BAB 9 : IBLIS YANG SEBENARNYA MALAIKAT

20 1 0
                                    

Gerry bersumpah malam ini adalah malam tersial sepanjang hidupnya.

Baju nya terkena muntahan Fany dan sekarang dia harus membawa gadis yang pingsan itu ke mobilnya karena tidak mungkin dia meninggalkan gadis itu sendirian. Cowok itu mengangkat Fany ala bridal style dan menidurkannya di kursi depan sebelah kursi pengemudi.

Untung saja dia membawa banyak barang cadangan di mobilnya seperti baju, ponsel, air, makanan, dan lainnya. Tapi dia tidak pernah menduga akan menggunakan baju cadangannya untuk hal seperti ini.

Seseorang baru saja muntah di baju nya.

Gerry bukan orang yang jaim, dia memandang jijik dan langsung berganti pakaian dan membuang baju bekas muntahan itu ke tempat sampah. Setelah itu dia kembali memeriksa Fany yang kini sudah sadar. Fany tampak kebingungan dan mengeluh.

"Aduh kepala gue sakit banget. Eh ini gue dimana? Angkot?? Lo siapa?? Hah! Gerry?? Lo ngapain disini?" Tanya nya tampak setengah sadar atau masih mabuk, Gerry tidak tahu.

"......" Cowok itu hanya melihat Fany dalam diam.

"Gerry Lo budek ya?? Lo ngapain disini?? Mau nyulik gue? Lo kalo suka sama gue bukan gini cara nya!" Rengek gadis itu membuat Gerry tidak habis pikir.

Apa benar dia minum alkohol? Tapi kenapa efeknya jadi seperti orang gila?

"Rumah Lo dimana?" Tanya Gerry sebelum menyalakan mesin mobilnya.

"Mau ngapain?! Gue gak mau pulang! Nanti bang Bian marah! Pokoknya gak mau! Gak mau! Gak mau!" Seru Fany sambil menghentakkan kaki nya.

"......"

Kalau Gerry cowok biasa, mungkin dia sudah menendang Fany karena telah merusak mobilnya.

Gadis berambut pendek itu kembali menatap Gerry dengan garang, "Awas aja Lo bawa gue pulang! Gerry awas ya Lo! Lo udah nabrak gue 2x di kantin, sekarang mau nyulik gue.. gue..laporin ke bang Bian!"

Gerry menghela nafas kemudian mengambil botol air miliknya kepada Fany. Semoga dengan ini bisa menetralisir rasa mabuk Fany, setidaknya sedikit saja.

"Apa nih?? Miras oplosan?"

Gerry kaget, apakah sekarang gadis itu sudah mulai halusinasi?

"Yang bener aja Lo! Masa gue pusing gini dikasi minum oplosan!" Seru Fany marah dan wajahnya semakin memerah.

"Ini air putih, Fany." Balas Gerry berusaha tetap sabar.

"Gak! Pokoknya gue gak mau!! Hueeeeeeeee!!! Gilang kenapa jahat banget!! Dia ninggalin gue sama Lo yang jahat ini, gue pasti udah di jual!" Ucap Fany tiba-tiba sambil menangis.

"......."

Ya Tuhan, tolong Gerry sudah tidak tahu harus berbuat apa.

Sementara Fany terus menangis dan merocos, Gerry mulai menancapkan gas mobilnya. Kemudian untuk mengetahui tempat tujuannya, dia mengeluarkan ponselnya dan hendak menelfon Bian. Melihat hal itu Fany menoleh dengan bingung.

"Lo mau ngapain?" Tanya Fany kini sudah berhenti menangis.

"Nelfon Bian."

Ekspresi Fany langsung pucat dan mengambil paksa ponsel itu. Gerry terkejut ketika melihat gadis itu mengambil ponselnya, membuka jendela mobil, dan membuangnya ke luar jendela.

"Lo ngapain sih!" Seru Gerry marah dan langsung mengerem mobilnya ke tepi jalan.

"Lo yang ngapain! Kan tadi gue udah bilang kalo gue gak mau pulang apalagi ketemu bang Bian!" Balas Fany galak.

TROUBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang