CHAPTER 24

208 17 0
                                    

Keesokan harinya, setelah merasa badanku sudah kembali fit seperti sedia kala, aku memutuskan untuk ke kampus mengikuti kuliah. Dan kebetulan di hari ini, jadwal kuliahku sangat padat, mulai dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore.

Saat aku telah menyelesaikan kuliah padatku, aku baru membuka handphoneku setelah berjam- jam sibuk belajar. Ada beberapa pesan dari Bibi Tyas yang menanyakan kabarku, Azumi yang mengajakku untuk menonton pertandingan adik Yuki, dan juga Yuki yang mengabariku kalau hari ini ia tak bisa menjemputku.

Aku akan menonton pertandingan adikmu bersama Azumi.

Sekitar semenit kemudian Yuki membalasnya Aku akan menjemputmu sekitar jam 5 disana.

Selang beberapa lama, aku akhirnya tiba di gedung vanue tempat pertandingan berlangsung. Sayangnya, saat itu juga, Azumi mengirimkanku pesan kalau dia tiba-tiba harus kembali ke rumah karena Ayahnya baru saja mengalami kecelakaan kecil. Aku pun memilih untuk membeli tiket untuk menonton walau seorang diri. Ini pertama kalinya aku menonton pertandingan voli wanita secara langsung. Biasnaya aku menonton lewat tv dan aku selalu menjagokan adik Yuki, yang baru saja debut di Vleague.

Aku mendapatkan kursi yang tak jauh dari lapangan, dan membuatku bisa dengan jelas melihat Mayu. Aku memakai kacamata rabunku agar melihat dengan jelas wanita yang memiliki poni dengan rambut pendek, ia terlihat imut. Wanita muda itu selalu tersenyum dan senyumannya benar-benar mirip seperti Yuki.

Pertandingan berlangsung selama 2 jam lebih dan tim dari Mayu pun menang. Keduanya berhasil menyumbangkan poin perangkingan dan aku pun tak berhenti bertepuk tangan. Selama menyaksikan permainan Mayu secara langsung, aku langsung mengagumi wanita muda itu. Dia benar-benar sangat berbakat sama seperti kakaknya, dan aku yakin dia pasti akan mengikuti jejak kakaknya nanti.

Usai pertandingan selesai, para penonton sudah berlalu pergi dan hanya menyisakan aku yang berdiri di sekitar gedung menunggu jemputanku. Saat itu aku menyadari beberapa pemain berjalan keluar dari gedung menuju bus yang tengah menunggu mereka. Aku tak berhenti tersenyum memandangi wanita-wanita tinggi itu. Tinggi mereka sekitar 178 ke atas sedangkan aku, aku hanya 163cm.

Mayu Ishikawa pun keluar dari gedung namun sejenak berhenti saat ia melihatku. Kami saling bertatapan satu sama lain, hingga aku memberanikan diri menghampiri dengan tersenyum.

"Selamat sore. Aku penggemar beratmu, bolehkan aku mendapatkan tanda tanganmu?"tanyaku dengan mata yang berbinar melihat dari dekat wanita itu.

"Tentu saja"jawab Mayu membalasku dengan senyumannya. Aku pun memberikan catatan dan pulpenku untuknya.

"Terima kasih banyak"Jawabku dengan tersenyum sangat lebar. Rasanya aku sangat senang bertemu dengannya.

Saat itu, aku melihat Yuki yang keluar dari mobilnya usai memarkir di depan kami berdua. Entah mengapa, aku langsung menjadi sangat canggung saat Yuki menghampiriku disaat aku bersama dengan adiknya, rasanya aku belum siap untu mengenalkan diriku secara resmi sebagai pasangan Yuki, apalagi waktu dan tempat yang tak mendukung.

"Belum pergi?"tanya Yuki pada adiknya

"Mau pergi"jawab Mayu lalu melihat Yuki berdiri di sampingku cukup dekat. Sedangkan aku tak mengindahkan pandangannya melihat Mayu, aku masih tersenyum manis pada Mayu.

"Ahh Mayu, dia penggemar beratmu"ujar Yuki mengenalkanku pada Mayu.

"Dia sudah mengatakannya"balas Mayu keheranan melihat kami berdua seakan menaruh curiga.

"Aku sudah mendapatkannya. Terima kasih banyak Mayu Ishikawa"ucapku dengan kalimat yang begitu sopan.

"Kalian saling mengenal?"tanya Mayu penuh kecurigaan.

An Each Year With Yuki (Indonesian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang