20

4 2 0
                                    

    ⚠⚠WARNING⚠⚠

Cerita ini murni dari pemikiran manapun tanpa mengopas dan merugikan pihak manapun jika ada kesamaan maka itu adalah ketidak sengajaan dan bisa tolong di tegur secara sopan
Be smart readers

"Berarti lo besok bolos bos?"
Tanya Tio yang Langsung mendapat jitakan untuk yang kesekian kalinya dari Rian

"kan udah dibilang bos bakal sewa orang     bego!!"

"Ya santai dong anj mulai besok gue mau pake helm kasian anjir lama lama pala gue dijitakin mulu, yang kuat ya pala jangan sampe ketularan ogeb nya Rian"
Ucap Tio diimut imutkan namun bukan terlihat imut dia malah seperti orang idiot

"Mending lo bawa pulang deh temen lo pusing gue"

"Iya gue juga cape badan gue rasanya remuk anj"
Keluh Rian yang mendapat anggukan dari semuanya kecuali Aksa

"Lo kalo cape juga istirahat bro obatin luka lo sama jangan lupa ganti baju gue yakin dia bakal lebih gasuka sama lo kalo penampilan lo kayak gembel gini"
Pesan Hans yang hanya asal diangguki oleh Aksa, karna jujur saja kali ini dia benar benar tidak peduli dengan itu semua

"Kalo gitu kita pamit"
Pamit Bastian yang segera meninggalkan rumah sakit diikuti Ketiga sahabatnya yang lain

                      ********************

"Gimana dok keadaan Pasien?"
Tanya Aksa sesaat setelah melihat dokter keluar bersama beberapa suster

"Pasien tidak apa apa tidak ada luka serius hanya beberapa luka memar dan luka kecil di kepala dan itu sudah kami obati Mungkin sebentar lagi pasien akan segera sadar"
Kata dokter menjelaskan keadaan Maura

"Syukurlah ,terima kasih dok kalau begitu"

"Sama sama itu udah kewajiban saya untuk mengobati pasien, kalau begitu saya permisi ada pasien yang harus saya rawat"
Pamit dokter yang diangguki oleh Aksa

    Setelah kepergian dokter itu Aksa perlahan memasuki ruang rawat Maura, Aroma obat mulai menyeruak memasuki indra penciuman Aksa meski sebenarnya Aksa tidak suka, namun ia tampak sudah terbiasa dengan hal itu Sehingga ia tidak  memusingkannya

  Perlahan Aksa mendekati Maura lalu duduk di kursi samping ranjang Maura, terlihat gadis itu seperti sedang terlelap dengan damai,ia nampak sangat cantik meskipun dalam keadaan tidak sadar, begitu melihat luka dibibir Maura serta memar yang ada hampir disekujur tubuh Maura membuat Aksa sadar dan kembali meruntuki dirinya sendiri Karna untuk kesekian kalinya ia tidak bisa menjaga orang yang dia sayang

"Maafin gue"
Batin Aksa lesu, pandangannya kini beralih ke tangan milik Maura, perlahan ia memberanikan diri untuk meraihnya dan menautkan jari mereka berdua lalu kembali menatap Maura yang masih belum mau membuka matanya

"Gue ga tau kalo jadinya bakal gini, niatnya gue mau kasih lo kejutan tapi kenapa jadi lo yang ngasih gue kejutan ra?"
Monolong Aksa sambil terus memegang erat tangan Maura

"Lo tau waktu pertama kita ketemu di Markas?harusnya waktu itu gue tau kalo lo adik Nio tapi bodohnya gue malah suka sama lo dan apa lo tau seberapa bahagianya gue waktu pertama gue lihat lo disekolah?sebelumnya gue sama sekali ga tertarik sama siapapun dan gue beruntung tuhan pertemuan kita waktu itu, andai lo ga nabrak gue waktu itu pasti gue gabakal bisa tau tentang lo"

"Dan asal lo tau ra, bahkan disaat gue tau semuanya gue ga bisa marah sama lo, lo mungkin bisa bilang gue pengecut atau pecundang karna cuman berani bilang kayak gini disaat lo bahkan ga bisa denger suara gue tapi gue pastiin setelah ini gue bakal buktiin semuanya ke Lo dan gue bakal berusaha buat dapetin hati lo lagi jadi gue mohon cepet sadar"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKSA MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang