BAB 3 : NONTON FILM BARENG

19 3 0
                                    

Keesokan harinya, cuaca sangat cerah dan kelas 11 IPA 3 juga baru saja selesai mengikuti kuis sehingga ketika jam istirahat Fany mengumpat tidak karuan. "Kuis tadi susah banget anjing!" Rengek Fany di meja kayu taman kecil yang tidak jauh dari kelas 11 IPA 3. Akila tidak merespon dan sibuk membuka kotak Pocky rasa cokelat nya.

"Maka nya kalo guru ngejelasin tuh jangan tidur. Mana lu udah kedapatan berapa kali." Kata Jinan.

Fany semakin cemberut kemudian mulai beralih topik. Tidak baik untuk terus mengingat pengalaman pahit, terlebih lagi tentang 'belajar'. Fany harus selalu ingat tentang motto nya, yaitu : datang-kerjakan-lupakan.

Sekarang jam istirahat, jadi mari mencari topik baru.

"Eh kalian tau gak film yang baru booming itu? Yang aktrisnya selebgram itu loh." Kata Fany tiba-tiba.

"Film yang lu share screenshot-an nya di grup chat tadi malem?" Tanya Akila.

"Ya ya itu. Kata orang-orang yang udah nonton, alur cerita nya sampah. Tapi gue kepo." Ucap Fany penasaran.

"Udah tau sampah, napa Lo ngebet pengen nonton?" Jinan menatap Fany agak heran.

"Nah! Justru itu beb. Gue tertarik gara-gara itu film di bilang sampah."

"......."

"Mau gak?" Tawar Fany lagi.

"Kapan?" Tanya Akila akhirnya. Fany tahu Akila pasti penasaran juga dengan film sampah.

"Besok?" Tanya Fany.

"Gue bisa sih." Kata Akila sambil mengunyah Pocky nya. Jinan mengusap wajahnya tidak percaya, tapi akhirnya mengikuti arus kesepakatan.

"Yaudah gue juga ikut."

Fany memberikan dua jempol kemudian selang beberapa detik mulai bicara lagi. "Btw, gue pengen cerita njir. Kemaren pas gue pulang, motor kakak gue mogok." Kata Fany dengan ekspresi julid, tidak suka, dan dendam.

"Terus Gerry kebetulan lewat pake mobil."

Jinan sudah menebak apa yang akan Fany bicarakan selanjutnya.

"Gue cuma tau kalo Gerry sama Abang gue satu eskul basket, tapi gue gak tau kalo mereka bestie. Kirain cuma junior-senior." Ucap Fany agak heboh kemudian melanjutkan.

"Kakak Lo... sama Gerry?" Jinan memastikan. Agak kaget. Pertemanan macam apa yang di dalamnya satu orang pendiam dan satu orang gila? Diam-diam Jinan merasa kasihan kepada Gerry.

"Iya iya! Jadi gue dianterin pulang sama dia. Tapi, selama perjalanan... gue ngerasa Gerry anaknya gak begitu pendiem deh. Dia ngobrol biasa aja sama Abang gue."

"Tapi kalo ketemu cewek, dia kok..." Jinan juga mulai heran.

"Nah itu! Jangan-jangan.."

"Jinaaaan!! Tolongin gue!" Sebuah suara memotong pembicaraan mereka. Jinan menoleh kaget ketika seseorang tiba-tiba berlutut dan memeluk lengannya.

"Bagas anjing! Ganggu banget!" Seru Fany menggebrak meja.

Cowok yang di panggil Bagas itu cuma tertawa renyah. "Ya gue kan ganggu Jinan, bukan elu."

"Sama aja!" Seru Fany ingin menabok Bagas.

Bagas cengengesan kemudian menatap Jinan di sebelahnya. "Nan, gue boleh minta tolong buat fotocopy gak? Bu Risma nyuruh gue buat fotocopy lembar kerja kelompok buat kelas Kimia nanti."

"Lu kan ketua kelas, napa nyuruh gue?!" Jinan menolak keras.

"Kebetulan gue liatnya Lo. Kalo minta tolong Fany dia galak banget, minta tolong Akila dia..." Bagas melirik Akila dan tidak melanjutkan. Dia cuma tersenyum. Ekspresi Jinan tampak tidak suka dan langsung menolak mentah-mentah.

TROUBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang