BT 3

6.2K 201 0
                                    

Pagi hari, Seungmin terusik dengan cahaya matahari yang menyusup diantara tirai kamarnya. Tak hanya itu, cahaya matahari itu bahkan melukai tangannya yang tak sengaja terpapar cahayanya.

Seungmin berniat bangkit mengambil obat untuk tangannya, namun lagi-lagi bagian kewanitaannya terasa perih dan panas. Cairan putih itu kembali membasahi paha hingga seprai ranjangnya.

" Ini gila!" Seungmin menjambak surainya kuat. Dia sama sekali tak mengerti apa yang sedang terjadi padanya.

Ponsel Seungmin tiba-tiba berbunyi, Seungmin merayap agar dapat menjemput benda kotak itu.

.
.
.
.

[FL] " Seungmin apa kau baik-baik saja? Aku ada di depan rumahmu tapi pintunya terkunci."

[SM] " Kenapa kau pagi-pagi kemari? Bukankah kelas kita mulai siang hari ini?"

[FL] " Hey nona! Jangan pura-pura amnesia! Kau pikir menelpon orang jam tiga pagi itu baik? Kalau bukan sahabat, akan ku biarkan kau mati kelaparan! Cepat buka pintunya!"

.
.
.
.

Felix menutup telponnya cepat. Seungmin menarik paksa seprai dan selimutnya dan memasukannya ke mesin cuci. Dia membersihkan diri dan menyemprot pengharum ruangan di kamarnya.

Setelah sekian lama menunggu akhirnya Seungmin membukakan pintu untuk Felix. Wajah manis itu mendadak kecut pagi ini.

" Maaf, ayo masuk." Seungmin mempersilahkan.

" Tidak perlu aku lebih suka berdiri di luar sini seharian!" Sindir Felix.

" Ayolah Felix, jangan marah...." Seungmin menarik manja tangan Felix dan mempersilahkannya duduk.

Hidung Felix mengendus aroma tak biasa dari ruangan kamar Seungmin.

" Sejak kapan kau pakai pengharum ruangan sebanyak ini?" Keluh Felix dengan tatapan tajam yang membunuh gerak Seungmin.

" Ah itu... Akhir-akhir ini banyak serangga yang masuk jadi aku harus menjaga kamarku tetap harum supaya mereka tak berani masuk. Iya, benar!" Seungmin terlihat gugup.

" Hmm.. Seungmin, kita kan sudah berteman lama. Kalau aku tanya sesuatu yang sifatnya pribadi padamu, kira-kira kau marah tidak?"

" Kau ingin bertanya apa?" Seungmin mulai tegang.

" Belakangan aku lihat perutmu itu seperti tak biasa, bagian bokong dan pinggangmu juga seperti agak berkembang. Bukan berpikiran porno atau bagaimana, tapi aku merasa jika perubahan fisikmu itu pasti ada alasannya. Apa___ kau___ hamil?" Felix menggigit ujung bibirnya. Dia sangat takut kata-katanya menyinggung perasaan sahabatnya itu.

Seungmin tertunduk lesu, airmatanya mengalir tak terbendung.

" Seungmin, aku tau kau bukan wanita yang seperti itu. Katakan padaku apa yang sudah terjadi? Apa ada laki-laki bejad yang berbuat tidak senonoh padamu? Katakan Seungmin?" Felix menggenggam kuat bahu Seungmin.

" Aku juga tidak tau Felix, aku tidak mengerti apa yang sudah terjadi. Setiap aku bangun dari tidur, kondisiku sudah berantakan dan perutku selalu penuh dengan sperma yang entah dari mana dan milik siapa... Aku harus bagaimana Felix? Aku harus minta tanggung jawab pada siapa?" Seungmin menangis kencang dalam pelukan Felix.

" Apa kau benar-benar tidak tau siapa yang melakukannya?" Seungmin menggelengkan kepalanya.

" Apa sebelum tidur kau sudah kunci semua pintu dan jendela rumah mu? Bisa saja ada orang asing yang masuk tanpa sepengetahuanmu."

" Semua sudah terkunci Felix, bahkan jendela dan pintu kamarku terkunci dari dalam dan semua masih rapih pada tempatnya saat aku bangun untuk mengeceknya."

" Itu tidak mungkin Seungmin!"

" Itu juga yang ku pikirkan Felix, tapi semua kejadian itu nyata, cairan itu, perutku ini, aku harus bagaimana?"

Felix pun tak menemukan jawaban atas pertanyaan Seungmin itu.

" Apa kau sudah periksakan kedokter? Mungkin saja perut buncitmu itu bukan karena hamil, bisa saja karena pencernaan mu yang kurang lancar."

" Aku juga berharap begitu, tapi setelah ku ingat-ingat sejak kejadian di kastil itu aku sudah tidak pernah mengalami datang bulan."

" Kejadian di kastil itu.... Tiga bulan yang lalu. Itu artinya..." Felix menujuk tajam perut Seungmin.

" Apa kau merasakan mual atau semacamnya?"

" Iya, semalam aku merasa mual dan untuk pertama kalinya aku bisa meminum susu."

" APA?!" Felix tak percaya dengan perkataan Seungmin karena dia tau jika Seungmin sangat membenci minuman tersebut.

Felix menghela nafas panjang, dia mengamati dengan seksama wajah pucat sahabatnya itu.

" Ya sudah, makanlah dulu. Itu bubur yang kau pesan jam tiga pagi ini! Kau harus habiskan, mengerti!" Felix mencoba mengalihkan pembicaraan.

" Itulah yang ingin ku tanyakan padamu. Aku tidak menelponmu jam tiga pagi. Aku benar-benar baru bangun tadi, saat kau bilang sudah berada di depan pintu rumah."

" Hahaha... Jangan bercanda Seungmin itu tidak lucu! Kau tau aku orangnya penakut."

" Aku serius!"

Keduanya kembali terdiam. Persoalan ini sungguh rumit bagi keduanya.












Kyuji_25

[ GS ] BANG TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang