ᴄʜᴀᴘᴛᴇʀ 25 : ᴘᴇʀꜰᴇᴄᴛ ᴄᴏᴜᴘʟᴇ

1.7K 145 32
                                    

Jeano melihat pantulan dirinya dikaca. Jas warna hitam dengan bahan velvet dan kemeja satin putih. Ia menuju walk in closet dan menggambil jam tangan Royal Oak Chronograph Selfwinding dari Audemars Piguet untuk melengkapi penampilan nya malam ini. Setelah ia rasa sudah rapi Jeano menggambil kunci mobilnya lalu mengendarai mobil menujuk rumah Seanne.

Di waktu yang bersamaan Seanne yang juga sudah siap dengan gaun hitam polos dengan, ia megambil clutch merah maroon untuk menambah kesan formal. Malam ini Seanne men-style rambutnya sedikit bergelombang. Setelah siap Seanne keluar dari kamarnya.

"Waaah KAK!" Jiel yang sedang menonton di ruang tv langsung menghampiri Seanne.

"Kenapa? Aneh ya de?" tanya Seanne.

Jiel menggelengkan kepalanya semangat. "Sama sekali ngga! Kakak cantiK! BANGET!"

"Ahaha beneran ni?"

"Iya beneran dong kakak selalu cantik buat Jiel."

"Halah modus ya, pasti mau tambah uang jajan kan...."

"Ehehe.. yaa kalo kakak mau tambahin sih Jiel ga nolah." Jiel tertawa.

"Tuhkaan pasti ada maunya."

Bersamaan dengan itu, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah.

"Yaudah kakak pergi dulu yaa,  Jeano Udah nyampe tuh."

Jiel mengangguk dan ikut menujuk gerbang Bersama Seanne.

Jeano yang turun dari mobil ikut terpanah dengan penampilan Seanne malam ini. Mengapa dress hitam yang bisa dibilang sangat simple bias terlihat begitu elegant dan cantik jika dipakai oleh Seorang Seanne.

"Cantik ya kak." Goda Jiel pada Jeano.

Tapi pria itu bahkan tidak berkedip menatap Seanne.

"Je? ini kita mau lomba ngelamun disini atau mau pergi sekarang?" ucap Seanne jahil.

"H-hah oh iya ayo. Cantik banget Ji kakak kamu."

"Iya dong, kak Jeano ga liat aku aja ganteng gini."

Seanne hanya tertawa melihat kelakuan adik satu satunya ini.

"Yauda kakak pamit ya Ji. Jangan lupa tutup jendela sama makan."

"Siap bozzz." Jiel mengangkat tangan nya hormat pada Seanne.

"Jagain kakak aku ya kak Je, apalagi Udah cantik banget. Tiati diambil orang kak." ucap Jiel.

"Ahahah pasti dong."

"Pokoknya malem ini aku ga bakal lepasin tangan nya Seanne. tenang aja Ji." lanjut Jeano sambil menggambil tangan Seanne dan menggandegnya.

Seanne tersenyum malu sedangkan Jiel malah bergidik ngeri karena ia tidak mengira akan se-cringe ini.

"Ayo ini lama lama kita malah ngonrol disini."

Seanne dan Jeano masuk kedalam mobil lalu melaju menujuk venue acara. Selama di perjalanan Jeano selalu mencuri curi pandang pada Seanne. Dan hal ini sudah membuat Seanne terbiasa ya walaupun ia masih mearasan seprti ada seribu kupu-kupu didalam perutnya setiap Jeano menatap dan menggengam tangan nya.

Tiga puluh menit akirnya mereka sampai di hotel. Ketika hendak turun dari mobil, Seanne memegang tangan Jeano.

"Kenapa by?"

Seanne mengambil sebuah kotak kecil berwarna biru dari clutch nya, Seanne menggambil tangan Jeano lalu memakaikan sebuah gelang berwarna silver berliontin bunga clover kecil. Sangat pas dilengan Jeano.

MR. PERFECTLY FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang