🐤SenZe-18🐤

16.2K 1.9K 59
                                    

Like usually ya guys, 500 vote dan 100 komen yaaa.

~~~~~

Senin mengerucutkan bibirnya saat mendengar telepon dari Zeva, istrinya minta izin pergi bersama Milna dan Devina.

Sebenarnya Senin enggan memberikan izinnya pada Zeva, tapi karena Zeva tak pernah liburan setelah sebulan pernikahan mereka jadi Senin memberi izin.

"Kenapa lagi?" pertanyaan Thio tak Senin perdulikan, dia bertopang dagu di meja kerjanya.

Thio dan Xaga datang ke kantor Senin selagi menunggu kekasih mereka pulang berbelanja bersama, jadi mereka gangguin Senin kerja.

"Kapan sih Mimil pulang, ish." Xaga melipat tangannya di dada, helaan napas kasar terus dia berikan.

Harusnya tadi dia mau ngikut Milna ke Mall, tapi Milna ngelarang dan malah marah padanya.

"Sudahlah, biarkan saja mereka jalan-jalan, kenapa sih kalian?" Thio heran sekali melihat kedua temannya ini, padahal pasangan mereka bukannya selingkuh, tapi kenapa keduanya se nelangsa ini.

Senin lesu sekali. "Gue mau ikut sama Zeva tadi.." lirih Senin sedih, dia memainkan pena ditangannya, dia kan takut Zeva kenapa-napa.

"Hadeh." bucin, baru kali ini Thio melihat Senin sebucin ini pada perempuan, dulu sih waktu masih di Sekolah Senin ini playboy kelas kakap.

Tak pernah bersungguh-sungguh dalam menjalin kasih, tapi kini bersama Zeva terlihat sekali cinta dikedua mata Senin.

Kini Thio beralih pada Xaga yang sibuk merokok disudut ruangan, tatapannya terus tertuju pada ponselnya, menanti panggilan atau pesan masuk dari Milna.

Kalau Milna tau Xaga merokok, habis dia dimarahi pacar cantiknya itu.

"Awas aja kalau dia berani deket sama laki-laki lain, aku bunuh dia nanti." Xaga tetaplah pria possesive dengan prinsip anehnya.

Prinsipnya, dia akan membunuh Milna jika gadis itu ketahuan selingkuh, lalu setelah dia berhasil membunuh Milna, maka dia akan bunuh diri.

Kenapa malah Milna yang dia bunuh? Karena lebih baik Milna mati ketimbang dimiliki pria selain dirinya.

Xaga tak akan pernah rela Milna menjadi milik pria lain, sebab gadis itu adalah miliknya, mutlak sampai gadis itu mati.

Sementara itu Milna.

"Uh, aku merinding." mereka saat ini ada di sebuah toko pakaian bayi, atas ajakan Zeva sebenarnya.

"Ada apa?" tanya Devina begitu melihat Milna bergidik pelan.

Milna menggeleng pelan. "Ini bagus kan?" Zeva merasa tertarik sekali dengan kaus berwarna kuning bergambar kan donald bebek.

Devina mengangguk. "Itu bagus, beli aja, apa kau sedang hamil?" pertanyaan Devina membuat Zeva terdiam.

Ah, dia belum mendapat tamu bulanannya sejak sebulan pernikahan ini.

Apa benar dia hamil?

"Aku tidak tau, nanti temani aku periksa, boleh?" Devina dan Milna mengangguk, tentu saja boleh yakan.

"Tentu saja, kenapa tidak." jawab Milna lembut.

Dia senang mendapatkan teman lagi, karena ke possesivan seorang Xaga padanya selama ini, pasti dia tak punya sedikitpun.

Memiliki teman seperti Devina dan Zeva membuat Milna sedikit tak kesepian lagi.

Tapi tetap saja ponselnya pasti sudah dibombardir oleh Didin, memang itu bayi maung satu yang gabisa ditinggal lama.

🐤Bersambung🐤

My Spoiled Senin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang