BT12

2.9K 107 0
                                    

Felix berjalan sendirian menuju kelas, Jisung yang melihatnya langsung mendekap sahabatnya itu dalam pelukannya.

" Akh! Jisung lepaskan!" Felix meronta.

" Tidak seperti biasanya, kau jalan sendirian kekelas. Dimana romeo mu yang standar itu?" Ledek Jisung.

" Kami sudah putus,"

" Benarkah?! Wah! Itu berita bagus Felix! Akhirnya kau sadar juga! Kau memang pantas mendapatkan yang lebih baik dari lelaki rendahan itu!" Jisung sangat bahagia.

" Ngomong-ngomong jika kau mau, aku dapat mengenalkan mu dengan beberapa teman laki-lakiku. Apa kau mau?" Jisung menawarkan percomblangannya namun Felix tak tertarik.

" Maaf, aku sudah punya seseorang,"

" APA?! SECEPAT ITU?!" Jisung melongo. Felix hanya tersenyum padanya.

" Aku kekelas duluan ya, dah..."

" Wah cepat sekali dia berpaling. Ya! Felix! Tunggu aku!" Jisung berusaha mengejar Felix yang sudah berjalan lebih dulu.

Sementara itu Woojin diam-diam memperhatikan keduanya dari balik tembok dan terseringai.

" Jadi William sudah memilihmu Felix? Maka sudah tugasku untuk merebutmu di saat yang tepat!" Woojin tertawa.

Di sisi lain seseorang mengamati pergerakan Woojin dari balik buku bacaannya. Tubuh itu menghilang secepat kilat saat Woojin mulai menyadari ke beradaannya.

______________________________________

Hari ini Felix pulang malam karena dia mengambil les di luar jam kuliahnya. Felix berjalan sendirian menyusuri jalan yang gelap dan sepi.

Saat melintasi sebuah gang yang gelap beberapa pria sedang berdiri disana dan menatap Felix dengan penuh nafsu.

Mereka berjalan mendekati Felix. Perlahan Felix berjalan mundur untuk menjaga jarak aman dengan beberapa pria yang sepertinya sedang mabuk itu.

Felix berbalik cepat, namun sebuah tubuh menghalangi langkahnya dan mengekang tubuhnya dalam pelukan kuat.

" Woojin?"

" Iya sayang, apa kau merindukan aku Felix?" Woojin membelai surai Felix yang tertiup angin dan menghirup aroma Felix dari surai panjang itu.

" Lepaskan!" Bentak Felix dengan menarik paksa rambutnya dari jari-jari Woojin.

" Ku mohon, jangan ketus seperti itu sayang. Ayo kita nikmati malam kita yang sempat tertunda." Woojin membuka jaketnya dan mengedurkan celananya.

" Jangan macam-macam! Atau aku akan berteriak! Kalian juga mundur!" Felix menodongkan buku yang di pegangnya. Hanya itu yang bisa dia jadikan senjata untuk mempertahankan dirinya.

" Ayolah sayang, kami akan memuaskan mu malam ini! Kau akan menikmati surga duniawi yang semua orang inginkan. Diam dan terima saja milik kami di dalam mu!"

Beberapa laki-laki tersebut menyandra tangan dan kaki Felix. Mereka melebarkannya hingga membuat Woojin dengan mudahnya mengelus dan memijat paha putih itu hingga pangkal.

" Ini akan terasa nikmat sayang kau tenang saja!" Seringai Woojin.

" Lepaskan! Aku tidak mau! Tolong! Tolong aku!" Teriak Felix.

" Berteriaklah sekencang yang kau inginkan setelah itu mendesahlah dengan kuat sayang, agar aku bisa menikmati dirimu dengan seutuhnya hahaha..." Woojin membuka celana dalam Felix dan melebarkan pahanya.

" Tidak! Lepaskan! Jangan! JANGAN!!! TOLOONG!! SIAPA SAJA TOLONG!!"

Woojin membuka sarung senjata besarnya dan siap menjamahi keperawanan Felix untuk malam ini. Felix terus meronta hingga tak sengaja panggkal pahanya tergores dan berdarah.

Felix menendang kencang saham berharga Woojin hingga dia tersungkur menahan nyeri.

" Diamlah! Dasar jalang sialan!" Lelaki yang lainnya juga mencoba menjamahi Felix yang sudah terlanjur di lucuti oleh Woojin.

Felix semakin merasa terancam, dia mengingat kuat wajah William dalam ingatannya.

" Tolong lepaskan aku! Tolong aku!! Datanglah dan selamatkan aku! Aku tidak mau menjadi bulan-bulanan para lelaki hidung belang ini! Tolong datanglah cepat!" Felix menangis kencang.

" Siapa yang kau harapkan cantik? Dewa pun tidak akan keberatan bila kami menjamahi wanita secantik dirimu di bawah sinar rembulan hahaha... Bersiaplah sayang!"

" WIILLIIAAAMM!!!" Teriak Felix tiba-tiba.

" Iya berteriaklah yang kencang! Hahaha!" Mereka semua menertawai Felix yang menangis dan terus meneriakan nama itu.

" Apa kau sudah puas sayang? Sekarang saatnya kau memuaskan nafsu kami semua!"

" Jagan bermimpi untuk menyentuh gadisku!" William datang dan mengangkat tubuh lelaki setengah telanjang itu dan melemparnya kedinding pagar rumah hingga dia tak lagi berkutik.

" Kurang ajar! Ayo serang!" Mereka semua mengeroyok William. Tentu saja dengan mudah William menghindar dari serangan-serangan tak beraturan mereka semua.

William melumpuhkan para pria itu dengan sekali hantaman tangan dan membuat mereka semua lari kocar kacir. Sementara itu Woojin sudah menghilang lebih dulu dari tempat tersebut.

William menatap Felix yang terduduk lemas di sana. William menghampiri Felix dan menatap wajah sendunya.

" Sshhh! Argh!" Tiba-tiba nafas William menjadi berat, dia terusik dengan aroma darah yang keluar dari luka sobek dipanggkal paha Felix.

Dia menarik tubuh Felix hingga kini gadis itu terlentang di hadapannya dengan bagian bawahnya menghadap jelas di pandangan mata liar William.

" Tunggu apa yang akan kau__ aahhnngghh..." Wajah William menyusup diantara paha Felix dia menghisap kuat darah yang mengalir dari luka sobek tersebut.

Hisapan William yang sensual memprovokasi Felix, dia seperti dia berikan obat perangsang oleh William. Tangan William membelai lembut paha Felix membuat gadis itu berdesis geli.

" Jangan disini! Nanti ada yang lihat bagaimana nghh..." Felix tak lagi malu-malu pada William. Dia begitu terangsang dengan hisapan liar di pangkal pahanya.

William menatap wajah Felix yang terlihat sudah sangat horny begitupun dengan dirinya. Dengan cepat William melesat membawa tubuh Felix dalam pelukannya.












Kyuji_25

[ GS ] BANG TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang