PART 9

13 1 0
                                    

Happy Reading

***

Saat ini Zellie dkk sedang berada di mall terdekat, mereka sudah menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam.

"Aduh lama amat sih kalian, gua udah cape ini," decak Kenzura.

"Sabar napa sih, baru juga satu setengah jam kita sampai udah ngeluh aja."

Kenzura hanya mendumel. "Gua cape anjir pengin pulang."

"Kalau mau pulang, pulang sendiri kita masih belum selesai," sungut Celly.

"Yaudah iya, gua mau ikut kalian." Zura hanya pasrah mengikuti kemana pun sahabatnya.

Setelah merasa cape keliling mall, kali ini kelimanya berada di salah satu restoran yang ada di dalam mall tersebut.

"Habis ini mau langsung pulang apa mau lanjut jalan-jalan?" tanya Esya memecahkan keheningan.

"Gua sih ngikut aja, terserah mau kemana aja," jawab Celly sambil mengaduk minuman yang dia pesan.

"Pulang aja deh, gua capek sumpah. Kaki gua rasanya udah gak kuat jalan," ucap Zura memelas.

Celly beralih menatap Laurent dan Zellie yang sedari tadi diam menikmati dessert.

"Kalian gimana? Lanjut apa pulang?"

"Pulang."

"Lanjut." Jawab keduanya kompak.

Celly berdecak. "Ck kenapa pada gak sependapat sih gua kan bingung ngikutin siapa?"

"Pulang aja, udah hampir sore juga," jawab Laurent.

"Oke selesai makan kita langsung pulang," ucap Celly final. Dan diangguki oleh teman-temannya.

Selesai makan, mereka berjalan kearah tempat parkir namun di lobby Mall mereka melihat Zio dkk sedang berjalan memasuki area mall.

"Bentar, itu Zio dkk kan?" tanya Zura pada keempat temannya.

"Iya emang itu Zio dkk," Laurent mengangguk. "Tapi mereka ngapain ya ada di sini, secarakan cowok itu jarang banget main di mall."

"Iya gak tau lah! Mending kita samperin aja."

Zura mengajak keempat temannya untuk menghampiri Zio dkk.

"Niel!" teriak Zura memanggil Daniel.

Daniel yang merasa terpanggil mengalihkan pandangan, mencari seseorang yang memanggilnya.

Dilihatnya ada 5 cewek yang berjalan ke arah dia dan teman-temannya, dengan satu cewek yang melambaikan tangan kearahnya.

"Hai Niel," sapa Zura pada Daniel dengan nada Riang.

"Hm apa cantik?" jawab Daniel.

"Ciee Zura," sorak keempat teman Zura. Sedangkan yang cowok hanya menyimak tanpa ikut membuka suara.

"Ra, panggilan itu buat lu tapi kok gua jadi ikut baper sih?" ucap Celly.

"Kenapa lu mau cantik juga?" tanya Natzel menggoda Celly. "Kalau lu mau turutin, lu mau apa aja gua turutin selagi gua bisa."

Celly tak menjawab pertanyaan dari Natzel dia menundukkan kepalanya, karena dia merasa pipinya sudah semerah kepiting rebus. Dia tak mau menjadi bahan olok-olokan teman-temannya jika mereka melihat pipinya yang sudah semerah ini. Sebisanya dia menutupi kesalah tingkahnya akibat gombalan Natzel, tapi sayangnya Zellie malah menangkap gerak-geriknya yang terlihat grogi.

"Anjir si Celly malu-malu, gak cocok sumpah Cel lu kalau gitu geli gua lihatnya." Zellie mengejek Celly.

"Jangan di ejek gitu dong neng Zellie kasihan itu si Celly pipinya makin merah," sahut Aiden diakhiri dengan tawa.

Puk. Celly menabok lengan Aiden, sudah malu akibat gombalan dari Natzel malah ditambah malu dengan ejekan dari Zellie dan Aiden.

"Diem lu pada, gua gak enggak salah tingkah, apalagi sampai baper."

"Neng celly, gua sama Zellie gak ada bilang lu baper loh? Kok lu bilang gitu? Oh jangan-jangan lu emang beneran baper ya? Natz tanggung jawab lu anak orang baper tuh." Aiden lagi dan lagi menggoda Celly. kebiasaan Aiden selalu berlaku jahil kepada siapapun.

"Hahahha komuk lu plis bikin gua ngakak," tawa Zellie seketika menggelar.

"Eh, lu mau ngapain?" Tawa Zellie berhenti ketika ada tangan lain yang menarik lengannya menjauhi teman-temannya. Dia berusaha melepaskan cekalan tangan cowok ini pada lengannya, namun sia-sia karena tenaganya tak sebanding dengan tenaga cowok ini.

"Zio!! Lu ngapain narik tangan gua kesini!" seru Zellie ketika cekalan pada tangannya sudah terlepas. Ya cowok yang tiba-tiba menarik lengannya tadi adalah Zio, ketua geng Datreaves.

"Gapapa pengen aja," jawab Zio singkat padat dan jelas. Zellie mencak-mencak sendiri mendengar jawaban dari Zio, jika tidak berada di keramaian dia akan mencakar wajah tampan Zio.

"Duduk!" Zellie mengikuti apa yang diucapkan oleh Zio, karena berdebat dengan manusia kutub ini tidak akan ada habisnya. Zio selalu bisa mengembalikan kata-kata yang terlontar dan akan membuatnya kesal dengan jawabannya.

Keduanya dilanda keheningan, tak ada yang mau membuka suara. Baik Zio ataupun Zellie masih asik dengan keterdiamannya.

Sedangkan di tempat lain. Daniel sudah mengajak pergi Zura, begitu juga dengan Natzel yang membawa pergi Celly. Dua couple lainnya masih diam saling tatap, couple satu sama-sama kalem, dan yang satunya sama-sama cuek.

Hingga tak lama kedua pasangan itu pergi membawa gebetannya masing-masing, meninggalkan trio somplak. "Miris bener kita, niat Quality Time malah mojok sama gebetan masing-masing. Kita yang jomblo ngenes liatnya," ucap Aiden dengan nada sedih.

"Sorry itu mah lu aja, gua enggak jomblo." Rei menyangkal ucapan dari Aiden, dirinya itu tidak jomblo hanya saja tidak ada cewek yang pas untuk dijadikan gebetan.

"Terserah," ucap Aiden lalu meninggalkan Rei dan juga Arrick. Tak lama dari kepergian Aiden, Arrick ikut pergi dan hanya menyisakan Rei sendirian.

Niat cewek-cewek yang akan pulang setelah makan malah berakhir, pergi dengan ke dalam mall lagi bersama gebetan masing-masing. Melupakan rasa lelah setelah mengelilingi mall selama 4 jam lamanya.

***

TBC

Jangan lupa vote dan komen.

See you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang