Part 9

138 7 0
                                    

Rena mendengus " resek " teriaknya kesal, pria yang di teriaki tampak tidak peduli, mata biru terang itu fokus menatap berkasnya.

" Ck " Rena akhirnya menyerah, berbalik dengan nampan berisi kopi di tangannya, ya kali dia bisa buat kopi kayak mamanya, woi, ketemu mama loe aja gue gak pernah gimana gue tau mama loe buat kopi kayak gimana, cowok gak waras.

" Kenapa Ren ? " Misaki bertanya, wanita cantik bergingsul itu tersenyum manis, tahu bahwa Bos mereka yang terkenal menyebalkan itu sedang mengerjai Rena, Sanjaya Bernandiaz, pengusaha muda terkenal yang sedang booming di majalah dan pemberitaan karena kejeniusannya dalam berbisnis. Tapi di balik itu, tidak ada yang tahu betapa menyebalkannya pria bernama Sanjaya itu.

***

Diaz Corp

" Hai semua. . . Kembali bersama saya, Nozomi. Kali ini kita akan bertemu dengan seorang pria tampan. Ok. Siapa yang bisa menebaknya. "

" Sepertinya penonton sudah tidak sabar, mari kita sambut saja. Sang geniuz bisnis kita, Sanjaya. "

Kamera menyorot seorang pria tampan yang sedang duduk santai dengan segelas minuman di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kamera menyorot seorang pria tampan yang sedang duduk santai dengan segelas minuman di tangannya.

" Bagaimana Anda mencapai kesuksesan anda sekarang ? " Nozomi bertanya setelah sekian lama diam, agak gugup. Tu cowok cuek amat. Tapi kok ganteng.

" Sukses itu di dapat dengan usaha, bekerja keras dan pantang menyerah. " Jaya tersenyum tipis, membuat kupu-kupu bahkan terjatuh karena senyum manis itu.

" Oh, astaga, anda sangat bijak, apakah anda pernah gagal sebelum mencapai kesuksesan yang anda dapatkan? "

" Terima kasih, tentu saja, saya gagal berkali-kali, tapi saya tidak pernah menyerah, hingga akhirnya saya berada di titik ini sekarang. "

" Apakah anda Memiliki pesan atau trik untuk penonton di rumah agar bisa sesukses anda? "

" Tentu saja, berusahalah, jangan pernah menyerah, dan percayalah kalian pasti akan sukses. "

Rena memutar bola matanya, itu jawaban klise banget,
" pengen muntah. " Rena berkata malas.
Misaki terbahak, mereka sedang menonton siaran langsung di seluruh TV yang terpasang di kantor. Tidak terkecuali, dasar bos resek. Pengen banget di tonton.

" Tapi jangan muntah di depan dia, entar di pecat " Misaki berkata sedikit setuju, betapa manisnya bos mereka saat di TV. Betapa berbedanya pria itu saat di dunia nyata. Rena dan Misaki saling berhadapan, menarik nafas berat sepertinya saling mengerti isi pikiran masing-masing.

***

Pagi yang berat, Rena meringkuk malas sembari mencari kesal alarmnya yang sedang bernyanyi membangun kan. Rena tampak kesal, tangannya tidak bisa menemukan letak alarm, membuka matanya kesal, " alarm resek. Loe tau gak. Gue capek lembur semalaman, tau gak loe? " Dengan kesal Rena menekan kasar tombol alarm.

" Kesel kok sama benda mati ? "

Rena melotot, " ngapain loe di kamar gue ?! " Sorot mata itu tampak mengeluarkan api menyala, namun yang di tatap tampak tenang dengan segelas kopi di tangannya.

" Keluar !! " Rena berteriak marah sambil melempar bantal, cowok gila, gak di kantor gak di rumah. Kerjaannya cuma buat Rena naik darah. Kena stroke. Gak lama mati muda.

Jaya mengangkat bahunya cuek. Berjalan keluar sambil membawa kopinya.

Rena menarik nafas dalam, menghembuskan, dan berbaring lagi, dia ingin istirahat. Dia sangat lelah.

***

" I love u " Rena melotot tajam, " keluar !! " Baru saja dia akan terlelap dan pria gila itu sudah ada di atas tempat tidurnya, memeluk dirinya. Rena mendengus, berusaha mendorong pria itu jatuh. Namun gagal, pria itu malah mencuri satu ciuman darinya. " Dasar mesum !! ".

" Biarin, mesum sama calon istri sendiri " Jaya terkekeh, mengecup Rena, dan membuai wanita itu hingga akhirnya menyerah, mengikuti permainan lidah Jaya, mereka saling menyesap.

" Woy !!! " Sebuah suara membuat Rena melotot tajam. Mendorong Jaya hingga pria itu menghentikan kegiatan kegemarannya.

" Loe gangguin, loe gak ada kerjaan huh ? " Jaya bertanya sinis. Membuat Reno berjalan menghampiri. Menarik tangan Rena hingga berdiri.

" Apa pesan kakak ? " Reno bertanya

" Jangan percaya cowok, cowok itu brengsek kecuali ayah sama kakak, jangan mau di pegang-pegang entar hamil terus di tinggal. Jangan gampang di rayu. Cabe aja mahal gak bisa di tawar. " Rena berkata fasih. Itu adalah mantra sihir yang harus di katakan Rena setiap hari.

Jaya tersenyum geli, Adek sama Abang, sama-sama gak waras.

" Adek loe dah gede " Jaya berkata santai. " Bentar lagi jadi bini gue, entar juga gue Hamilin "

Rena melotot tajam. Ni orang mulutnya gak di ajarin kali, mesum banget, gue di sini woi. Dengerin omongan loe. Rena bergumam dalam hati.

" S**** loe !!! " Reno berjalan cepat. Mencekik Jaya, dan kedua pria gila itu saling cekik-cekikan, Rena mengangkat bahu malas. Keluar kamar. Pengen mandi gerah, mandi di kamar Reno aja lah, pikir Rena bergegas pergi.

***

Note : eps ini berlatar di Jepang, saya gak bisa bahasa Jepang jadi dari pada sok pake bahasa Jepang tapi salah, jadi saya pake bahasa Indonesia ajah. Wkwkwk.

Ok sip. Udah kelar. Huaaa, , pgen buat cerita fiksi, tapi 3 cerita romance saya belum kelar, gak berani publish cerita baru. Hiks hiks.

Semoga cerita ini bisa cepat kelar, mungkin akan sedikit pendek, sebelum awal bulan saya ingin menyelesaikan cerita ini. Semoga berhasil yah. 😣😣

pilihan hati [ Destiny ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang