tidak terima

155 28 3
                                    

"aku perlu bicara denganmu!" ungkap seseorang.

Tangan orang tersebut langsung meraih tangan dahyun namun lansung dengan sigap dahyun melepas lembut.

"Maaf, tapi aku sedang buru-buru kak, kita bicarakan hal itu nanti saja ya~" akhirnya punggung yang sedang mendukung tas itu dengan segera pergi dari sana meninggalkan sang gadis yang masih dengan masalah pikirannya.

aku harus bicara dengannya.





senyum nampak di wajah si gadis tofu.

"apa kau menungguku lama?" pertanyaan tersebut keluar begitu saja kala melihat temannya yang tengah menatapnya.

"ani, aku juga baru sampai dari toilet tadi" dahyun mengangguk.

"yasudah ayo kita pergi" jieun mengangguk antusias dan mulai mengikuti dahyun dari belakang.

"e-eoh kau bawa motor?" sedikit kebingungan karena melihat dahyun kearah tempat parkiran motor.

"iya, apa kau tidak suka?" dengan cepat jieun menggeleng.

"bukan begitu! hanya saja ini kali pertama aku naik motor, apalagi ini motor besar. apa mungkin aku bakal jatuh nantinya?" ucap jieun yang membuat dahyun terkekeh menahan gemes.

"tenang saja, aku akan membawanya perlahan-lahan dan kau tidak perlu khawatir saat kau bersamaku." Bagai terbang dilangit ketujuh, entah apa yang dirasakan jieun saat ini namun yang pasti wajahnya sudah merah seperti tomat sekarang.

sedikit menunduk karena malu, akhirnya jieun memberi tanda setuju dengan sedikit anggukan.

dahyun tersenyum lalu mengelus rambut jieun sebentar sebelum mengambil helm dan memakaikannya pada jieun.

"kau saja yang pakai helm" ucap dahyun. karna memang motor dahyun tidak memiliki jok untuk menyimpan helm atau barang lainnya dan dahyun juga tidak ingin jieun kenapa-napa.

ingat jieun anak orang.

"t-tidak! harusnya kau saja yang pakai helm. aku tidak apa-apa, kan ak-

"sstt diamlah nona dan ayo cepat naik" meski awalnya sedikit menolak, akhirnya gadis itu menyetujuinya.

"berpegangan, aku tidak ingin kau jatuh" itu ucapan dahyun sebelum ia menarik tangan jieun untuk dilingkarkan dipinggang rampingnya.

jangan tanya ekspresi jieun yang sekarang sangat merah padam mendapat perlakuan seperti itu dari dahyun.

padahal tubuh dahyun bisa digolongkan pada golongan yang kecil tapi kekuatan otonya memang tidak main-main.

"apa mereka jadian? wahh aku iri sekali sama murid baru itu"

"dia sangat beruntung bisa dekat dengan dahyun"

"saat membawa motor saja dahyun terlihat sangat keren"

itulah bisik-bisik dari para murid yang memang bisa didengarkan oleh kedua orang tersebut.

jieun baru tau kalau dahyun ternyata cukup terkenal disekolah ini. mungkin saja karena permainan dahyun tadi atau memang tampang dahyun sangat menarik perhatian.

itulah yang dipikirkan jieun.



"jadi dimana tempat yang kau katakan yang akan dikunjungi?" tanya dahyun disela pandangannya yang masih fokus kepada jalanan yang nampak ramai.

"aku akan memberitahumu arahnya namun aku masih belum bisa memberitahumu tempat seperti apa itu"
dahyun mengangguk. tak ingin berkomen banyak, toh dia juga akan segera tahu.

dan seperti yang dijanjikan oleh dahyun. ia memang membawa kendaraannya dengan kecepatan yang normal dan tidak pernah mengebut sehingga membuat jieun merasa aman sepanjang perjalanannya.

"taman bermain?" kebingungan nampak diwajah dahyun.

"eoh! waktu dulu aku sering sekali pergi ke tempat ini tapi setelah aku harus meninggalkan kota ini, akhirnya baru sekarang aku dapat mengunjunginya" dahyun tersenyum mendengar cerita jieun.

"kalo begitu, ayo kita nikmati hari pertamamu kembali bermain ditempat ini!" ujar dahyun dan langsung menarik tangan jieun.


















dilain sisi, sana merasa kesal, marah dan kecewa karena lagi-lagi masalahnya dengan dahyun belum juga menemukan titik terang.

sana tidak tahu dengan perasaannya.

"apa aku sedang cemburu?" tanya sana dalam hati.

berkali-kali ia mencoba untuk tidak memikirkannya namun ia makin terpikir dengan si gadis berkulit putih pucat.

"mereka pergi kemana ya?" itulah pertanyaan dikepala sana saat mendengar gosip dari teman-temannya yang melihat dahyun dengan seorang gadis.

ia merasa sangat kesal mengetahui dahyun menghindarinya demi pergi dengan temannya? itu.

lama bergelut dengan pikirannya, sana memutuskan untuk menelpon eunsol.

panggilan berlangsung dan dengan sigap diangkat oleh sang penerima panggilan.

"sana, waeyo?"

"anu apa dahyun sudah pulang?"

"dahyun? aku sedang tidak ada dirumah tapi tadi dia menelponku dan mengatakan kalau ia akan pulang sedikit larut. kenapa san?"

"ohh nggak jadi sol hehe. cuman tanya aja kok" ucap sana kesebrang sembari menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

"yasudah kalo nggak ada lagi. aku tutup ya"

"nee"

tut!













"terima kasih dahyun buat hari ini.. aku sempat ngira kalo kamu bakal nolak ajakan aku secara kita baru temenan" ujar jieun dengan senyum tulus.

"sama-sama dan biarpun kita ketemunya masih baru tapi aku udah ngerasa kalo kamu itu teman aku jadi jangan sungkan ya" balas dahyun yang mengundang kembali senyum dari kedua bibir.

pandangan saling mereka lemparkan didepan perkarangan rumah gadis itu.

"kalo gitu kita ketemu besok yah, kamu masuk gih jangan nanti masuk angin" lembut dahyun yang disertai dengan eye smile nya.

"yaudah, kapan-kapan mampir yaa" dahyun mengangguk sebagai respon lalu kembali menaiki kendaraannya dan membawanya dengan kecepatan tinggi.

tidak memerlukan waktu lama bagi dahyun untuk sampai dirumahnya.

nafas sedikit ia hembuskan, menarik helm yang sedari tadi menemaninya dan meletakannya disisi lain garasinya.

"ohh, eunsol sudah pulang" guman dahyun melihat mobil tesla yang telah terparkir berseblahan dengan mobilnya.

tak berpikir lama, dahyun langsung masuk kedalam rumahnya dan langsung disambut oleh orangtuanya dan tentu kakaknya yang sedang duduk di ruang makan.

"dubu-ah baru pulang?" dahyun mengangguk dan mengambil tempat dimeja makan yang besar itu.

"appa dengar kau menginap dirumah sana?" kepala yang semula menatap lauk pauk kini mulai terangkat.

"appa dengar dari siapa?" pertanyaan terlontar begitu saja.

"si minatozaki menelpon appa kemarin dulu mengatakan bahwa kau akan menginap malam itu karena sudah terlalu larut" dahyun terdiam.

"appa senang melihat kalian bersama lagi" lanjut mr kim menampilkan senyum khas yang diwariskan ke anaknya.

"kami tidak bersama! dia hanya kakak kelasku!" tekan dahyun.

"yang bener? kakak ato kakak?" goda eunsol yang mendapat tatapan elang dari dahyun.

sedangkan kedua orang tuanya hanya saling tatap mendapat jawaban dari anak mereka.

hingga makan malampun berakhir dengan keheningan.












alo😎

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang