visiting

335 58 5
                                    

"Uh- nee"

"Kenapa waktu lalu aku tanya kau bilang tidak?!" Sana mulai menarik tangan Dahyun untuk masuk kedalam pintu itu kemudian mendorongnya agar tergesek dengan pintu dibelakangnya.

"I-itu uhm. Kita memang pernah bertemu tapi itu sudah sangat lama sekali. Lagipula i-itu tidak penting" lirih Dahyun sembari memalingkan kepalanya tidak ingin memandang gadis didepannya itu.

Sana menghembuskan nafasnya lemah.

"Hah~ apapun yang terjadi padamu, pada kita berdua. Itu adalah hal yang penting bagiku. Kau prioritasku Dahyunnie~"

Sana mengelus kepala Dahyun kemudian mendekatkan wajahnya makin dekat namun ditahan Dahyun.

"Apa hubungan kita, Sana sunbae?" Pertanyaan Dahyun membuat Sana terdiam sebentar, ia juga masih berpikir apa hubungan mereka.

Apa mereka adalah teman? Namun yang mereka lakukan saat ini itu melewati kata 'teman'

"Dengar Dahyun, apapun hubungan kita itu tidaklah penting yang pen-

"Ani. Itu sangat penting,jadi skarang tolong katakan apa hubungan kita sekarang?" Dahyun benar benar tidak bisa menunda lagi untuk mendengar jawaban Sana.

Ia harus memastikan hubungan mereka agar tidak ada kesalah pahaman.

" uhm.. adik?"

Dahyun mendorong sedikit tubuh Sana untuk menjauh.

Jawaban Sana benar benar membuatnya kecewa, setelah apa yang mereka lakukan, apa yang Sana perbuat terhadapnya. Apa itu semua cuman karena Sana menganggap Dahyun adiknya?

"Sepertinya setiap kakak adik tidak melakukan ini.." Dengan wajah tanpa diartikan Dahyun segera menyambar bibir Sana kemudian melumat-lumatnya dengan kasar.

Hmpp-

Sana terkejut dengan perlakuan Dahyun. Ia memukul dada Dahyun saat ia merasa nafasnya kian menipis namun Dahyun tetap kekeh melumat bibir manis Sana.

Menarik kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka.

"Dahyun !" Kali ini dorongan Sana lebih kasar membuat tautan mereka terlepas.

Dengan nafas yang tersengal-sengal ia menatap Dahyun yang ekspresinya benar benar tidak seperti sikap Dahyun biasanya terhadapnya. Saat ini, ia menunjukkan ekspresi dingin,ekspresi yang biasa ia tunjukkan pada orang yang tidak dikenalnya.

"Sana.." lirih Dahyun membuat Sana kembali menatapnya.

"Sekali lagi aku ingin bertanya... apa hubungan kita?

"Err-

"Jika kau benar benar hanya menganggapku adikmu. Maka aku dengan senang hati akan menganggapmu kakakku, a~ aku juga tidak akan berharap apapun darimu" Ucap Dahyun menunjukkan senyum pahitnya.

Ia benar benar pasrah skarang.

Dengan apa yang terjadi. Dengan apa yang Sana inginkan.

Sana membelai wajah Dahyun.

"Berhentilah berharap. Kau.. adalah milikku Dahyun. Tetaplah seperti ini,kau bukan adikku ataupun temanku jadi berhentilah berharap karena harapanmu adalah harapanku juga" mendengar ucapan Sana, Dahyun benar benar tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

Damn

Ini benar benar gila. Namun ini nyata !.

Dahyun menarik tengkuk Sana kemudian menariknya dalam ciuman hangat.

"Hey ! Kalian berdua, cepatlah ganti baju dan turun kebawah" ucap mrs. Minatozaki dari luar sana membuat mereka saling melempar senyum malu.

"Nee okaasan !"

Promise Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang