BAB 7 : SEMUA ORANG PUNYA SIFAT BURUK

7 1 0
                                    

Fany pulang ke rumahnya dengan memesan ojek online. Dia tidak percaya kalau Jinan tega mengatakan dan menuduh Gilang seperti itu tanpa bukti. Sesampainya di rumah dia langsung masuk ke kamarnya dan menjatuhkan badannya di kasur.

Dia merasa kesal dan sedih bercampur jadi satu. Fany tahu bahwa kedua sahabatnya itu tidak suka dengan Gilang, padahal bagi Fany cowok itu memiliki sisi baik yang tidak terlihat. Di bandingkan para mantanya, Gilang masih lebih baik. Banyak diantara mantannya yang mundur dan memilih untuk selingkuh ketika berhadapan dengan Bian, tapi Gila g berbeda. Cowok itu terus berusaha mendekatkan diri agar bisa akrab dengan kakaknya yang kelewat overprotektif itu.

Bagaimana Fany tidak jatuh cinta? Dari tindakan itu saja sudah membuktikan bahwa Gilang memperjuangkannya.

Fany tidak akan putus dari Gilang. Dia sudah menemukan cowok baik-baik yang nanti nya bisa ia kenalkan kepada ayahnya agar tidak ikut dalam proses perjodohan. Gilang adalah satu-satunya orang yang bisa dipercaya agar dirinya tidak jadi di jodohkan.

Lalu keesokan harinya di sekolah, Fany datang ke sekolah dengan lemah, lesu, dan lunglai. Ini karena masalah kemarin yang membuatnya kepikiran dan hubungan antara dirinya dengan dua sahabatnya menjadi renggang. Ketika mereka bertemu di kelas, ketiga gadis itu tidak menyapa satu sama lain. Fany yang duduk di depan bahkan tidak menoleh ke bangku Jinan dan Akila sama sekali.

Jinan sudah menduga hal ini. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Nasi sudah menjadi bubur. Terlebih lagi tidak satupun dari mereka yang merasa bersalah ataupun menyesal sehingga berinisiatif minta maaf. Dika yang melihatnya suasana tidak bersahabat antara bangkunya dan bangku di belakangnya diam-diam penasaran dan bertanya kepada Jinan.

"Kalian kenapa?" Dika bertanya setengah berbisik sambil menoleh ke bangku belakang.

"Bukan urusan Lo." Kata Akila.

"Urusan gue anjir! Hari ini gue mau ngajakin Fany nge-konten, tapi kayaknya suasana hatinya lagi buruk."

"Gue denger ya anjrit." Sahut Fany tiba-tiba membuat Dika terdiam sejenak.

"Mm, jadi nona Fany.. apakah kolaborasi hari ini di batalkan atau tidak?" Tanya Dika takut-takut.

"Jadi lah!" Seru Fany terlihat emosi. Mendengar itu, Dika langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Fany memang berkata oke, tapi raut wajahnya sangat tidak bersahabat. Dika akhirnya kembali menghadap depan dengan pelan.

Ketika Jinan dan Akila mulai bercengkrama, Fany tampak lebih kesal. Kenapa mereka bersikap seolah tidak bersalah? Seharusnya Jinan minta maaf! Kenapa mereka justru sedang membicarakan novel yang sedang di baca Akila? Fany menggigit bibirnya sementara Dika melihatnya tak berani mengganggu.

Waktu berjalan seperti biasa. Jam belajar kemudian jam istirahat yang di tunggu-tunggu hampir seluruh murid. Sepertinya Fany terlihat enggan menyapa Jinan dan Akila. Untung saja Dika paham situasi dan itu mulai berusaha menjadi teman ngobrol Fany selama marah- marahan.

**

"Fan ini seriusan mau lanjut?" Tanya Dika ketika mereka jadi syuting konten tiktok.

"Ya kenapa?!" Balas Fany membuat Dika sedikit takut.

Tadi nya dia pikir syuting video tiktok bisa di tunda saja karena suasana hati Fany sedang buruk, tapi gadis itu justru mengajaknya syuting ketika jam istirahat tiba di bangku taman dekat kelas mereka. Sebenarnya Dika tidak masalah atas kemauan Fany yang membantunya, tapi...

"Kan ini konten joget tiktok, ekspresinya harus ceria! Lah Lo ekspresinya kayak orang marah." Komentar Dika pedas.

"Hah?! Ekspresi gue kayak biasa! Marah darimananya?!" Seru Fany marah.

TROUBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang