Seperti biasa Bintang akan di sibukkan dengan setumpuk berkas-berkas pekerjaannya. Ternyata itu cukup melelahkan juga. Dia memijat pelipisnya, rasa pusing mulai menyergapnya. Ah sepertinya dia butuh seseorang yang bisa membantu dirinya agar pekerjaannya menjadi lebih ringan. Seketika nama Venus terlintas di pikirannya. Tapi Bintang masih meragukan Venus, apa gadis itu bisa atau tidak? Melihat kelakuannya sepertinya tidak. Akhir-akhir ini Venus tidak menampakkan dirinya lagi di depan Bintang, entah kemana perginya gadis itu. Apa dia sudah menyerah? Ternyata hanya segitu saja usahanya. Bintang kira Venus adalah tipe gadis yang tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang dia mau. Tapi ternyata Bintang salah. Usaha Venus tidak segigih yang Bintang bayangkan.
'Took tookk'
"Masuk" seorang pria muda masuk ke dalam ruangan Bintang. Bintang mengira yang mengetuk pintunya tadi itu Venus. Lagi-lagi dugaannya salah. Apa dia terlalu berharap? Ada apa dengannya? Kenapa mendadak dia memikirkan Venus? Venus itu tidak lebih seorang gadis pembuat masalah untuknya. Oh ayolah Bintang, ada apa denganmu? Apa otakmu sudah bermasalah? Kenapa kau terus memikirkan Venus?
"Ada apa Bim?" ah yang tadi mengetuk pintu itu Bima. Teman Venus sekaligus asisten Sakti. Bintang tentu tahu.
"Ah, saya hanya ingin memberikan laporan kesehatan pasien atas nama Karina Yoo Jimin dok" ujarnya lalu memberikan laporan yang di bawanya kepada Bintang.
"Terima kasih" ucap Bintang, Bima tersenyum lalu dia pamit.
"Eh tunggu Bim" langkah Bima langsung terhenti saat itu juga. Dia kembali berbalik melihat Bintang.
Bintang menggaruk lehernya, dia sedikit ragu, tapi jika tidak bertanya pada Bima dia tidak akan tahu, "Oh ya, temen kamu itu kemana? Saya tidak melihatnya akhir-akhir ini" entah ada apa dengannya, tapi dia cukup penasaran kemana perginya gadis pembuat masalah itu.
Bima masih mencoba mencerna perkataan Bintang, "Ah maksud dokter, Venus?" tanyanya memastikan, takut salah. Bintang mengangguk, siapa lagi pikirnya.
"Venus lagi sakit dok, jadi dia gak ke sini" jelasnya. Berhasil membuat Bintang terkejut. Ternyata Venus bisa sakit juga.
"Kalau boleh tahu dia sakit apa?" heh sejak kapan Bintang menjadi tukang kepo? Seperti bukan Bintang sekali.
Bima cukup sok mendengar pertanyaan Bintang yang tak terduga itu. Setahunya Bintang membenci Venus tapi kenapa mendadak Bintang menanyakan keadaan Venus? Apa itu tandanya Venus berhasil meluluhkan Bintang? Seketika ide berlian mencul di otak Bima. Dia akan membantu sahabatnya itu agar bisa menjadi asisten Bintang. Dan Bintang tidak akan berlaku kasar lagi pada Venus.
"Dia punya penyakit jantung dok, dan kemarin penyakitnya itu kambuh. Jadi dia harus istirahat total dan gak boleh kecapean" rasanya Bima ingin tertawa saja melihat wajah sok Bintang mendengar ucapannya. Astaga apa Bintang mempercayai ucapannya itu? Jika iya, sungguh bodoh sekali. Bima merasa berdosa sekali sudah membohongi atasannya sendiri. Kalau suatu saat Bintang tahu kalau dia membohonginya tamatlah riwayat Bima. Semoga saja Bintang tidak akan pernah tahu yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe💫
FanfictionSelalu di bawah langit yang sama, masih selalu di hari yang sama Selain kau tidak ada di sini, tidak ada yang berbeda sama sekali ~Universe~