ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 19 : ɪ'ᴍ ɴᴏᴛ ʏᴏᴜʀ ɴᴇxᴛ ᴘʀᴏᴊᴇᴄᴛ, ᴅᴀᴅ.

1.3K 236 19
                                    

"Je Udah siap belom?" Zayden masuk kedalam kamar Jeano.

"Udah bentar lagi." saut Jeano dari dalam kamar mandi.

Baru Zayden ingin berbalik keluar dari kamar Jeano. Ponsel Jeano yang ada di meja dekat pintu berbunyi menampilkan pesan masuk yang secara tidak sengaja terbaca oleh Zayden. Ia mengambil ponsel Jeano untuk memastikan apa yang ia lihat benar atau tidak. Dan hanya dengan melihat beberapa pesan yang masuk itu Zayden sudah dapat menyimpulkan nya.

Ketika suara pintu kamar mandi terbuka, Zayden langsung menaruh kembali ponsel Jeano di meja dan keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika suara pintu kamar mandi terbuka, Zayden langsung menaruh kembali ponsel Jeano di meja dan keluar dari kamarnya.

"Belom selesai?" Tanya Raven yang sedang duduk menonton televisi diruang tengah.

"Belom bentar lagi katanya." selang beberapa saat Jeano muncul dengan pakaian nya yang rapih.

"Wuih keren banget nih dua orang ini." Hardan melihat kearah Jeano dan Zayden yang sudah rapih dengan pakaian semi formal mereka.

"Kalo ngeliat kalian gini gue jadi bener bener tau kalo kalian pewaris perusahaan teknologi sama rumah sakit. Makan malem keluarga aja rapih banget kaya gala dinner." Hardan tertawa mendengar Raven.

"Lo sih Je, kalo pas keluar dari rumah sakit pulang kerumah dulu kan kita ga harus repot repot dinner segala." protes Zayden.

"Yeh nyalahin gue lo, lagian emang bokap aja sih yang ribet makan doang disuruh rapih rapih gini."

"Ya Mungkin ada yang penting kali mau di bicarain." ucap Raven.

"Siapa tau nih bokap lo mau nyerahin seluruh perusahaan nya?" tambah Hardan.

"Engga sih Har engga" Ucap Raven sambil menggeleng mengejek Hardan.

"Siapa tau, iya kan Je? Je?"

"Hah? apa?" Jeano yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya tidak mendengarkan Hardan.

"Dari tadi main handphone terus, kaya yang punya pacar aja lo." protes Hardan.

Jeano menahan senyum nua dan tidak menghiraukan perkataan Hardan lalu menaruh ponselnya di saku celananya

"Wah telat, pergi dulu ya." pamit Jeano tanpa menjawab perkataan Hardan.

"Udah gausah aneh aneh lo Har, gue pergi dulu ya." Ucap Zayden lalu menyusul Jeano yang sduah berjalan duluan.

Diperjalanan Zayden terus memikirkan tentang Seanne dan Jeano. Kapan dan Bagaimana hubungan Jeano dan Seanne bisa berkembang begitu cepatnya? Benar kan 'Aerielle' itu 'Seanne'?

Bahkan Zayden tidak menyadari jika mereka sudah tiba di restaurant yang terdapat di salah satu sebuah hotel bintang lima. Ketika mereka memasuki restaurant, Kedua orang tua Jeano dan Zayden sudah sampai terlebih dahulu.

"Hai Mam, hai Pah." Sapa Zayden dan Jeano bersamaan.

"Halo sayang." Ibu Zayden dan Jeano memeluk kedua anak nya bergantian.

MR. PERFECTLY FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang