Seharian ini di sekolah, Bian merasa mood nya sangat kacau. Dia masih tidak terima kalau adiknya harus dijodohkan dengan Gerry yang merupakan manusia es sekaligus musuh bebuyutan para gadis di sekolah.
Apa yang akan terjadi dengan rumah tangga adiknya jika harus bersama cowok itu?! Bian yakin sehari atau dua hari mereka pasti akan cerai.
Oke, Bian tidak mau membiarkan adiknya menjanda.
Tapi masalahnya juga, Fany senang-senang saja dijodohkan dengan cowok itu. Adiknya sangat keras kepala dan Bian tahu itu sehingga dia agak bingung bagaimana harus menyelesaikan masalah ini.
Keesokan harinya ketika ia tahu bahwa Gerry orangnya, Bian berniat untuk meminta penjelasan kepada cowok itu di sekolah. Tapi ketika mencarinya, Bian tidak menemukan Gerry dimanapun bahkan sampai pulang sekolah. Dia juga sempat mendatangi kelas Fany.
"Jinan, Lo liat adek gue gak?" Tanya Bian ketika mampir ke kelas 11 IPA 3.
"Oh, katanya Fany lagi ada urusan sama Gerry. Gak tau dimana, emang kenapa kak?"
"Lo.. Lo beneran gak tau??"
"Iya kak. Soalnya Fany gak bilang apa-apa."
Mendengar jawaban Jinan membuat Bian seperti tersambar petir. Adiknya sedang bersama cowok es itu... Berdua..
Bian tidak bisa membayangkan! Mendadak cowok itu frustasi dan langsung pergi meninggalkan Jinan yang tampak bingung di ambang pintu kelasnya. Bian merasa emosi sampai wajahnya memerah.
'Anjing!! Belom sah udah berduaan mulu! Awas aja Lo Gerry kalo sampe adek gue Lo apa-apain!' ucap Bian dalam hati sambil menyumpahi.
Akhirnya hari itu, Bian berusaha mencari Gerry dan hasilnya nihil. Sampai pulang sekolah bahkan di telfon tidak ada jawaban. Disaat Bian memutuskan untuk mencari Gerry keesokan harinya di sekolah, dia justru bertemu cowok itu di lapangan basket umum saat malam hari.
Awalnya Bian memiliki janji bermain basket dengan teman seangkatannya, tapi ia justru bertemu Gerry dan angkatannya juga.
Lapangan basket umum dekat taman kota memang sering digunakan oleh anak basket SMA Cendana saat malam hari.Tapi mengingat betapa susahnya menemukan Gerry di sekolah dan malah bertemu di lapangan membuat Bian agak kesal.
Gerry yang hendak melempar bola ke arah ring saat pemanasan langsung di tahan Bian. Cowok dengan minim ekspresi itu menoleh ke arah Bian yang tiba-tiba di sebelahnya.
"Apa?" Tanya Gerry akhirnya tidak jadi melempar bola dan memilih menjepitnya di pinggang.
"Gue mau ngomong." Kata Bian sambil mengajak Gerry ke pinggir lapangan.
Keduanya duduk di kursi panjang sementara yang lain tampak bersenang-senang bermain bola basket di lapangan. Melihat reaksi Bian yang jarang mengajaknya berbicara serius, jadi Gerry berfikir ini ada sangkut pautnya dengan Fany.
Ah, sejujurnya Gerry malas untuk membahas hal ini. Tapi tampaknya Bian sangat frustasi.
"Mau ngomong apa? Masalah gue sama Fany?" Tanya Gerry to the point.
"Iyalah anjing! Emang gue kalo serius gini mau ngomongin masalah apa lagi??" Balas Bian agak emosi.
Gerry menghela nafas kemudian melipat kedua tangannya di depan dada, siap mendengar celotehan Bian. Sementara itu Bian dengan susah payah bertanya, "Lo beneran jadi tunangan adek gue?" Pertanyaan yang sungguh berat dan tidak ikhlas meluncur dari mulutnya.
"......."
Gerry tidak menjawab karena pertanyaan itu sudah sangat jelas! Kenapa Bian masih ingin konfirmasi?
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE
Teen FictionSetelah mengetahui mantan pacarnya adalah cowok brengsek, Fany akhirnya mau tak mau harus terlibat perjodohan yang sudah disiapkan oleh orang tua nya. Alasannya sih demi menghindari Fany dalam berhubungan dengan cowok seperti itu lagi. Awalnya gadis...