"Jeanooooo." Hardan menerobos masuk dan ketika ia melihat Seanne, Hardan langsung mengentikan langkah nya tiba-tiba yang membuat Raven yang tepat di belakang menabrak Hardan. Bukan hanya Seanne dan Jean yang terkejut dengan kedatangan dua sahabat Jean tapi Raven dan Hardan pun terkejut karena kehadiran Seanne, terlebih Hardan.
"H-hai?" Sapa Seanne sedikit canggung karena tidak menyangka akan bertemu Hardan dan Raven disini.
"Se? kenapa bisa disini?" tanya Hardan binggung bercampur kaget.
"Lo berdua juga ngapain disini?" ucap Jean yang malah balik bertanya pada Hardan dan Raven.
"Gue sama Hardan tadinya mau ke kantor lo ngajakin makan, eh kata sekertaris lo pingsan terus di bawa ke rumah sakit, jadi gue sama Hardan langsung kesini." Ucap Raven sambil menaruh dua paperbag berisikan makanan di meja.
"Keluarin aja sekalian, gue dah laper." ucap Hardan pada Raven.
"Kebeneran kan karna lo sakit, jadi makanan nya buat Seanne aja. Se lo belom makan kan?" tanya Hardan tiba-tiba. "Udah ayo makan aja." tanpa menunggu jawaban Seanne, Hardan menarik Seanne untuk duduk di sofa bersebelahan dengan nya lalu memberikan Seanne lunch box yang ia bawa.
Jean yang masih setengah duduk di kasurnya dalam hati ia merutuki kedua teman nya itu yang datang di waktu yang tidak tepat. Kalau Hardan dan Raven tidak datang mungkin tadi ia dan Seanne... ah sudah lah. Jean sudah terlanjur kesal untuk membahasnya.
"Thanks ya." ucap Seanne.
"Enak kan Se?" tanya Hardan dan Seanne mengangguk sedikit canggung. Walaupun Seanne sudah sering bertemu dengan Hardan tapi berada di situasi seperti ini sangat tidak biasa bagi Seanne.
"Je kenapa muka lo kesel gitu deh? Karna gabisa makan ini ya ini kan katsu dari tempat kesukaan lo." Hardan mengangkat kotak makan tersebut yang berisikan chicken katsu dengan wajah yang sedikit mengejek Jean.
Ingin sekali rasanya Jean menjitak Hardan tapi keadaan sedang tidak berpihak padanya. Jadi untuk kali ini Jean akan membiarkan Hardan.
"Lo mending cepetan makan nya terus pulang deh Har, gue yang awalnya cuma sakit lambung lo dateng jadi tambah hipertensi." Ucap Jean sambil menarik selimut menutupi tubuhnya karena merasa sedikit dingin.
"Jangan dipake lagi." Seanne bangkit dari duduknya dan menghampiri kasur Jean. "Itu kan kotor kena bubur, gue maintain yang baru ya."
"Makan dulu aja." Jean mencegah Seanne yang hendak meminta selimut baru untuk Jean.
"Gapapa, bentar gue minta---"
"Makan dulu El." ucap Jean penuh penekanan dan dengan cepat ia memegang pergelangan tangan Seanne yang sudah ingin melangkah. Beberapa detik pandangan keduanya bertemu, dan Seanne melihat tatapan tajam Jean yang seakan membuat nyali Seanne ciut.
Seanne buru-buru melepaskan cengraman tangan Jean, takut-takut Hardan dan Raven melihat dan langsung kembali duduk di sebelah Hardan dan kembali menyantap makanan nya. Tapi tanpa mereka sadari seseorang tersenyum penuh arti melihat keduanya.
"Ini si Zayden mana lagi makanan nya keburu dingin."
"Gatau ni anak, imess gue juga belom di bales." Hardan mengecek ponselnya untuk melihat jika ada pesan dari Zayden.
"Zayden tau gue disini?" tanya Jean.
"Tau tadi sebelum kita kesini gue ngasih tau dia. Lagian kita ga ngasih tau juga dia pasti bakalan tau lah, dia kerja disini." Jawab Raven.
"Dan ini rumah sakit lo kalo lo lupa, Jangan kan Zayden bokap lo juga pasti udah tau lah lo dirawat disini." Hardan menambahi.
Ah, benar. Jean jadi teringat tentang ayah nya. Jean sangat tidak ingin ayah nya tau jika ia sedang dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PERFECTLY FINE
Фанфик𝐈𝐭 𝐭𝐚𝐤𝐞𝐬 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧 𝐦𝐞 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐭𝐨 𝐠𝐞𝐭 𝐮𝐩 𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐝𝐚𝐲. 𝐁𝐮𝐭 𝐢𝐭'𝐬 𝐰𝐨𝐧𝐝𝐞𝐫𝐟𝐮𝐥 𝐭𝐨 𝐬𝐞𝐞 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐲𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐨𝐤𝐚𝐲. 𝐇𝐞𝐥𝐥𝐨 "𝐌𝐫. 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐥𝐲 𝐅𝐢𝐧𝐞" 𝐇𝐨𝐰'𝐬 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 𝐚�...