_Pilihan Hati*3_
Sendunya malam mengiring dua sejoli, menyisiri jalan aspal bertemankan pepohonan. Malam ini Bintang tampak bahagia, berkelip riang di atas sana. Rena tersenyum di balik punggung kekar yang entah mengapa terasa hangat, " kenapa?? Ngantuk?? " Deon berujar, sedikit meninggikan suara agar tak tertelan dengungan angin serta jeritan seksi motor sport mahal miliknya.
Rena menggeleng, sembari menghirup dalam aroma Musk menyegarkan milik Deon, dia bukannya modus, tapi memang aroma parfum Deon terasa amat memabukkan. Membuat Rena betah menenggelamkan hidung mungilnya di lapangan punggung Deon yang terlihat gagah itu.
" Pegangan yang erat, " Deon berkata sedikit nyaring, menambah kecepatan motornya. Malam semakin larut.
Setengah jam di butuhkan untuk mendarat tepat di depan Rumah Rena, pagar bercat putih itu tampak terbuka, seorang pria gagah sedang duduk di halaman rumah dengan tatapan sangar.
" Itu siapa ?? " Deon ngeri, seolah tatapan itu dapat menelannya habis.
" Abang aku, ayo masuk " Rena tersenyum manis, sebenarnya dalam hati takut setengah mati, bagaimana ini??? Kan dia udah janji mau jemput si Reno di bandara. Aish!!!!
Mereka berdua mendekat, serasa hawa dingin menyergap, " Malam Bro " Deon sok asik.
" Masuk " Pria berbadan tinggi itu bersuara. Di tambah suasana malam yang sunyi, maka adegan ini bisa di ibaratkan film pembunuhan. Sosok di hadapan Deon tampak amat dingin dengan tatapan menghunus.
" Kenalin kak Ini --- "
" Masuk !!! " Reno tak ambil pusing, suaranya membuat Rena ciut. Melirik Deon meminta maaf. Untung saja Deon mengerti, pria itu kurang baik apa coba, udah nganterin Rena pulang, trus di sambut sadis sama abangnya juga tuh cowok tetep senyum, manis banget ya Dewa.
Rena masuk dengan wajah di tekuk, kan bang Reno gak perlu sampe kayak gitu. Biasa aja kali, suka labay.
Tak berapa lama Reno mengikuti, sengaja menghempas kasar pintu depan agar orang di luar sana tau kalau dia itu gak di terima. " Abang apaan sih ?? " Rena merajuk.
" Apa ?? " Reno masa bodo, menyelonong masuk ke kamarnya.
" Bang " Rena mengejar, membuka kenop pintu dan duduk di atas ranjang Reno. " Abang marah ya ?? "
" Gak, biasa aja. "Reno menjawab, terlihat sekali bahwa dia berbohong." Masa ?? Terus kenapa ?? " Rena menggoda. Menyentuh perut kekar Reno, " apaan sih Na " Reno merasa geli.
" Gak keren ih, masa baru ketemu udah marah-marah , Abang gak kangen ya sama Rena." Rena memasang wajah memelasnya, kemudian memeluk Reno. Hal yang pasti tak bisa di tolak Reno. Dia sangat menyayangi adik-adiknya.
"Udah,, keluar sana. " Reno tampak hampir luluh.
Rena tersenyum dan menggelitiki Reno hingga tawa keduanya pecah, " oleh-olehnya Abang buang " Reno berkata di sela tawanya.
" What !!!! " Rena menatap tak percaya.
" Abang kasi Rani. Habis dia yang jemput " Reno tersenyum jahil.
" Abang jahat !!! " Rena tampak berkaca-kaca, itu kan kimono yang dia desain dan di buat langsung oleh sang nenek tercinta. Kok bisa Abang jeleknya ini Setega itu. " Gak mau ,, balikin gak !!! "
Reno terkekeh " gak " pria itu menjulurkan lidahnya saat dengan penuh emosi Rena melemparinya dengan bantal, kain dan apapun itu, malam yang tenang akhirnya menjadi kacau oleh kedua bersaudara itu. Membuat seisi Rumah bangun di tengah tidur nyenyak.
****
" Apaan sih Na ? " Rena mencoba menarik tangannya. Saat jam istirahat berbunyi Nana langsung menariknya ke kantin, padahal biasanya mereka jarang makan di kantin, lebih senang menghabiskan bekal mereka bersama di dalam kelas sembari bercanda gurau.
" Udah ikut aja " Nana tersenyum penuh arti.
Akhirnya dengan pasrah Rena mengikuti, kantin tampak sesak dengan para pemangsa yang tampak kelaparan. Lihat saja, antrian panjang bukan kepalang, kayak ngantri sembako, itu tukang kantin gak kewalahan apa.
Ngiiiiingggggg. . .
Sebuah suara terdengar membengkakkan telinga, seorang pria gila membunyikan Toa terlalu nyaring dan membuat semua orang di kantin otomatis menutup telinga, ada yg shock hingga mangkok baksonya terjatuh, ehhh tunggu dulu . Kayaknya kenal sama tuh cowok gila, Rena memicingkan mata, menatap lebih jelas, Deon. Ngapain dia berdiri di atas meja, mau joged nasi Padang, ish ish ish. Untung aja ganteng, kalo enggak, kan ilfeel.
" Pengumuman-pengumuman , hari ini, saya yang bernama Deon Bernandiaz ingin menyatakan sesuatu. " Para cewek bersorak kegirangan. Fans Deon ternyata banyak juga ya, Rena merasa terpukau, ternyata tampang itu mempengaruhi dunia ini. Lihat saja, betapa bahagianya para wanita bisa melihat Deon di atas meja, kayak Justin Bieber mau konser.
Kak liat sini kak !!!
Aduh kk godain kita dong
Kak minta num W.A nya
Kak dulu kita satu SD loh.
Lah siapa yang perduli emang, tiba-tiba saja mood ku memuai, melihat antusias para wanita, terlebih mereka terlihat cantik dan kaya, apalah daya dirinya ini yang biasa-biasa aja, Rena otomatis membandingkan dirinya. " Pergi aja yuk " Rena mencoba menerobos kerumunan.
" Rena !!!!!! I Love You !!! "
Suara Deon membuat jantung Rena melompat keluar, ok, sekarang dia bakalan mati. Itu tadi Hallu ya, ahhh. Rena tertawa mengejek, loe itu pas-pasan. Udah pergi sana. Rena melanjutkan kakinya. Hallu itu kadang emang nyakitin.
" Rena!!! " Rena berbalik, Deon di sana, menatapnya lekat, astaga !!!! Dan ribuan pasang mata juga menatapnya tajam.
" Pacaran yuk. " Deon melompat dari meja, menghampiri.
Rena merasa kakinya lembek tak bertulang, seriusan nih. Kak Deon nembak. Sumpah loe !!!
Deon menggenggam tangan Rena, berlutut dan menatap lekat manik Rena, jangan please,,, gak kuat.
" Pacaran yuk ?? " Deon berkata lagi, tanpa banyak basa-basi Rena segera mengiyakan. Ya iyalah. Ini tuh udah kayak mimpi yang jadi kenyataan tau gak.
" Yes " Deon menggerakkan tangannya bahagia. Berdiri dan memeluk Rena. " Thanks " bisik Deon sambil tersenyum.
Satu kantin bersorak, kayak nonton drama Korea. Kata para penonton di kantin. Kasian mereka, apa lagi yang jomblo.
Nana terkekeh, menyenggol sedikit bahu Rena sambil berdehem. " Cieeee "
Dasar,, Rena ingin menjewer kuping temannya itu, di tembak di kantin menggunakan Toa itu pasti ide gilanya si Nana,
" Sekarang kita resmi kan " Deon bertanya tak percaya. Sekali lagi Rena mengangguk. Ya iyalah resmi, ihhh kak Deon gemesin.
" Ok " Deon tersenyum manis. Tak lama Bara datang, salah satu sahabat Deon. " Congrat Bro, Loe berhasil "
Rena tersenyum, kak Bara terlihat tampan, tapi tidak setampan kak Deon lah. Jauh,, Rena berkata dalam hati.
****
Gomen gomen kalo kelamaan up to date, heeee,, ok, di karenakan cerita on going saya ada 3 kan yah, jadi kadang suka lupa sama cerita masing", kadang ketukar nama tokoh, jadi saya memutuskan untuk fokus sama cerita ini dulu yah. Bintang milik awan sama Perfect Boy akan saya selesai kan setelah cerita ini tamat. Huahahahaha. Semoga lancar, dan cepet dapat idenya yah. Maaf kalo banyak typo, gak sempet baca ulang soalnya, See next time guys. Jgn lupa tinggalin jejak kalian . 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
pilihan hati [ Destiny ]
Teen FictionSaat cinta kau permainkan. Berharap lah permainan itu tak akan melukaimu. Ketika Hati tak menemukan jalannya, menyisakan kenanangan indah yang tak mampu di gapai. Ini adalah kisah mereka. Penuh ketidaksempurnaan. Banyak celah yang bahkan dapat ha...