Hari ini Bian terlambat keluar kelas karena harus remidi ulangan harian kimia nya sehingga Fany mau tak mau harus menunggunya di bangku taman dekat kelasnya. Akila dan Jinan sudah pergi duluan sementara Fany dengan bosan memainkan ponselnya. Sedari tadi chat nya tidak di balas oleh Gilang sehingga dia semakin bosan. Bangku taman itu terletak di bawah pohon sehingga suasananya cukup adem.
Sebenernya kalo rebahan enak juga.
Fany menguap dan akhirnya menaruh kepalanya di atas meja. Dia memejamkan matanya sebentar namun terbuka lagi karena tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mendekat. Fany menangkap sosok Dika yang mendekat sambil mengunyah jajan Chiki rasa ayam panggang. Ngomong-ngomong, Dika itu adalah teman sebangku nya di kelas.
"Ngapain lu?" Tanya Fany.
"Gak ada, gabut. Lo?" Tanya Dika balik.
"Nungguin Abang gue remidi." Jawab Fany sementara Dika terus mengunyah jajannya.
"Mau?" Tanya Dika sambil menawarkan jajan nya dan akhirnya gadis itu langsung duduk tegak.
"Tumben banget gabut. Biasanya Lo sibuk, Dik."
"Lagi gak ada ide ngonten. Maka nya gue keliling sekolah kayak orang tolol." Balas Dika sambil duduk berhadapan dengan Fany.
Walaupun mengaku orang tolol, sebenarnya Dika adalah seorang selebgram dan tiktokers dengan konten musik dan 'a day in my life'. Dia juga baru-baru ini ingin mengembangkan channel youtubenya untuk mengunggah cover lagu. Mereka adalah teman sebangku dan Fany merupakan gadis yang supel dan ceria sehingga terkadang Dika mengajaknya untuk membuat konten. Well, mereka cukup dekat sebagai teman kerja. Selain mendapat ketenaran dari citra Dika, terkadang Fany juga mendapat beberapa barang endors dari Dika sehingga dia dengan senang hati membantu.
"Gimana tadi pelajaran Bu Sarah? Lo dapet berapa?" Tanya Fany basa-basi sambil masih mengambil satu persatu jajan Dika.
"Goceng." Jawab Dika.
"Anjrit itu mah harga Chiki Lo!"
"Yaah intinya lebih tinggi dikit dibanding nilai Lo." Ucap Dika membuat Fany langsung menabok kepalanya.
"Aduuh! Anjing kasar banget Lo jadi cewek."
"Ya biarin!" Balas Fany sambil tertawa lebar sementara Dika langsung mendengus.
"Btw besok pemilihan ketua OSIS, kenapa Jevan gak nyalonin diri ya?" Tanya Dika tiba-tiba penasaran.
"Ya mana gue tau. Deket aja kagak."
"Lah bukannya Lo kenal?"
"Iya gue kenal, cuma gak deket. Kita gak pernah nongkrong bareng soalnya dia anaknya sibuk."
"Gile si Jevan, kerja lembur bagai quda jadi anggota OSIS aja followersnya udah ngalahin gue."
"Ya gimana gak tenar, muka nya sama kepribadiannya cakep. Lah lu muka doang yang cakep, sifat anjlok."
"Ya makasih atas pujian cakep nya. Eh tapi menurut voting cowok paling ganteng di sekolah pas HUT sekolah itu, yang paling ganteng itu bukan Jevan."
"Iya gue tau, itu Gerry kan? Tapi menang beda tipis sama Jevan."
"Iya, soalnya Gerry orangnya dingin banget. Maka nya gak populer kayak Jevan."
"Bodo amat, pacar gue yang paling ganteng! Gue—, eh duluan ya Dik! Abang gue udah kelar, bye!" Ucap Fany tiba-tiba bangkit dari duduknya dan berlari meninggalkan Dika.
"Yaelah."
**
Akhir-akhir ini semua orang sedang membicarakan pemilihan ketua OSIS baru. Ketika hari-H, semua murid berkumpul di aula besar indoor sekolah. Jam ke-3 pelajaran di bebaskan untuk membiarkan seluruh siswa berpartisipasi dalam mendengarkan kampanye calon ketua OSIS sekaligus melakukan pemungutan suara. Di depan aula, terdapat mimbar besar yang di sediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLE
Teen FictionSetelah mengetahui mantan pacarnya adalah cowok brengsek, Fany akhirnya mau tak mau harus terlibat perjodohan yang sudah disiapkan oleh orang tua nya. Alasannya sih demi menghindari Fany dalam berhubungan dengan cowok seperti itu lagi. Awalnya gadis...