Dahyun dengan segera bersembunyi.
"Ehh kenapa juga aku harus bersembunyi. Memangnya dia siapa" Dahyun keluar dari tempat persembunyinya kemudian lanjut melihat-lihat jam tangan.
Ia sesekali melirik ke arah Sana yang ternyata sekarang sudah tidak ada ditempat yang ia lihatnya tadi.
"Mereka kemana" lirihnya.
"Yakk memangnya kenapa aku harus memikirkan dia, ingat Dahyun, dia bukanlah siapa siapa. Iya bukan siapa siapa. Lagipula dia tidak pernah serius tentang hubungannya dengan semua orang" ujarnya yang terus saja berkelahi dengan pikirannya.
Jantungnya memang mendadak berhenti berjalan untuk sekejap saat melihat kedua orang tadi.
Dahyun harus jujur pada dirinya sendiri, bahwa ia memang masih menaruh perasaan pada Sana meskipun itu sudah sangat lama bahkan meski ia tahu Sana tidak merasakan hal yang sama padanya.
"Dahyun, aku sudah selesai belanja nih. Kamu udah selesai liat liatkah?" Ujar Chaeyoung yang baru datang.
"Ehm nee, aku ingin membeli ini. Tunggu sebentar"
Mereka akhirnya selesai berbelanja dan pulang. Sebelum pulang Dahyun mengantar Chaeyoung dahulu untuk kerumahnya karna sangat terpaksa.
Bahkan orang tuanya sudah menitip Dahyun pesan untuk mengantar pulang orang menyebalkan sejagat korea ini.
Kalo jepang tentu Sa-...
"Eohh Dubu-aaa~ kau sudah pulang? Ayo sini kemari" eommanya menepuk nepuk kursi yang berada disebelahnya.
"Sebelum tidur makan dulu sekalian ada yang ingin appa sampaikan." Dahyun hanya bisa mendecak sebal kemudian akhirnya menurut
Sedangkan Eomma dan appanya hanya mengulum senyum.
"Jadi appa dan eomma sudah memutuskan untuk menjodohkanmu dengan anak teman appa" mata Dahyun membulat mendengarnya.
"Mwooo ? Shirreo !! Ini sudah dijaman apa sampai sampai perjodahan masih berlaku ! Aku pokoknya tidak ingin dijodohkan sama siapa siapa, lagipula aku tidak mengenalnya. Aku tidak ingin dengan om om pedofil titik. pake koma,! " tekan Dahyun.
"Bukan begitu sayang~ kau mengenalnya lagipula dia bukan seperti yang kau bayangkan. Dan kami sudah memutuskan untuk memulai perjodohan saat kalian lulus SMA, lebih cepat lebih bagus" bujuk eomma.
"Aku sudah mengatakan. Aku . Tidak . Mau" Dahyun meninggalkan meja makan dan pergi ke kamarnya. Sedangkan kedua orang tuanya hanya saling menatap dalam diam
"Kenapa busuk begitu mukanya? Ada masalahkah?" Chaeyoung datang dengan dua kotak susu ditangannya, yang satunya rasa coklat untuk Dahyun dan satunya strawberry untuknya.
"Hah~ tidak juga"
"Kau tahu aku bisa membacamu. Tidak usah memendamnya. Setidaknya kau harus melampiaskan semuanya pada seseorang"
"Menumbukmu, gitu?"
"Bukan begitu juga Kim Dahyun. Intinya kau bisa memberitahuku tentang masalahmu." Dahyun sedikit berpikir kemudian membenarkan posisinya.
"Hmm baiklah jadi aku akan dijodohkan"
"Mwooo... jinjja?!" Chaeyoung jelas terkejut dengan apa yang dibilang Dahyun.
Ia jelas tahu bahwa orang tua Dahyun bukanlah tipe orang yang ingin menjodoh-jodohkan anaknya dengan orang lain. Apalagi mengingat Dahyun yang bisa dibilang anak kesayangan mereka. Pasti ada suatu alasan dibalik semua itu.
"Tenang saja, pasti pilihan uncle dan aunty adalah yang terbaik untukmu Dahyun" Dahyun mendengus kesal.
"Ck, tetap saja itu bukan keinginanku. Aku hanya ingin menjalani kehidupan sesuai dengan pilihanku !" Tekan Dahyun.
![](https://img.wattpad.com/cover/297201452-288-k561870.jpg)