Seorang gadis cantik sedang memandang ke arah jendela besar yang terdapat di dalam ruangannya. Pandangannya terlihat sendu. Tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan. Usianya baru menginjak 22 tahun tapi dia di tuntut untuk berpikiran dewasa dari usianya. Tapi tidak masalah, Bintang bisa mengerti itu. Pekerjaannya memang selalu menuntutnya untuk bisa berpikiran dewasa. Dia sendiri yang memutuskan untuk menggeluti pekerjaan itu. Ada banyak pertimbangaan saat dia memutuskannya.
'TOOKK TOOKK'
"Masuk"
Pintu terbuka menampilkan sesosok pria tampan yang ketampanannya setara dengan salah satu anggota boy grup Korea. Pria itu menghampiri Bintang yang sedang berdiri di dekat jendela.
"Ini berkas yang kamu minta" dia menyerahkan sebuah map coklat ke Bintang. Bintang mengambilnya dan membukanya. Dengan teliti Bintang mengeceknya.
"Dia yang bakal jadi asisten aku?" pria itu mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang di lontarkan Bintang padanya.
"Apa kamu yakin?" Bintang ragu.
"Tenang aja, dia gak seburuk yang kamu pikirkan Bin. Nilainya emang ancur tapi dia memiliki jiwa kepedulian yang tinggi kok. Cocok sama pekerjaan kita sekarang" jelas pria itu.
Bintang menghela nafas, angka memang bukan yang terpenting tapi itu juga bisa buat bahan pertimbangan kita untuk menilai seseorang apakah dia mampu atau tidak. Bintang tipe orang yang ingin semua pekerjaannya berjalan dengan semestinya. Dia tidak suka orang yang suka menyepelekan pekerjaan. Apalagi orang yang suka membuat kesalahan. Menurutnya orang seperti itu hanya akan menjadi sampah masyarakat saja.
"Ok, aku percaya sama kamu" pada akhirnya Bintang mengalah. Dia memilih untuk mempercayai pria yang ada di depannya ini.
"Kapan dia dateng?" tanya Bintang.
"E-em harusnya sekarang dia udah ada dateng. Mungkin di jalan macet, jadi dia belum dateng"
"Baru hari pertama magang, tapi dia udah telat?" tanya Bintang tidak suka. Dia yakin asistennya ini memiliki sifat berbanding terbalik dengannya. Pasti nanti ke depannya asistennya ini hanya akan membuat masalah untuknya saja.
"Bentar aku hubungi dia dulu" Bintang hanya mengangguk. Kembali Bintang memandang ke arah jendela. Hari ini langit tampak mendung. Wajar karena sudah memasuki musim hujan.
"Bin, handphone nya susah di hubungi, h-hm kamu nunggu bentar ya" pria itu merasa tidak enak dengan Bintang. Dia tahu Bintang tidak suka orang yang tidak tepat waktu. Tapi mau bagaimana lagi?
Bintang terlalu malas untuk berdebat dengan Sakti, jadi dia hanya menganggukan kepalanya saja.
"Makasih, aku pamit dulu" setelah kepergian Sakti, Bintang kembali melihat berkas yang di berikan Sakti tadi.
'Venus Lee?' Bintang membaca nama yang ada di berkas itu.
'Mereka terlihat mirip'
~💫~
Di tempat yang sama namun di ruangan berbeda terlihat sesosok wanita cantik yang selalu setia memandang ke arah jendela. Sudah lama dia selalu melakukan itu. Tidak pernah sedetik pun dia merasa bosan. Padahal tidak ada yang berubah, pemandangan di luar jendela tetap sama seperti itu itu saja. Tidak ada yang menarik. Tapi untuknya itu justru menarik.
'Kamu tau, sampai sekarang aku masih memikirkanmu. Tidak peduli sudah berapa lama aku melakukannya' ucapnya masih memandang ke arah jendela sambil melihat pemandangan yang ada di luar jendela.
'Langit hari ini mendung, tapi bagi aku setiap hari pun itu terlihat mendung'
'Bagaimana dengan mu? Apa di tempatmu langit juga mendung? Aku harap tidak' dia tersenyum.
'Kapan kita akan berjumpa lagi? Aku sudah berusaha menemuimu tapi orang-orang sialan itu selalu saja menggagalkannya' seketika raut wajahnya berubah. Ada seberkas kebencian di matanya.
'Aku tidak ada di sana, kamu pasti kesepiankan? Aku juga sama, aku merasa sepi tidak ada kamu di sini' wajahnya menjadi sendu.
'Sampai kapan kita terpisah seperti ini? Kapan semesta mengijinkan kita bertemu?'
'Aku harap kita bisa lebih cepat bertemu'
'Tunggu aku sayang, aku akan segera menemuimu di sana' senyumnya.
'Sebentar lagi'
~💫Universe💫~
"Seolah aku sendirian di dunia yang luas ini"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe💫
FanfictionSelalu di bawah langit yang sama, masih selalu di hari yang sama Selain kau tidak ada di sini, tidak ada yang berbeda sama sekali ~Universe~