11. Gugus

322 46 5
                                    

Bintang berjalan tergesa-gesa. Entah kenapa ia sangat bersemangat sekali hari ini.

Kemarin ia tidak masuk kerja, karena ada urusan yang mengharuskannya mengambil cuti. Dan hari ini ia sudah mulai bekerja lagi.

Sesampainya di depan kamar Karina, tanpa menunggu lama lagi Bintang membuka pintu kamar Karina.

Berhubung Bintang memiliki kunci kamar Karina, jadi ia tidak perlu lagi mengetuk pintu kamar Karina. Toh, Karina juga pasti tidak keberatan ia masuk ke kamarnya. Justru mungkin Karina akan senang ketika ia masuk ke kamarnya? Apalagi kemarin ia tidak mengunjungi Karina.

Ah, sehari tidak bertemu dengan Karina membuat Bintang di rundung rasa rindu yang teramat.



Ceklek

Bintang membuka perlahan pintu kamar Karina. Lalu ia masuk tanpa menimbulkan suara apapun. Takut-takut Karina sedang tidur, ia tidak mau sampai menganggu tidur Karina nantinya.

"Sayang?"

Bintang tersenyum mendengar panggilan tersebut. Oh, rupanya Karina tidak sedang tidur. Syukurlah.

"Iya, aku di sini" Bintang menghampiri ranjang Karina. Dan detik selanjutnya tubuhnya di tubruk oleh pelukan Karina.

"Kamu kemana aja hikss?,..aku kangen" tangis Karina di pelukan Bintang.

"Maaf, sayang" jujur saja Bintang merasa bersalah, sudah membuat Karina sedih seperti ini, namun apa boleh buat? Ia memiliki urusan yang penting kemarin yang tidak bisa ia tinggalkan.

"Kamu jahat, kamu ninggalin aku sendirian, kamu bilang, kamu gak akan tinggalin aku hikss" Karina memukuli bahu Bintang.

Bintang terlihat pasrah, menerima pukulan bertubi-tubi dari Karina.

"Ya aku jahat, aku minta maaf" melepas sejenak pelukan mereka. Bintang menatap penuh manik mata indah Karina. Entah sudah berapa ribu kali, Bintang selalu di buat terpesona dengan manik indah Karina.

Usia Karina memang jauh lebih tua darinya, namun Bintang tak bisa berbohong, ia sudah di buat jatuh cinta dengan Karina. Beribu-ribu kali pun ia mencoba mengelaknya, beribu-ribu kali juga Karina berhasil meyakinkan dirinya, kalau ia memang jatuh cinta padanya.

Pantas saja Winter sampai memilih untuk bunuh diri saking tidak relanya jika nanti ia melihat Karina menjadi milik orang lain.

'Winter, kau sungguh beruntung mendapatkan cintanya'

Bintang menatap sendu Karina, andai Karina tahu, orang yang ada di depannya itu bukan Winter, apa yang akan di lakukannya? Akankah dia akan membenci Bintang? Sampai sekarang Bintang masih tak sanggup membayangkannya, jika suatu hari nanti Karina mengetahui kalau ia bukanlah Winter, orang yang di cintainya.

Tangan Bintang terangkat, mengelus pipi Karina. Mengusap air mata Karina yang masih tertinggal di sana.

"Jangan nangis ya? Aku gak pantes kamu tangisi"

Karina menggeleng, tanda tidak setuju, "Kenapa?" tanyanya bingung.

Cuph

Bintang tidak menjawabnya, memilih untuk mencium Karina dengan ciuman lembutnya.

Kedua tangan Karina mengalung dengan sendirinya ke leher Bintang. Lalu perlahan memejamkan kedua matanya, menikmati ciuman yang di lakukan Bintang.

Bintang tersenyum di sela-sela ciumannya, melihat Karina mulai membalas ciuman lembutnya itu. Dan dengan gerakan yang hati-hati, Bintang membimbing Karina untuk tiduran di atas Kasur. Dengan dirinya yang berada di atasnya.

Universe💫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang