Iya nanti malam ya cerita Lohan dan 6 Alter ego nya, ayo tembuskan 500 vote dan 100 komen!
~~~~~
"Mas, mau beli seblak." Senin menoleh, mereka baru selesai main setelah 5 ronde dan ini baru jam 4 subuh, dimana mau beli seblak?
Tatapan matanya tertuju jelas pada Zeva yang tengah duduk ditengah kasur dengan piyama satin ungu ditubuhnya.
Tubuh Senin tadi penuh dengan cupang dari Zeva, permainan kali ini lebih soft, tapi tetap saja tubuh Senin penuh dengan maha karya Zeva.
"Mau beli dimana dek, ini masih jam 4 subuh sayang." Senin berusaha menjelaskan tanpa menyakiti hati Zeva.
Dari yang dia baca di google, ibu hamil mudah tersinggung dan sangat sensitif, jadi Senin berusaha bicara selembut mungkin.
Zeva merengut sebal. "Au ah, pokoknya aku mau seblak! Beliin!!" seru Zeva kesal, dia langsung menutup tubuhnya dengan selimut.
Senin gemas, tumbenan Zeva bertingkah seperti ini, perlahan Senin menurunkan selimut dari tubuh Zeva kemudian memeluknya.
"Aku minta mami aja ya, mami ada nyetok seblak kering di rumah, mau?"
Zeva mengangguk, dia berbalik dan tidur diatas tubuh Senin. "Terserah, yang penting seblak." Zeva menciumi dada telanjang Senin, bawaan bayi nih, jadi Zeva napsuan mulu liat badan Senin.
"Dek, baru kelar main kita."
"Sst, main lagi ayo!"
"Enggak, dek bentar lagi subuh sayang."
"Ih, nanti aku sewa gigolo nih."
"Ih jangaaaaaaan, iya ayo main ayo, jangan sewa gigolo!"
"Hehe, ayo main."
Senin sabar Senin tabah, dia harus terbiasa dengan napsu besar Zeva yang hamil ini.
....
"Sayang, selamat ya, jaga kehamilan kamu, jangan gendong si Raksa lagi."
Zeva tertawa pelan, kini kedua orang tua mereka datang setelah mendengar kabar kehamilan Zeva dari Senin.
Senin lagi diberi wejangan dari Papi dan Ayah mertuanya. "Mami, mau cuanki." rengek Zeva sembari memeluk mertua perempuannya erat.
Mami Senin terkekeh pelan, sementara Mama Zeva mencibir tanpa suara. "Bentar mami buatin ya nak." Zeva ini disayang banget sama mertuanya.
"Zeva, jangan kebanyakan makan pedas." tegur Mama nya.
Zeva mengangguk. "Okey!"
"Hebat kamu Senin, udah jadi aja benihnya." Senin tertawa canggung, dia mengelus tengkuknya merasa terbebani dengan tekanan dari Papa dan Papi nya.
"Iya Pah, Pi."
"Jaga Zeva, jangan pernah main perempuan." keringat dingin mulai menyucur didahi Senin, sial kok jadi gini aura Papa dan Papi nya, seram.
Tapi memang harus ditekan seperti itu, Zeva tidak boleh sampai menangis karena bejatnya Senin, Papa dan Papi sudah menegaskan Senin agar jangan pernah main perempuan.
"Mas, MAS MAU MANGGA MUDA MAS!"
Senin mendorong pelan kursi rodanya kearah Zeva yang sudah merengut kesal. "Beli aja ya." bujuknya lembut.
"GAK! GAMAU BELI, KAMU MANJAT KE POHON MANGGA PAK RT!"
"Tapi dek, mas kan gabisa manjat, jalan aja gabisa."
"Ish, Papiiii mau mangga mudaaaaaaaa."
"Iya nak, nanti kami panjat ya."
Zeva mengulas senyum indahnya, akhirnya dia bakal makan mangga mudah, yes!
Zeva bahagia, tanpa sadar tatapan mata lirih Senin, menyadari jika dia tak bisa seperti suami pada umumnya, dia lumpuh, tak bisa manjat pohon.
Bibirnya melengkung kebawah. "Hiks.."
Semua sontak menatap kearah Senin, kenapa dah? "Kenapa? Kok nangis?" tanya Zeva heran.
Senin merentangkan tangannya, dengan perlahan Zeva memeluk Senin erat.
"Hiks..maafin Mas karena lumpuh..hiks..mas gabisa manjat pohon..hiks.."
"Cup-cup, iya gapapa mas."
Kasian, tapi kok lucu sih hahahaha.
🐤Bersambung🐤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Senin [End]
Roman d'amourDijodohin, ganteng sih iya, anak mami juga, mudah nangis juga sih, softboy pula tuh. Tapi ya ternyata pakai kursi roda Senin Jaya Daraksa, Pria 23 tahun yang taubat setelah kecelakaan parah merenggut kedua kakinya, berandalan yang insyaf itu harus m...