Venus berjalan tergesa-gesa. Sepanjang jalan dia terus memaki Bima yang dengan tega meninggalkannya begitu saja.
'Awas aja tuh Bima kalo ketemu!'
'Bilangnya nungguin di bawah taunya pergi duluan! Dasar gak setia kawan!' gerutu Venus. Untung koridor rumah sakit sedang tidak terlalu ramai. Jadi tidak akan ada yang menatap aneh Venus.
Dengan masih terburu-buru Venus berbelok niatnya ingin menuju ke ruangan yang di bilang Sakti yaitu ruangan Bintang. Venus juga tidak tahu.
'BRUUUKK!'
Dari arah berlawan ternyata ada seseorang juga yang sama terburunya dengan Venus. Sampai mereka bertabrakan. Orang itu membawa bubur di tangannya, tapi kini bubur itu sudah beralih ke baju Venus sedangkan mangkoknya sudah jatuh berserakan di lantai. Venus menutup mulutnya dengan tangannya melihat baju kerjanya kotor. Sudah telat sekarang bajunya kotor lagi. Bisa habis nanti dia terkena amukan Bintang.
"M-maafkan saya, saya tidak sengaja" ucap orang itu yang ternyata seorang wanita.
"Maaf kamu bilang?! Kamu gak liat apa baju saya kotor gini?!" Venus menatap marah wanita itu. Sedangkan wanita itu tampaknya tidak takut sama sekali dengan kemarahan Venus. Padahal Venus sudah memasang wajah segarang mungkin.
Venus menatap dari atas sampai bawah wanita yang tadi bertabrakan dengannya, "Ck! Ternyata anak SMA. Lain kali kalo jalan hati-hati dek. Kan baju kakak jadi kotor" mendengar perkataan Venus membuat wanita itu menaikan satu alisnya.
"Kamu anak SMA mainnya kesini, main tuh di cafe, di mall, di sini mah tempat orang-orang gak waras dek. Nanti kamu ikut gak waras juga loh" lanjut Venus. Dia justru mengajak mengobrol wanita itu. Sepertinya Venus melupakan tujuan awalnya.
"Kakak sendiri ngapain di sini? Nanti kakak juga ikut gak waras loh" wanita itu membalikkan kata-kata Venus.
Venus memegang dagunya mencoba mencari jawaban yang bisa di pahami oleh anak SMA di depannya ini, "Kakak mau magang di sini dek, aslinya kakak juga ogah kalo gak di paksa sama ibu kakak. Ibu kakak tuh orangnya bawel banget. Apalagi tiap pagi, mulutnya itu udah kaya radio rusak, bikin telinga sakit" bisa-bisanya Venus menghibahi ibunya sendiri.
Wanita yang ada di depan Venus hanya mengangguk, "Oh ya baju kakak?"
Venus melihat ke bajunya. Ah benar dia melupakan nasib bajunya yang kotor. Terus dia harus bagaimana sekarang?
"Gak papa, nanti kakak bisa bersihin di toilet" ucap Venus.
"Mau aku bantuin gak kak?" Venus tersenyum lalu dia menepuk kepala wanita itu.
"Gak usah kakak bisa sendiri kok. Mending kamu sekarang pulang ke rumah, gak baik anak SMA main lama-lama di sini"
"Oh ya kakak pergi dulu ya, mau nemuin calon bos kakak heh he"
"Nama bos kakak siapa?" tanya wanita itu membuat Venus keheranan.
"Hm namanya Bintang kalo gak salah. Gak tau deh kakak juga belum liat orangnya langsung, liat fotonya aja belum" wanita mengangguk.
Venus lalu mendekatkan wajahnya ke arah wanita itu, 'Katanya calon bos kakak itu galak' bisik Venus tidak ingin terdengar orang lain. Bisa bahaya jika ada yang mendengarnya.
Wanita itu tersenyum, "Oh ya? Terus kenapa kakak mau kerja sama dia?" tanyanya cukup penasaran.
"Kan udah kakak bilang, kakak terpaksa" ucap Venus.
Wanita itu kembali mengangguk, "Kakak mending cepet ke ruangannya deh, takut nanti kakak kena marah"
Venus menepuk dahinya, "Aduh kakak lupa lagi, ya udah kakak pergi ya byee"
'Chup'
Sebelum pergi Venus mendaratkan kecupan singkat di pipi wanita itu. Dari tadi dia menahan gemas melihat pipi chubby nya.
"Pipi kamu gemesin, bikin pengen nyium" setelah mengatakan itu Venus pergi. Sedangkan wanita yang di ciumnya tadi diam membeku. Dia memegang pipi yang di cium Venus.
'Udah ngatain aku anak SMA, sekarang dia dengan lancang nyium aku?' Bintang merasa tidak percaya dengan kejadian tadi. Yang menabrak Venus tadi itu memang Bintang. Dia sengaja tidak mengenalkan identitas aslinya ketika Venus mengira dirinya anak SMA. Bintang membiarkan Venus menganggapnya sebagai anak SMA. Dia ingin tahu kepribadian asli dari calon asistennya ini. Tapi tidak di sangka kepribadian Venus sangat menakutkan sekali. Dari yang sebarangan mengatainya anak SMA tanpa memastikan terlebih dahulu, lalu menjelekkan ibunya dan lagi Venus juga mengatai calon bosnya sendiri pada orang asing yang baru saja Venus temui. Wahh, Bintang cukup terkejut Sakti memilihkan asisten seperti itu untuknya.
'Apa dia menyogok untuk bisa magang di rumah sakit ini?'
'Nilainya buruk, kepribadiannya juga buruk. Aku yakin dia memanfaatkan orang tuanya untuk bisa magang di sini'
'Cih! Gadis manja. Lihat saja nanti kamu tidak akan betah magang di sini'
Kesan pertama Bintang untuk Venus sangat buruk. Bagaimana tidak, Venus datang terlambat, mengatainya anak SMA dan menciumnya dengan lancang. Itu cukup menjadi alasan Bintang tidak menyukai Venus. Bukankah sudah pernah Bintang katakan, dia tidak suka orang yang melalaikan perkerjaannya, banyak omong dan suka membuat masalah. Apalagi orang yang tidak sopan seperti Venus.
Bintang menatap ke lantai, bubur untuk Karina sudah jatuh. Dia terpaksa harus membuatnya lagi. Ini semua salah Venus. Andai Venus tidak muncul tiba-tiba mungkin Bintang tidak akan sampai menabraknya dan berakhir bubur nya jatuh.
'Dasar pembuat masalah!'
~💫Universe💫~
"Aku hanya berpura-pura baik-baik saja"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe💫
FanficSelalu di bawah langit yang sama, masih selalu di hari yang sama Selain kau tidak ada di sini, tidak ada yang berbeda sama sekali ~Universe~