14

6 4 0
                                    

⚠⚠WARNING⚠⚠

Cerita ini murni dari pemikiran manapun tanpa mengopas dan merugikan pihak manapun jika ada kesamaan maka itu adalah ketidak sengajaan dan bisa tolong di tegur secara sopan
Be smart readers


"Thanks udah nganterin gue pulang"
Kata Melisya yang hanya diangguki oleh Aksa membuat suasana canggung seketika menyelimuti keduanya

"Em oh ya jangan lupa besok jangan sampe telat"

"Iya bawel gue pulang kalo gitu"

"Hmm ati ati"
Pesan Melisya yang langsung diacungi jempol oleh Aksa dan tak lama Aksa pun melajukan motornya meninggalkan kediaman Melisya
 
                           *********
"Bang"
Panggil Maura lirih

"Maafin gue baru dateng bang"
Ucap Maura lagi, jujur saja melihat kondisi abangnya yang masih setia dengan mimpi panjangnya membuat Maura sangat sedih, ia merasa sangat kehilangan

    kehilangan sosok abang yang selalu memanjakannya sosok ayah yang selalu melindunginya sekaligus juga sosok sahabat yang selalu setia mendengar ceritanya

"Kenapa lo ga bangun bangun sih bang?ga kangen sama gue?ga kangen ngomelin gue?ga kangen jahilin gue bang hm?"
Tanya Maura yang perlahan mulai kehilangan kendalinya, air mata yang sejak tadi ia tahan perlahan tumpah menghiasi pipinya

"Gue kangen gue kangen lo bang..hiks...hiks..."

"Lo tau bang?gue udah ketemu sama dia gue udah hampir berhasil capai tujuan kita tapi kenapa bang? Kenapa sekarang hati gue ga sejalan sama pikiran gue kenapa bang?"
Ucap Maura yang mulai menumpahkan segala keluh kesahnya meskipun ia tahu abangnya tidak akan merespon namun ia tak peduli ia hanya ingin mencurahkannya agar ia merasa tenang

"Kenapa sih bang kenapa harus dia?kenapa harus dia yang berhasil buat gue kayak gini kenapa?"

"Sekarang gue bingung gue harus gimana bang apa gue harus tetep lanjutin?atau gue harus nyerah sama perasaan gue sendiri bang?gue ga mau ngecewain lo tapi gue juga ga mau kalo suatu saat gue nyesel gue harus gimana bang?"

"Andai lo udah bangun bang..lo pasti bisa jawab pertanyaan gue dengan mudah
..bangun bang bangun hiks....hiks...."

   Maura pun perlahan tenggelam dalam kesedihannya beruntung saat ini ia hanya berdua dengan sang kakak setidaknya apa yang barusan ia katakan hanya ia kakaknya dan tuhan yang tahu

"Hiks hiks....maaf bang baju lo jadi basah karna gue dan maaf juga karna gue baru dateng gue pamit pulang dulu karna mama pasti udah nungguin cepet sadar ya bang gue kangen sama lo lain kali gue janji gue bakal temenin lo lebih lama"
Ucap Maura mengusap air matanya lalu mengecup kening abangnya dan segera meninggalkan ruang rawat dikarenakan hari yang sudah sore serta jam besuk yang memang sudah selesai

     Namun baru saja meninggalkan ruang rawat langkahnya terhenti karna melihat seseorang yang tak asing banginya, ia pun segera menghampiri orang itu namun orang itu sama sekali tak mau menggubrisnya hingga terpaksa Maura menghadang jalan orang tersebut agar dapat berbicara dengannya

"Hana plis jangan gini Han"

"Minggir"
Kata Hana yang nampak tidak suka dengan keberadaan Maura

"Han dengerin aku du-"

"MINGGIR GUE BILANG SIALAN"
Bentak Hana yang langsung membuat Maura terdiam dan menyingkir dari Jalannya,

   walaupun baru mengenal Hana sejak duduk di bangku SMP namun Maura sangat hafal dengan sifat sahabatnya tersebut ia bukan tipe orang yang bisa sekasar ini apalagi dengan dirinya dan Nada yang Notabenya adalah sahabatnya

AKSA MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang