13. Awan

276 41 0
                                    

Dengan langkah gontai Bintang menuju ruangannya. Hari ini adalah hari terburuknya. Bagaimana tidak? Setelah harus mengungkapkan fakta yang sebenarnya pada Karina, Bintang juga harus kehilangan Karina. Karina memilih pergi setelah mengetahui fakta sebenarnya. Entah kemana perginya Karina, Bintang juga tidak tahu.

Sejak kejadian di makam, Karina meminta agar Bintang tak menemuinya lagi setelah itu. Dan dengan berat hati Bintang pun menuruti permintaan Karina.

Bintang hanya berharap agar Karina baik-baik saja.

Ceklek

Bintang membuka pintu ruangannya. Sebenarnya ia malas untuk kembali ke rumah sakit lagi, namun ia juga tidak bisa begitu saja melalaikan tanggung jawabnya sebagai seorang dokter. Walau tidak dalam kondisi mood yang bagus, Bintang sebisa mungkin tetap profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai dokter.

"Akhirnya lo dateng juga"

Bintang sangat terkejut dengan sosok yang tiba-tiba bersuara itu.

"Bisa gak sih kamu gak usah ngagetin?"

"Hehe he, sorry" dengan cengiran khasnya.

Bintang menggelengkan kepalanya, lalu memilih untuk duduk di kursi kerjanya. Baru duduk, Bintang sudah di suguhkan dengan tumpukan berkas-berkas di atas mejanya.

Hufff

Karena masalahnya, Bintang jadi melalaikan pekerjaannya.

"Gimana?"

"Gimana apanya?" tanya Bintang.

"Karina"

"Dia pergi" jawab Bintang datar.

"Lo gak nahan dia?"

"Buat apa? Gue gak ada hak"

Hening.

"Lo gak coba buat ngungkapin perasaan lo ke Karina?"

"Udah" jawab Bintang santai.

"Hah? Serius?"

Bintang mengangguk.

"Terus di terima gak?"

"Karina sukanya sama Winter bukan aku"

"Sungguh miris"

Bintang mendengus kesal mendengarnya.

"Udahkan introgasinya? Aku banyak kerjaan Venus, lebih baik kamu keluar dari ruangan aku"

Venus tampak sewot di usir oleh Bintang.

"Dih, so sibuk lo!" cibirnya.

"Aku emang sibuk"

Mulut Venus tampak komat kamit, menyumpah serapahi Bintang. Walau tahu Bintang tak memperdulikannya. Ia mengabaikan Venus di dalam ruangannya. Di dalam hatinya ia masih menaruh rasa kesal pada Venus. Karena Venus Karinanya jadi pergi. Dan ia harus kehilangan orang yang amat di cintainya itu.

Brak

Venus menggebrak meja kerja Bintang.

"Ngelamun aja, mikirin apa sih lo? Karina? Yaelah, cewek masih banyak kali, buat apa sih lo galauin yang udah pergi? Lagian ya umur lo sama Karina tuh bedanya jauh banget. Masa iya lo suka sama tante-tante sih? Kaya gak ada cewek lebih mudaan aja" cerocos Venus. Namun tak di perdulikan Bintang. Bintang lebih memilih mengerjakan pekerjaannya yang tertunda ketimbang harus meladeni makhluk astral seperti Venus. Entah dari belahan mana Venus berasal yang jelas Bintang merasa Venus bukanlah makhluk bumi sepertinya. Karena selain kelakuannya yang tak jelas, Venus juga sangat pandai dalam memancing emosi orang. Bintang sampai heran, melihat Bima yang betah mempunyai teman seperti Venus ini. Andai itu dirinya, Bintang lebih memilih pindah planet saja ketimbang harus satu planet dengan manusia seperti Venus.

Universe💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang