siapa dia?

288 43 7
                                    

"tunggu sebentar eomma" kata Dahyun meraih tasnya lalu turun dari tangga.

"panggil kakakmu itu Dahyun-

"EONNI AYO TURUN CEPAT!" teriak Dahyun.

"bagus ya kamu.. eomma suruh panggil malah teriak-teriak disini" oceh eomma yang membawa nampan ke meja makan.

"hehe kan yang penting Dubu udah panggil" Dahyun menarik kursi didepan eommanya dan mendudukinya.

"semalam eomma sama appa pulang jam berapa?"

"eomma lupa.. intinya waktu itu saat kami pulang kalian berdua sudah tidur sambil ngorok-ngorok" jelas eomma.

"haha iya.. apalagi eunsol, bibirnya sudah kayak sungai karna ilernya" tawa appa.

"ih appa apaan sih! kan itu sesuatu yang nggak perlu dijelasin" rengek eunsol yang sudah mengambil tempat disebelah Dahyun.

"aigoo putri besarku mengamuk. ngomong-ngomong Dahyun.. tentang perjodohan-" mendengar tuturan ayahnya raut Dahyun berubah.

"ah bukan apa-apa. kalau kau tidak mau, appa juga tidak ingin memaksamu.." lirih appa lalu mulai memotong makanannya.

Dahyun bergerak menatap kecil appanya.

"tidak appa.. Dahyun mau kok" senyum tak lupa ditunjukkan.

"beneran?!" terlihat senyum mulai merekah diwajah appa Dahyun, eomma yang melihat itu ikut tersenyum.

"iya.. kapan aku bisa melihat orang yang akan dijodohkan denganku?"

"hati-hati Dahyun.. nanti yang muncul modelan om ragil baru tau-"

"Eunsol! hush!"

"jangan nakutin adikmu dan soal itu tenang saja. appa tidak mungkin membiarkan anak appa dijodohkan dengan om-om."

"sini peluk appa" Dahyun mulai bergerak kemudian memeluk appanya.

tak lupa usapan pada punggung Dahyun diberikannya.

"anak appa yang penurut"

"terus aku gimana?" ujar Eunsol yang tidak terima dikatai pembangkang.

"kamukan anak om ragil" celetuk eomma yang mengundang ekspresi kesal oleh Eunsol.

"oh iya appa lupa hahaha"








suasana sekolah sangat tenang.

wajar saja... ini masih terlalu pagi untuk para pemalas yang mencari ilmu sebagai formalitas datang.

begitu dengan Dahyun.

ia sebenarnya sangat malas untuk datang sepagi ini. ia bahkan untuk pertama kalinya bangun mendahului Eunsol.

dan itu semua karena Sana.

ya.. gadis yang sedari kemarin ia hindari. rasanya ia masih mengantuk karena bangun sepagi tadi.

mata mulai terpejam. sedikit bayang bayang mulai hilang menjadi kosong.

rasanya menutup mata merupakan keputusan yang tepat...

Dahyun pov

aku merasa ada sebuah tangan yang menyapu-nyapu kepalaku.

kenapa aku merasa tenang dan nyaman.

tangannya terasa hangat..

aku ingin membuka mataku untuk melihat siapa pemilik tangan tersebut namun mataku enggan untuk terbuka.

sangat berat rasanya.




aku tidak tau berapa lama aku tertidur yang jelas tepukan seseorang dipunggungku mengharuskanku untuk membuka mataku.

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang