?"
Tanya Aksa ke Bastian sesampainya di rumah sakit

"Tadi waktu dijalan gue liat mobil bokap lo terus gue ikutin sampe sini dan gue ga gatau waktu bokap lo ketemu nyokap lo ngomong apa tapi tiba tiba nyokap lo histeris"
Jelas Bastian yang seketika membuat Aksa emosi

"Pasti ulah si Melisya, Sialan liat aja lo salah lo kalo macem macem sama gue"
Geram aksa dalam hati

"Sekarang Dimana bokap gue?"

"Masih di sana"

"Yaudah gue kesana ,lo disini aja ra"
Titah Aksa ke Maura namun tak dihiraukan nya ia tetap mengikuti Aksa di belakangnya sedangkan Bastian, ia memilih untuk pergi begitu mendapat chat

   Melihat kedatangan sang anak membuat Putra tersenyum miring, ternyata mudah sekali memancing sang anak

"Dateng  juga, awalnya saya malas ke sini tapi ternyata  ampuh juga, buktinya kamu langsung ke sini"

   Tanpa basa basi Aksa langsung menghajar sang ayah Namun entah kenapa kali ini sang ayah tak melawan ia hanya sesekali tersenyum miring melihat emosi di mata Aksa

"Aksa udah sa udah"
Kata Maura berusaha menenangkan Aksa, namun nihil justru Aksa dengan kasar mendorong Maura cukup keras kali ini Aksa tengah dikuasai oleh amarahnya jadi tidak mudah untuk menenangkan nya

*plakk*

"Kendaliin diri kamu Sa dia ayah kamu ga seharusnya kamu kaya gitu"
Ucap Maura setelah memberikan tamparan yang cukup keras ke Aksa

"Lo tau apa ra?dia....dia.."
Kata Aksa sambil menunjuk Sang ayah

"Dia ga pantes di sebut ayah, jangan kan ayah bahkan di sebut sebagai seorang pria aja ga pantes ra dia ga lebih dari seorang b******* gila harta yang tega numbalin keluarganya"
Ucap Aksa penuh emosi

"Terserah kamu menyebut saya apa tapi kamu harus inget satu hal ini baru peringatan kecil dan kalau kamu masih membangkang juga bisa saja saya membuat kamu nggak akan pernah bertemu dengan mama kamu SELAMANYA"

"Dan kamu"
Ucap putra sambil memandang Maura dari bawah sampai atas

"Kalo kamu masih sayang sama nyawa kamu dan keluarga kamu lebih baik jauhi anak saya Sebelum saya bertindak lebih jauh"
Ancam Putra yang langsung meninggalkan keduanya

"Sialan sakit juga pukulannya"
Gumam Putra sambil menyeka darah yang keluar dari sudut bibir dan hidungnya

"Ra tolong panggilin dokter"

"Iya sebentar"

"Ma tenang ma"
Kata Aksa berusaha menenangkan sang mama

"Pergiiiiiii...pergiiiiiiii"
Kata mama Aksa histeris

"Ini Aksa ma Aksa anak mama"
Kata Aksa masih berusaha mendekati sang mama

*prakkkk*

   Mama Aksa melempar Vas bunga ke arah Aksa beruntung tak mengenainya dengan cepat ia pun langsung meraih sang mama lalu membawanya ke dekapannya meskipun selalu memberontak Aksa berusaha agar pelukannya tak lepas

"Tenang ma tenang ini Aksa papa udah pergi ma Tolong jangan kaya gini"
Ucap Aksa selembut mungkin, melihat mamanya seperti ini merupakan kelemahan terbesar Aksa

AKSA MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang