Seharian ini Seanne hanya berada di atelier nya sedang membuat pola baju. Tapi sedari tadi ia tidak bisa fokus pikrian nya terus terbagi. Bahkan ia beberapa kali salah memotong dan menggambar pola nya. Seanne melihat dua kartu nama yang ada di meja nya, dan membawa pikirkan nya pada kejadian kemarin.
*flashback*
Suara pintu terbuka mengalihka perhatian Seanne yang sedang merapihkan beberapa baju di etalase butik nya. Pria berumur sekitar limapuluh tahun dengan pakaian jas, sepatu yang sudah Terlihat mahal masuk dari balik pintu.
"Selamat siang Pak, ada yang bisa saya bantu?" sambut Seanne.
"Selamat Siang. Saya mau pesan satu set jas, apa bisa?"
"Silahkan duduk Pak." Seanne mempersilahkan pria itu untuk duduk di sofa yang ada disana.
"Dengan senang hati kami membantu Bapak untuk membuatkan pakaian yang bapa mau. Kalau boleh tau jas nya untuk acara apa ya Pak? Jadi saya bisa membuat beberapa design referensi untuk Bapak pilih." Seanne mengambil ipadnya untuk mencari referensi design yang ia sudah pernah buat.
"Untuk acara pertunangan?"
Mendengar itu Seanne menghentikan sejenak membuka ipad nya lalu melanjutkan nya lagi ia tidak ingin Terlihat terkejut, takut-takut client nya ini tersinggung.
"Hahaha bukan untuk saya, tapi untuk acara pertunangan anak saya." Pria itu tertawa yang malah membuat suasana semakin canggung.
'Eh? Oh iya baik, Pak." Seanne juga jadi ikut tertawa canggung.
"Kita-kira design seperti apa yang anak bapa suka?" Kali ini Seanne mengeluarkan sebuah buku notes kecil untuk menulis.
Selanjutnya pria itu bercerita tentang anak nya yang lebih suka setelan jas yang simple dan tidak terlalu banyak motif tetapi ingin terlihat gagah.
"Maaf ya saya jadi banyak maunya begini." Pria itu meminta maaf dengan senyumannya yang Terlihat ramah. Seanne jadi merasa bersalah, karena pria ini datang ia langsung mengira ini akan menjadi client yang menyebalkan tapi ternyata pria ini sangat ramah dan baik.
"Sama sekali tidak Pak, saya senang malah jadi bisa membuat pakaian yang sesuai dengan yang bapak inginkan. Oh ya maaf sebelumnya nama Bapak? Jadi saya bisa menulisnya disini."
"Oh iya hampir saja lupa." Pria itu mengeluarkan sebuah kartu nama lalu memberikan nya pada Seanne.
Anthony Kaizar, DreamCultureTechnology.
Seanne sedikit terkejut dengan nama perusahaan nya.
"Terima Kasih, Pak Anthony. Nanti saya kirimkan contoh design nya ke alamat email yang disini ya."
"Oh kalau untuk itu boleh langsung kirimkan ke anak saya saja ya. Biar Nanti dia yang langung memilih jas untuk acara pertunangan nya. Ini." Anthony memberikan Seanne kartu nama yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR. PERFECTLY FINE
Fanfiction𝐈𝐭 𝐭𝐚𝐤𝐞𝐬 𝐞𝐯𝐞𝐫𝐲𝐭𝐡𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧 𝐦𝐞 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐭𝐨 𝐠𝐞𝐭 𝐮𝐩 𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐝𝐚𝐲. 𝐁𝐮𝐭 𝐢𝐭'𝐬 𝐰𝐨𝐧𝐝𝐞𝐫𝐟𝐮𝐥 𝐭𝐨 𝐬𝐞𝐞 𝐭𝐡𝐚𝐭 𝐲𝐨𝐮'𝐫𝐞 𝐨𝐤𝐚𝐲. 𝐇𝐞𝐥𝐥𝐨 "𝐌𝐫. 𝐏𝐞𝐫𝐟𝐞𝐜𝐭𝐥𝐲 𝐅𝐢𝐧𝐞" 𝐇𝐨𝐰'𝐬 𝐲𝐨𝐮𝐫 𝐡𝐞𝐚𝐫𝐭 𝐚�...