BAB 13 : TAMU TAK DI UNDANG

13 2 0
                                    

Pak Bambang menjelaskan bahwa terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang akan di lakukan selama kemah, di antara nya adalah upacara pembukaan, perlombaan, jelajah malam, senam, dan api unggun.

Untuk sampai di lokasi perkemahan, mereka harus melewati jalan setapak dan hutan. Mereka harus berjalan selama kurang lebih setengah jam. Area perkemahan terdapat di lapangan luas dan di kelilingi oleh pepohonan yang menjulang tinggi. Di sisi lapangan terdapat toilet dan sumur yang bisa digunakan agar mereka tidak perlu repot pergi ke sungai.

Kegiatan pertama setelah sampai adalah melakukan upacara pembukaan. Hampir sama seperti upacara bendera, semua murid diminta untuk berbaris dan memberikan penghormatan kepada bendera. Setelah itu barulah mereka mulai membangun tenda.

"Ini cara pasangnya gimana sih?" Tanya Fany sambil memegang ujung tenda.

"Diiket dulu di sini." Ucap salah satu anggota eskul Pramuka yang menjadi panitia dalam membantu pembentukan tenda.

Sementara itu Jinan dan Akila justru diminta untuk bergabung bersama kelompok yang mencari kayu bakar. Kedua nya agak enggan masuk ke dalam hutan, tapi akan merepotkan kalau mereka menolak sementara semua orang sudah di tugasi kegiatan lain.

Akhirnya keduanya pun langsung masuk ke hutan untuk mencari kayu. Setidaknya mereka hanya akan mengambil kayu dan ranting yang sudah jatuh di tanah, jadi tidak perlu menebang apapun. Sementara itu Fany masih kesulitan membangun tenda.

"Gue bukan orang yang terampil, tolong siapapun tolong tuker job sama gue!!" Rengek Fany sambil memegang tali tenda.

"Yaelah gini doang." Ucap Bagas tiba-tiba muncul sambil menyambar tali tenda yang di pegang Fany.

"Ya udah lo aja yang kerjain." Balas Fany melempar tanggung jawab.

"Enak aja. Nih, pelototin yang bener. Lo harus belajar tentang pelajaran bertahan hidup. Gimana mau kawin terus berumah tangga kalo gini aja kagak bisa."

"Ye goblok, emangnya nanti abis kawin gue tinggal di tenda?"

"Ya kan hidup gak ada yang tau Fan." Ucap Bagas.

"......."

Memang kalau berbicara dengan Bagas selalu membuat Fany emosi. Gadis itu kemudian menepuk bahu ketua kelasnya dan berkata, "Semangat bangun tenda mya ya Gas, gue mau ngerjain hal lain aja." Ucap Fany sambil berjalan pergi.

"EH BALIK SINI LO! Pelajaran hidupnya gimana?!" Ucap Bagas setengah berteriak sementara Fany hendak menyusul Jinan dan Akila mengumpulkan ranting di dalam hutan.

Baru setengah berjalan, seseorang memanggil nama Fany. "Rifany, sini sebentar."

Fany menoleh dan melihat pak Bambang memanggilnya. Gadis itu mengurungkan niat masuk ke hutan dan akhirnya berjalan ke arah pak Bambang. "Kenapa pak??"

"Tolong kamu kasi kain lap sama sekop ini ke anak kelas 11 IPA 1. Tadinya bapak mau minta tolong Jevan, tapi dia gak ada. Jadi—,"

"OKE PAK!! Siap laksanakan!!" Seru Fany ceria sambil merebut kain lap dan sekop yang ada di tangan pak Bambang kemudian pergi.

Pak Bambang hanya menggelengkan kepala tidak habis pikir betapa bersemangatnya muridnya itu. Yaah.. Sebenarnya itu tidak mengherankan karena dia adalah Fany.

'Pak Bambang peka banget! Asyik akhirnya gue punya alasan buat datengin tenda Gerry hahahaha~' pikir Fany.

Gadis itu berjalan riang ke arah tenda 11 IPA 1. Dia melihat tenda kelas itu tampaknya sudah di bangun dengan baik. Sekitar 5 anak di sekitr tenda tampak beristirahat termasuk Gerry yang sedang meminum air dari botol minumnya.

TROUBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang