Part 6

117 6 0
                                    

Tak ada lagi Rena yang periang, ceria memudar dari wajah jelita itu, Reno memperhatikan, perubahan Rena tampak begitu signifikan meski Rena terkadang berusaha terlihat sama, tapi hati seorang kakak tak akan bisa di tipu. " Habiskan makanan mu" Reno tak ingin bertanya lebih.

" Aku kenyang " Rena berkata dengan senyum redup, mengambil tasnya dan pergi menuju sekolah, sesekali Rena tampak memegangi perutnya, beberapa hari ini dia sering sekali merasa nyeri. Menaiki sebuah Bus, Rena termenung menatap layar handphone nya, sebuah foto bahagia tampak indah di sana. Rena tersenyum perih.

Kak Deon berubah begitu drastis, Rena masih mencintai pria itu, bodoh sekali bukan?, tapi cinta memang seperti itu.

Rena mulai berjalan, turun dari bus, menuju sekolah, neraka tempat dia menuntut ilmu, hari ini tak akan berlalu dengan mudah pikir Rena, dia tak bisa menyembunyikan ini semua dari Nana, dan karena dirinya Nana sempat beberapa kali di kerjai dan di bully di sekolah, Membuat Rena semakin tertekan, akhirnya dia terpaksa bersikap jahat kepada Nana, membuatnya menjauh dari biang masalah seperti dirinya.

Rena memilih duduk sebentar di dekat kantin, kepalanya sedikit pusing.

" Minggir " sebuah suara yang sangat di hafal Rena, suara Fara, kekasih baru Deon yang beberapa hari terakhir sering membully Rena.

Rena berniat pergi, namun sebuah cairan kuning lengket membasahi kepalanya, lihat, padahal ini masih pagi, Rena menarik nafas halus, berniat segera pergi.

" Mau ke mana loe?! " Fara tersenyum, wajahnya cantik tapi sayang kelakuannya bertolak belakang.  Beberapa sahabat Fara memegangi tangan Rena, menariknya paksa, Rena tak melawan, tubuhnya terasa lemah, bahkan bernafas saja agak sulit.

Mereka menuju gudang sekolah, sepi, tak ada sesiapapun di sana, membuka pintu, Fara mendorong Rena masuk, mengguncinya sendirian, " sampai bertemu pulang sekolah" Fara berkata, menarik kunci dan berlalu pergi, Rena terduduk lemas, pandangannya agak kabur, sial, kenapa perutnya terasa semakin melilit.

****

" Ini sudah keterlaluan " Bara tampak amat murka, memencet password yang sangat dia hafal,
" Deon ! " Bara berkeliling mencari sang pemilik apartemen.

Bara terdiam, Deon di sana terbaring dengan botol-botol alkohol berserakan. " Woy Yon, bangun " Bara tampak khawatir, mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang.

****

Bruk. . .

Pintu sialan itu akhirnya terbuka, menampakkan Reno dengan wajah yang amat menakutkan, matanya merah penuh geram." Rena " Reno tampak khawatir, segera membopong adiknya keluar dari gedung kosong di belakang sekolah, beruntung dia mengikuti Rena, jika tidak, entah apa yang akan terjadi pada adiknya ini, Reno berjalan cepat, menuju mobilnya yanh terparkir.

****

" Loe kenapa ? " Bara bertanya, melihat penuh ejekan untuk Deon, pria itu tampak berantakan. " Apa kau masih belum sadar huh ? "

" Apa ? " Deon lagi-lagi ingin menyangkal perasaannya.

" Seriously?? Loe gak ngerti maksud gue, huh ? Loe bego atau emang bego banget Dude ? " Bara menggeleng tak mengerti. Bagaimana dia bisa memiliki teman teramat bodoh seperti ini, padahal ini mudah, akui perasaanmu, buang dendam mu dan hidup bahagia. Simple bukan.

Tapi . .

Entahlah, jika ini sebuah drama atau novel, mungkin ini termasuk cerita yang amat berbelit-belit, dengan tokoh plin plan seperti Deon.

" Sampe kapan loe mampu kayak gini.? "

" Sampe si brengsek itu ngerasain apa yang gue rasain " Deon tampak kosong, menggenggam foto seorang gadis manis di tangannya.

" Yon, Ree udah tenang di sana, dia gak akan mau liat kamu kayak gini, lagian ini masalah kamu sama Reno, bukan Rena. Dia gak tahu apa-apa " Bara berusaha menjelaskan.

Bukannya melembutkan hati, Deon malah semakin termotivasi untuk membalaskan Dendamnya" gak, ini salah Rena kenapa jadi adiknya Reno, si brengsek yang udah ngebunuh adik Gue. " Deon berdesis penuh keyakinan. Menolak sakit yang menjalar di hatinya.

****

See u next time guys. Sampai ketemu di episode selanjutnya, maaf jika pendek, lagi gak fokus soalnya. Dah....😘😘😘

pilihan hati [ Destiny ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang