9

10 7 0
                                    

⚠⚠WARNING⚠⚠

Cerita ini murni dari pemikiran manapun tanpa mengopas dan merugikan pihak manapun jika ada kesamaan maka itu adalah ketidak sengajaan dan bisa tolong di tegur secara sopan
Be smart readers

"Udah lepasin"
Kata Maura sambil mendorong tubuh Aksa Cukup kuat

   Aksa pun Pasrah meskipun sebenarnya ia masih ingin memeluk Maura namun ia juga mengerti bahwa Maura tak nyaman namun jujur entah kenapa hanya dengan memeluk Maura saja perlahan ia mulai bisa mengontrol emosinya kembali

"Ngapain kesini"
Tanya Maura to the point

"Ga boleh emang gue main ke rumah mba pacar?"
Goda Aksa yang tanpa disadari mampu membuat wajah Maura memerah
(ngalus terosss)

"Apa sih bukannya pacar kamu kak Melisya?"

"Gausah bahas dia"
Pinta Aksa dengan nada yang berbeda dari sebelumnya membuat Maura sedikit menelan ludahnya

"Sialan aku salah ngomong kah?"
Batin Maura bingung

   Melihat perubahan ekspresi Maura membuat Aksa sedikit melunak ia pun menarik tangan Maura menatap Maura dalam lalu mengelus tangan Maura pelan

"Sorry gue ga bermaksud bikin lo takut tapi gue minta jangan bahas dia apalagi kalo kita lagi berdua"

  Mendengar perkataan Aksa membuat Maura reflek memegang dahi Aksa lalu menyamakannya dengan suhu tubuhnya berharap tidak akan terjadi badai tsunami atau apapun itu setelah ini

"Normal"
Batinnya heran

"Sialan ga bisa di ajak romantis emang"
Umpat Aksa kesal, padahal ia tulus mengucapkan hal tadi namun malah di anggap bercandaan oleh Maura

"Lagian, ngapain tiba tiba kesini? Pake acara peluk lagi dan darimana dapet nomer aku?
Tanya Maura mulai menginterogasi

"Lo mau ngintrogasi gue sambil berdiri?gue ga disuruh masuk dulu gitu?"

"Huft yaudah masuk gue bikinin minum dulu"

                          **********
"Jadi?"
Kata Maura berusaha membuka topik pembicaraan sekaligus menghilangkan rasa ingin tahunya

"Apa?"

"Gausah pura pura lupa"

"Kan gue udah bilang gue mau nyamperin mbak pacar lo ga budeg kan?"

"serius Sa!!"

"Terus lo pikir gue bercanda?"
Kata Aksa menatap mata Maura dalam membuat mereka terpaku untuk sejenak sebelum akhirnya Maura memih membuang pandangannya ke arah lain

"Serah deh"
Kata Maura cuek pada akhirnya ia memilih mengalah daripada berdebat tidak jelas

"Emm....btw itu muka sama tangan kamu kenapa?"
Tanya Maura yang menyadari bahwa bibir Aksa terluka dan di tangannya ada bekas darah yang mengering

"Gapapa"

"Apanya yang gapapa infeksi tau rasa, tunggu bentar"
Titah Maura yang pergi mengambil kotak P3K lalu tak lama kemudian kembali

"Tahan bentar gue usap pake alkohol dulu biar bersih"
Kata Maura yang mulai membersihkan tangan Aksa dengan kasar yang sudah ia beri alkohol

   Beberapa kali Aksa meringis namun pandangannya masih setia menatap Maura entah kapan terakhir kalinya ada seseorang yang perhatian padanya seperti ini dulu mungkin ada mamanya, namun sekarang ia merasa tak punya siapa siapa

AKSA MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang