BAB 15 : FANY LUPA PERJODOHANNYA!

13 1 0
                                    

Setelah pulang dari kegiatan kemah, badan Fany terasa sakit dan kaki nya benar-benar seperti jelly. Sepertinya dia terlalu bersemangat dan akhirnya dia sudah memcapai batas fisik manusia.

Gadis itu merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Kalau dipikir-pikir kegiatan kemah itu menyenangkan terlebih lagi Gerry yang peduli padanya! Bukankah ini perkembangan yang pesat? Seorang Gerry yang terkenal tidak bisa dekat-dekat dengan cewek, menggendongnya!

Bukannya artinya gue ada sedikit kesempatan?

"Ngapain lo nyengir-nyengir, kerasukan badarawuhi di hutan?" Tanya seseorang tiba-tiba membuat lamunan Fany buyar.

Matanya menangkap Bian yang berdiri di sebelah kasurnya sambil menatapnya. "Idih! Ngapain lo masuk kamar gue!"

"Gue udah ngetok pintu, tapi lo nya aja yang budek. Nih gue disuruh ngasi ini ke lo." Ucap Bian sambil melempar kantung plastik ke samping Fany.

"Apa tuh? Dari siapa?"

"Bunda. Ini baju lo buat di pake ke acara perjodohan besok."

"......."

"Katanya, lo coba dulu. Siapa tau ukurannya gak pas." Lanjut Bian sementara otak Fany masih konslet.

Apa dia bilang?

Perjodohan?

"HAH!" Pekik Fany langsung bangkit dari rebahannya dan menatap Bian dengan ekspresi terbelalak.

"PERJODOHANNYA BESOK?"

"Iya, kan besok udah minggu depan sejak ayah bilang mau jodohin lo."

Sial.. Fany benar-benar lupa.

**

Rasanya bagaikan cuaca cerah sebelum badai petir menerjang. Bersenang-senang dahulu bersusah-susah kemudian. Rifany benar-benar harus di hadapkan oleh kenyataan kalau dia harus menghadiri perjodohan yang di adakan orang tuanya.

Semalaman dia berfikir. Tidak apa-apa menghadiri perjodohan itu, toh kalau tidak cocok, dia siap memfitnah calon tunangannya. Masih ada rencana Bian, jadi dia tidak perlu khawatir.

DIA AKAN MEMFITNAH CALON TUNANGANNYA SEHINGGA MEMBUAT AYAH DAN BUNDA ILFEEL!

Maka dari itu, Fany berhenti memikirkan perjodohan recehan itu dan keesokan harinya di sekolah dia seperti biasa melewati harinya dengan riang dan sedikit rasa kesal.

"Pagi Nan!" Seru Fany memasuki kelas sambil berjalan ke bangku nya. Jinan yang sedari tadi sudah duduk di kursinya mengangguk dan membalas.

Fany duduk di kursinya dan pendangannya sedikit janggal. "Loh? Akila mana?" Tanya Fany karena biasanya Akila adalah orang pertama yang tiba di kelas di antara mereka bertiga.

"Gak tau. Gue udah chat juga gak di bales." Kata Jinan.

"Hmm yah, mungkin dia gak enak badan." Kata Fany. Gadis itu mulai membuka topik lain.

"Oh ya Nan! Btw.. hubungan Lo sama Jevan, yang tau siapa aja?" Tanya Fany setengah berbisik.

"Gue baru kasi tau Lo sama Akila. Gak tau kalo Jevan." Balas Jinan.

"Jadi Lo gak kasi tau Alvian?" Tanya Fany karena teringat kalau Alvian juga naksir Jinan.

"Iya."

"Waduh! Pantesan dia masih ngejer-ngejer Lo!" Kata Fany.

"Jadi, apa gue harus bilang ke dia juga?"

"Hah? Emang Lo tau Alvian orangnya kayak gimana? Dia emang kalem, tapi kita kan gak tau... Siapa tau aja dia.." ucap Fany curiga karena dia sudah berpengalaman dengan tipu muslihat seorang lelaki.

TROUBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang