Malamnya, Fany benar-benar memasang ekspresi masam sepanjang waktu ketika dia di dandani oleh ibu nya sebelum mengikuti acara temu perjodohan.
Fany menggunakan dress berwarna cream dan rambutnya yang pendek seperti biasa ia gerai dengan tambahan bando berwarna putih dengan aksesoris berbentuk mutiara. Ia juga menggunakan flat shoes berwarna putih sehingga dia begitu cantik malam ini.
Tapi sayangnya ekspresinya tidak cantik.
Gadis itu cemberut, bahkan ketika dalam perjalanan dengan mobil. "Anak bunda cantik banget. Nanti tunangan kamu pasti langsung klepek-klepek." Kata bunda nya yang duduk di kursi sebelah ayahnya yang sedang menyetir.
"........" Fany yang duduk di kursi belakang tidak menjawab apa-apa.
"Senyum dong sayang. Jangan ngambek gitu." Kata bunda nya lagi ketika menoleh ke belakang, arah Fany.
"Soalnya ini perjodohan yang Fany gak mau! Gimana mau seneng!" Akhirnya Fany menjawab, tapi nada nya agak marah.
"Udah udah, paling juga nanti kegirangan pas liat muka calon nya." Ayah nya mulai melerai tapi itu membuat Fany semakin emosi.
"Gak. Bakalan. Ya!" Ucap gadis itu penuh penekatan di setiap kata.
Setelah beberapa menit dalam perjalanan, akhirnya mereka tiba di restoran yang cukup mewah. Keluarga itu turun dari mobil kemudian berjalan masuk.
Seorang karyawan membukakan pintu restoran dan menanyakan apakah mereka sudah reservasi atau belum.
"Atas nama ibu Waynaden." Kata bunda nya.
"........." Fany tampak berfikir sejenak. Dia sepertinya agak familiar dengan nama itu, tapi dimana dia pernah melihat atau mendengarnya?
Karena kapasitas dan kinerja otak Fany yang di bawah rata-rata, dia tidak bisa mengingat dan akhirnya melupakannya. Karyawan restoran itu mengantar mereka ke sebuah ruangan yang bertuliskan 'VIP', mirip dengan meeting room tapi tidak terlalu banyak kursi.
Ruangan itu mungkin ruangan termewah di restoran itu. Keluarga itu menunggu dengan semangat, bahkan Fany hampir lupa kalau dia datang untuk menghadiri perjodohan.
"Bunda, liat! Akuarium nya cantik banget!" Ucap Fany melihat akuarium di pojok ruangan.
"Iya. Tadi juga bunda liat ada taman nya."
"Eh beneran? Ada taman nya? Kalo gitu nanti sebelum pulang, kita jalan-jalan ya!" Kata Fany antusias sementara bunda nya mengiyakan saja.
Setelah menunggu beberapa saat, pintu ruang VIP yang mereka tempati mulai terbuka. Pak Wijaya tersentak dan langsung berdiri ketika melihat seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat muda yang membuka pintu.
"Aahhh!! Erwin!! Dian!! Lama banget gak ketemu!!" Ucap wanita itu masuk dengan heboh sambil berlari kecil ke arah orang tua Fany. Semua orang di ruangan itu heboh oleh reunian keluarga.
Sementara itu Fany kini terpaku dengan laki-laki yang memasuki ruangan setelah wanita itu masuk.
Laki-laki itu tampak seumuran dengan Fany, tapi bukan itu yang membuat Fany terkejut bukan main, melainkan wajahnya yang tidak asing.
Sangat tidak asing karena laki-laki itu adalah Gerry!
Kenapa dia disini?!
Fany langsung berdiri, dia terkejut bukan main sehingga mulutnya sedikit terbuka. Tapi keterkejutan itu tak bertahan lama karena nyonya Waynaden langsung menghampiri dan memeluknya.
"Aduh!! Fany sekarang udah gede, cantik banget! Hahahaha masih inget tante gak, Fan??" Tanya wanita itu sementara Fany langsung tersenyum dan tampak berfikir keras, takut salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE
Teen FictionSetelah mengetahui mantan pacarnya adalah cowok brengsek, Fany akhirnya mau tak mau harus terlibat perjodohan yang sudah disiapkan oleh orang tua nya. Alasannya sih demi menghindari Fany dalam berhubungan dengan cowok seperti itu lagi. Awalnya gadis...